Al-Hamdulillah,
segala puji milik Allah, Rabb semesta alam.
Shalawat dan salam teruntuk
Rasulillah –Shallallahu 'Alaihi Wasallam-, keluarga dan para sahabatnya.
Diantara jalan untuk meraih keberkahan
dari Allah adalah dengan menanamkan semangat untuk hidup sehat dan produktif,
serta menyingkirkan sifat malas sejauh-jauhnya. Caranya, senantiasa
memanfaatkan karunia Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan hal-hal yang berguna dan
mendatangkan kemaslahatan bagi hidup kita. Termasuk memanfaatkan waktu yang
paling baik untuk memulai bekerja dan mencari rizki, yakni waktu pagi.
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam pernah memanjatkan doa keberkahan untuk
umatnya;
اللَّهُمَّ بَارِكْ لِأُمَّتِي فِي بُكُورِهَا
”Ya Allah, berkahilah untuk ummatku waktu pagi mereka.” (HR. Abu Dawud, at-Tirmidzi, an-Nasa’i, Ibnu Majah, dan dishahihkan oleh Syaikh al-Albani).
Hikmah dikhususkannya waktu pagi dengan doa keberkahan, lantaran waktu pagi merupakan waktu dimulainya berbagai aktivitas manusia. Sebagaimana firman Allah yang menyebutkan waktu nahar (siang) sebagai tempat mencari penghidupan, “Dan Kami jadikan siang untuk mencari penghidupan.” (QS. Al-Naba’: 11)
Jika seseorang menyambut ayat di atas dari awalnya, niscaya ia akan mendapat keberkahan dalam waktu paginya. Ditambah lagi dengan kondisi seseorang yang masih cukup semangat karena dia usai beristirahat di malam hari. Oleh karenanya, beliau Shallallahu 'Alaihi Wasallam mendoakan keberkahan pada waktu pagi ini agar seluruh umatnya memperoleh bagian dari doa tersebut.
Sebagai penerapan langsung dari doa ini, apabila beliau Shallallahu 'Alaihi Wasallam mengutus pasukan perang maka beliau melepaskannya di pagi hari, sehingga pasukan diberkahi dan mendapatkan pertolongan serta kemenangan.
Contoh lain dari keberkahan waktu pagi ialah sebagaimana yang dilakukan oleh sahabat Shakhr al-Ghamidi Radhiyallahu 'Anhu -yaitu perawi hadits ini. Shakhr bekerja sebagai pedagang. Usai mendengarkan hadits ini, ia pun menerapkannya. Tidaklah ia mengirimkan barang dagangannya melainkan di pagi hari. Dan benarlah, keberkahan Allah Subhanahu wa Ta’ala dapat ia peroleh. Diriwayatkan, perniagaannya berhasil dan hartanya melimpah-ruah. Dan berdasarkan hadits ini pula, sebagian ulama menyatakan, tidur pada pagi hari makruh hukumnya.
. . . beliau Shallallahu 'Alaihi Wasallam mendoakan keberkahan pada waktu pagi ini agar seluruh umatnya memperoleh bagian dari doa tersebut. . . .
اللَّهُمَّ بَارِكْ لِأُمَّتِي فِي بُكُورِهَا
”Ya Allah, berkahilah untuk ummatku waktu pagi mereka.” (HR. Abu Dawud, at-Tirmidzi, an-Nasa’i, Ibnu Majah, dan dishahihkan oleh Syaikh al-Albani).
Hikmah dikhususkannya waktu pagi dengan doa keberkahan, lantaran waktu pagi merupakan waktu dimulainya berbagai aktivitas manusia. Sebagaimana firman Allah yang menyebutkan waktu nahar (siang) sebagai tempat mencari penghidupan, “Dan Kami jadikan siang untuk mencari penghidupan.” (QS. Al-Naba’: 11)
Jika seseorang menyambut ayat di atas dari awalnya, niscaya ia akan mendapat keberkahan dalam waktu paginya. Ditambah lagi dengan kondisi seseorang yang masih cukup semangat karena dia usai beristirahat di malam hari. Oleh karenanya, beliau Shallallahu 'Alaihi Wasallam mendoakan keberkahan pada waktu pagi ini agar seluruh umatnya memperoleh bagian dari doa tersebut.
Sebagai penerapan langsung dari doa ini, apabila beliau Shallallahu 'Alaihi Wasallam mengutus pasukan perang maka beliau melepaskannya di pagi hari, sehingga pasukan diberkahi dan mendapatkan pertolongan serta kemenangan.
Contoh lain dari keberkahan waktu pagi ialah sebagaimana yang dilakukan oleh sahabat Shakhr al-Ghamidi Radhiyallahu 'Anhu -yaitu perawi hadits ini. Shakhr bekerja sebagai pedagang. Usai mendengarkan hadits ini, ia pun menerapkannya. Tidaklah ia mengirimkan barang dagangannya melainkan di pagi hari. Dan benarlah, keberkahan Allah Subhanahu wa Ta’ala dapat ia peroleh. Diriwayatkan, perniagaannya berhasil dan hartanya melimpah-ruah. Dan berdasarkan hadits ini pula, sebagian ulama menyatakan, tidur pada pagi hari makruh hukumnya.
. . . beliau Shallallahu 'Alaihi Wasallam mendoakan keberkahan pada waktu pagi ini agar seluruh umatnya memperoleh bagian dari doa tersebut. . . .
Kapan Waktu Pagi Untuk Bekerja?
Al-Munawi menjelaskan, sepatutnya seorang hamba mencari rizkinya pada waktu yang diberkahi. Tetapi ia tidak pergi mencari rizki kecuali setelah terbit matahari. Sebelumnya ia berdiam diri untuk berzikir dan beristighfar sehingga terbit matahari sebagaimana yang dikerjakan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam.
Imam Nawawi berkata dalam Ru-us al-Masail: Disunnahkan bagi orang yang memiliki tugas seperti membaca atau belajar ilmu syar’i, bertasbih, i’tikaf, atau berkarya ia melakukannya pada awal siang (pagi) begitu juga seperti bersafar dan melangsungkan akad nikah. (Dinukil dari Faidh al-Qadir Syarh Al-Jaami’ al-Shaghir)
. . . Disunnahkan bagi orang yang memiliki tugas seperti membaca atau belajar ilmu syar’i, bertasbih, i’tikaf, atau berkarya ia melakukannya pada awal siang (pagi) begitu juga seperti bersafar dan melangsungkan akad nikah. . . (Imam Nawawi)
Penutup
Jika seseorang bangun tidur pagi-pagi sehingga ia bisa mendapatkan shalat shubuh berjama’ah, berzikir pagi hari, lalu diteruskan dengan aktifitas mencari penghidupan; baik bekerja, bertani, beternak, berdagang, dan selainnya maka ia akan mendapatkan keberkahan dalam hidupnya. Aktifitas mencari penghidupannya juga akan membuahkan hasil yang memuaskan. Karena ia telah keluar mencari ma’isyah di waktu yang dilimpahi berkah. Wallahu Ta’ala A’lam.
http://islamic-daily.blogspot.co.id/2013/09/bekerja-di-pagi-hari-mendatangkan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar