Senin, 10 Agustus 2009
Jangan Abaikan Gejala Stroke Awal
Ada sejumlah gejala dan tanda awal stroke yang mudah dikenali. Namun, karena tidak tahu, hal penting dan berharga itu sering diabaikan. Bila saja gejala dan tanda permulaan stroke diwaspadai, stroke tidak perlu muncul. Apa saja yang perlu diwaspadai.?
(Tuan Kus 59 tahun, mendadak suka mengaruk-garuk perutnya sendiri, tanpa ia menyadari, Pak Sur mantan pejabat, sekarang 54 tahun, mengeluh tulisan tangannya makin buruk. Bukan hanya itu, ia tak terampil lagi mengancing baju, kesulitan memasang tali sepatu., dan tak tangkas memakai sandal jepit. Dan itu sudah berlangsung lebih setengan tahun tanpa ia hiraukan.. Tak sadar kalau itu tanda awal stroke yang kini terlanjur dideritanya. Kalau saja Pak Surd an Tuan Kus tahu bahwa itu gejala dan tanda awal stroke, tentu tidak perlu menderita stroke.Mestinya gejala dan tanda pendahuluan stroke dijadikan peringatan belaka. Artinya, masih cukup waktu untuk mencegah stoke tidak muncul)
STROKE AWAL
Stroke terjadi bila aliran darah otak terganggu. Aliran darah otak terganggu bila pembuluh darah otak bermasalah. Sering karena sumbatan “karat Lemak”, sehingga aliran darah tak lancer atau mungkin tersumbat.
Sebagian stroke terjadi sebab pecahnya suatu bagian pembuluh darah otak. Tergantung di bagian otak mana gangguan aliran pembuluh darah otak terjadi, ibarat peta bumi, otak juga tersusun oleh daerah provinsi, kotamadya, kabupaten, dan desa.
Gangguan aliran darah di wilayah “provinsi” yang akan langsung memunculkan serangan stroke. Bila baru pada wilayah “desa” stroke belum mengejawantah. Tak nampak adanya gejala, tanda, dan keluhan yang mencerminkan adanya stroke. Kondisi ini baru diketahui bila dilakukan pencitraan otak dengan MRI (magnetic resonance amaging).
Kini dengan makin canggihnya pencitraan otak, gangguan masih dini ddi wilayah “desa” sekalipun sudah bisa terlihat, maka sekalipun belum ada keluhan dan gejala awal stroke, pencitraan CT-scan mutakhir sudah dapat medeteksi sekiranya ada gangguan otak.
Main banyak orang Amerika mengalami silent stroke, yakni wilayah “desa” otak mengalami gangguan akan darah meski belum memunculkan gejala, tanda dan keluhan apa pun.
Kasus silent stroke sama berharganya dengan gejala dan tanda permulaan stroke, seperti yang banyak dialami. Sama-sama perlu mengundang kewaspadaan agar stroke dapat dibatalkan kemunculannya.
PENCITRAAN OTAK BAGI YANG BERESIKO
Ya, ada baiknya mereka yang menyimpan resiko bakal terserang stroke lebih pagi melakukan pencitraan otak. Siapakah mereka ? Yaitu pengidap darah tinggi, kencing manis, lemak darah tinggi (hiperlipidermia), dan yang mewarisi keturunan penyakit metabolic lainnya, perokok, dan memikul stress lama.
Pencitraan otak sebelum gejala, tanda, dan keluhan stroke permulaan muncul, sungguh bernilai emas. Hanya dengan cara demikian ptensi bakal munculnya stroke dapat digagalkan. Bila kedapatan sudah ada bagian otak yang mengalami gangguan aliran darah, tanda awal bakal terbentuknya sumbatan atau pecahnya pembuluh darah otak, pasien masihpunya kesempatan mengendalikan factor risiko yang berpotensi stroke.
Kalau diri sendiri menginsafi mengidap darah tinggi dan dalam pencitraan otak sudah kedapatan gangguan di suati wilayah otak tertentu, pengendalian darah tinggi harus lebih ketat. Begitu juga bila mengidap diabetes dan kolesterol tinggi.
JANGAN ABAIKAN STROKE RINGAN (TIA)
Kita mengenal apa yang disebut Stroke ringan atau TIA (Transient Ischaemic attack) . Kasus tersebut terjadi bila sudah berlangsung gangguan aliran darah otak, meski belum merusak jaringan otak (infarction), yang biasanya pulih sendiri sebelum 24 jam. Definisi baru TIA sekarang harus dilihat sebagai episode peralihan dari stroke awal menuju stroke sungguhan.
Kejadian TIA harus sangat di waspadai sebagai permulaan bakal munculnya stroke sungguhan. Bagian otak tertentu sudah dan sedang mengalami gangguan ringan yang belum sampai merusak jaringan otak yang dipasok darahnya.
Bila factor risiko yang membuat bagian otak tersebut mengalami gangguan tidak dekekang, proses kerusakan otak akan berlanjut menjadi bertambah buruk. Pada saat gangguan otak memburuk itulah serangan stroke muncul.
Sekali stroke sudah terjadi, hanya sepersepuluh saja peluang untuk bisa dipulihkan. Sebagian besar serangan stroke tidak bisa dipulihkan kembali gejala sisanya, itu pun andai tidak sampai langsung merenggut nyawa.
Keadaan stroke sehabis suatu serangan ringan atau TIA lebih cepat dari yang dikira selama ini. Sekitar 10-15 persen kasus TIA akan menjadi stroke sungguhan dalam tiga bulan kemudian (Dr.Donald Easton).
KALAU MUNCUL GEJALA YANG TAK BIASA
Selain gejala permulaan stroke seperti yang dialami kedua bapak diatas., ada sejumlaj gejala dan tanda lainnya yang juga harus diwaspadai. Gejala yang dialami tuan Kus adalah bentuk epilepsy atau ayan, sebagai manifestasi ada bagian otak yang mengurus kendali pergerakan. Sementara yang dialami pak Sur adalah gangguan aliran darah pada bagian otak yang mengurus ketangkasan atau fungsi luhur.
Banyak manifestasi dari gangguan fungsi otak yang mungkin mengejawantah dalam gangguan pergerakan tubuh, ketangkasan, keterampilan, gaya berjalan, dan ketajaman penglihatan.. Mendadak penglihatan gelap sejenak juga jangan diabaikan (amauross fugax), yang berarti terjadi gangguan aliran darah retina bolamata ini juga bisa tergolong gejala awal stoke.
Tuan Kus tidak punya warisan epilepsy. Bila betul ada turunan epilepsy, tentu sudah sejak muda ayan itu muncul, bahkan sejak usia kanak-kanak gejalanya muncul.
Munculnya gejala epilepsy setelah usia lanjut harus menjadi petunjuk berharga awal sebuah serangan stroke sungguhan nantinya.
Bukan hanya epilepsy, kewaspadaan ditingkatkan pada mereka yang beresiko stroke bila dulunya tidak pernah susah tidur, mendadak jadi susah tidur. Yang tidak pernah migraine mendadak migraine, yang tadunya tidak pernah limbung kalau berjalan, mendadak jadi limbung. Atau yang dulunya tidak vertigo atau tujuh keliling lalu muncul keluhan itu. Termasuk bila dulunya tidak pernah sering pusing atau nyeri kepala, mendadak jadi sering begitu.
Pada intinya , bila muncul apa pun gejala keluhan yang dianggap “tidak biasa” pada mereka yang menyimpan risiko terserang stroke, haruslah menjadi peringatan penting bakal munculnya stroke sungguhan. Mengabaikannya akan berujung penyesalan. Invaliditas yang sebetulnya tidak perlu terjadi yang disisakan stroke, akan dipikul akibat gejala, tanda, dan keluhan permulaan stroke tidak dipindahkan.
Hampir sebagian stroke sejatinya masih memungkinkan untuk dicegah. Memandang penting gejala permulaan stroke salah satu kiatnya. Dengan begitu sesungguhnya masih ada cukup waktu buat pasien untuk melakukan segala sesuatu dalam upaya membatalkan serangan Strokenya.
Perlu diingat kembali, serangan stroke itu proses puluhan tahun yang sudah berlangsung sebelum serangan itu terjadi. Stroke terjadi sebagai ujung dari pengabaian semua factor risiko terjadinya stroke selama puluhan tahun, jauh-jauh hari sebelum stroke terjadi.
Minggu, 2009 Juni 21
Oleh : Dr. Hendrawan Nadesul
Sumber : Majalah Gaya Hidup Sehat no.518/19-25 juni 2009
http://www.kebunsaida.co.cc/2009/06/jangan-abaikan-gejala-stoke-awal.html
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar