Memperingati maulid Nabi Muhammad saw memiliki beberapa
nilai dan makna, diantaranya:
nilai dan makna, diantaranya:
1. Nilai spiritual. Setiap insan muslim akan mampu menumbuhkan dan menambah rasa
cinta pada beliau saw dengan maulid. Luapan kegembiraan terhadap kelahiran Nabi SAW merupakan bentuk cerminan rasa cinta dan penghormatan kita terhadap Nabi
pembawa rahmat bagi seluruh alam sebagaimana surah Yunus; 58. Karena figur
teladan ini diutus untuk membawa rahmat bagi seluruh alam (surah al-Anbiya’;107). Kegembiraan Abu Jahal dengan kelahiran Nabi SAW saja dapat mengurangi
siksa neraka yang ia cicipi tiap hari senin. Apalagi kegembiraan itu disertai
dengan keimanan. Dengan memperingati maulid, kita akan sendirinya ingat dengan
perintah bershalawat kepada Nabi SAW. Allah SWT dan malaikat pun telah memberi
contoh bagi kita dengan selalu bershalawat kepada beliau saw (surah al-Ahzab;56).
pembawa rahmat bagi seluruh alam sebagaimana surah Yunus; 58. Karena figur
teladan ini diutus untuk membawa rahmat bagi seluruh alam (surah al-Anbiya’;107). Kegembiraan Abu Jahal dengan kelahiran Nabi SAW saja dapat mengurangi
siksa neraka yang ia cicipi tiap hari senin. Apalagi kegembiraan itu disertai
dengan keimanan. Dengan memperingati maulid, kita akan sendirinya ingat dengan
perintah bershalawat kepada Nabi SAW. Allah SWT dan malaikat pun telah memberi
contoh bagi kita dengan selalu bershalawat kepada beliau saw (surah al-Ahzab;56).
2. Nilai moral dapat dipetik dengan menyimak akhlak terpuji dan nasab mulia dalam kisah teladan Nabi Muhammad SAW.
Mempraktikan sifat-sifat terpuji yang bersumber dari Nabi SAW adalah salah satu
tujuan dari diutusnya Nabi saw. Dalam peringatan maulid Nabi SAW, kita juga bisa mendapat nasehat dan pengarahan dari ulama agar kita selalu berada dalam tuntunan dan bimbingan agama.
Mempraktikan sifat-sifat terpuji yang bersumber dari Nabi SAW adalah salah satu
tujuan dari diutusnya Nabi saw. Dalam peringatan maulid Nabi SAW, kita juga bisa mendapat nasehat dan pengarahan dari ulama agar kita selalu berada dalam tuntunan dan bimbingan agama.
3. Nilai sosial. Memuliakan dan memberikan jamuan makanan para tamu, terutama dari golongan fakir miskin yang menghadiri majlis maulid sebagai bentuk rasa syukur kepada Sang Maha Pencipta. Hal ini sangat dianjurkan oleh agama, karena memiliki nilai sosial yang tinggi (surah al-Insan;8-9).
4. Nilai persatuan akan terjalin dengan berkumpul bersama dalam rangka bermaulid dan bershalawat maupun berdzikir. Diceritakan bahwa Shalahuddin al-Ayubi mengumpulkan umat islam dikala itu untuk memperingati maulid Nabi SAW. Hal itu dilakukan oleh panglima islam ini bertujuan untuk mempersolid kekuatan dan persatuan pasukan islam dalam menghadapi perang salib di zaman itu.
https://www.youtube.com/watch?v=2JEB02qyFAM
Tidak ada komentar:
Posting Komentar