“Sesungguhnya yang
paling aku khawatirkan atas kamu adalah seseorang yang telah membaca
(menghafal) al-Qur’ân, sehingga ketika telah tampak kebagusannya terhadap
al-Qur’ân dan dia menjadi pembela Islam, dia terlepas dari al-Qur’ân,
membuangnya di belakang punggungnya, dan menyerang tetangganya dengan pedang
dan menuduhnya musyrik”. Aku (Hudzaifah) bertanya, “Wahai nabi Allâh, siapakah
yang lebih pantas disebut musyrik, penuduh atau yang dituduh?”. Beliau
menjawab, “Penuduhnya”.
(HR. Bukhâri dalam
at-Târîkh, Abu Ya’la, Ibnu Hibbân dan al-Bazzâr. Disahihkan oleh Albani dalam
ash-Shahîhah, no. 3201).
Adakah Islam sejati ? Ada.
“Muhammad itu adalah
utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap
orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu lihat mereka
ruku’ dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka
tampak pada muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam
Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang
mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi
besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati
penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir
(dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang
beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala
yang besar.” [Al Fath 29]
Islam sejati kebenarannya mutlak dan
pasti menjadi solusi bagi problem umat dewasa ini dan selamanya sampai akhir
zaman.
Islam sejati bukanlah Islam kaffah,
bukan Islam lengkap, bukan Islam satu tafsir, bukan Islam satu kelompok. Mengkhayalkan
itu semua adalah mimpi.
Islam sejati adalah something
beyond community !
Sesuatu diatas kelompok, diatas
perbedaan, diatas keragaman. Inilah Islam sejati itu: Islam sikap
mental. Yaitu sikap mental penerimaan atas perbedaan, penghargaan atas peran
kelompok lain, kesadaran atas keragaman dan penghindaran atas klaim kebenaran
sendiri.
Islam sejati adalah sikap mental
saling merelatifkan pikiran bahwa seyakin apapun kebenaran yang difahaminya
hanyalah sebuah tafsir, hanyalah sebuah sisi, hanya sebuah sub.
Islam sejati adalah sikap saling
menghargai dengan tulus bahwa apa yang dilakukan kelompok lain ada konteksnya
tersendiri yang harus difahami, ada kebenarannya yang tersembunyi yang tidak
harus selalu berhasil dirasionalisasi.
Islam sejati adalah sikap mental yang
tidak ada hujatan dan kebencian.
Islam sejati adalah tafsir terus
menerus mencari kebenaran.
Islam sejati adalah perlombaan
terus-menerus dalam kebaikan (fastabiqul khairât), saling
menasihati dalam kebaikan dan kesabaran (tawâshaubil haq wa tawâshaubil
shabr).
Islam sejati adalah semua individu
Muslim, semua kelompok Islam, selama berhendak untuk menjadi Muslim sejati.
http://hilmanmuchsin.blogspot.co.id/2015/12/islam-sejati.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar