Senin, 09 Januari 2012
HIkmah Tasbih bagi Pencerahan Jiwa Kehidupan
Tasbih secara umum dimaknakan dengan tanzīh (mensucikan), yakni mensucikan Allah; bahwa Allah Maha Suci dari segala apa yang dituduhkan oleh orang-orang musyrik; tidak ada sekutu bagi Allah dan Ia tidak berhajat kepada siapa pun. Dalam pengertian yang biasa, bertasbih artinya membaca SubhānAllāh.
Para malaikat disebutkan dalam Qur’an bertasbih dengan memuji Allah (al-Baqarah: 30). Demikian juga Nabi Muhammad, ketika merasakan beratnya beban tugas dakwah, beliau disuruh bertasbih oleh Allah dengan memuji-Nya (al-Hijr: 97-98). Nabi bahkan disuruh bersabar atas berbagai ucapan kaumnya yang menyakitkan hati beliau, dan diperintahkan untuk bertasbih dengan memuji Tuhan sebelum terbit dan sebelum terbenam matahari, juga di waktu malam dan siang (Thaha: 130).
Langit dan bumi serta segala isinya, baik mereka bisa berbicara atau tidak, semuanya bertasbih kepada Allah. Pepohonan dan bebatuan, gunung-gunung dan samudra luas, semuanya bertasbih kepada Allah. Burung-burung yang terbang di angkasa, binatang-binatang liar yang ada d hutan, air yang mengalir di sungai-sungai, semuanya bertasbih kepada Allah. Mereka bertasbih dengan bahasa dan cara masing-masing. "Tetapi kamu tidak memahami tasbih mereka" (al-Isra’: 44). Kamu tidak dapat memahaminya karena terbalut dengan dinding jasmaniahmu yang berasal dari tanah; kamu tidak berusaha mendengarkan dan memahaminya dengan hati dan kesadaran batinmu, sehingga segala rahasia ciptaan Tuhan itu terlihat tidak lebih dari permainan materi yang tidak bermakna. Kamu tidak membangkitkan “sinyal” hatimu untuk menembusi dinding-dinding jasadmu dan terkoneksi dengan alam rahasia Tuhan yang penuh keajaiban. Kamu hanya bergerak dalam lingkar jasmani yang terbatas.
Tasbihnya alam – sekurang-kurang yang dapat kita pahami – adalah berupa fenomena alam yang menakjubkan. Pada setiap mili dan zarrah dari alam ini, dan pada setiap nafas kehidupan terdapat tanda keagungan dan kekuasaan Allah. Tasbihnya alam juga dapat dilihat pada ketundukan dan kepatuhannya terhadap hukum Allah yang telah didesain untuk mereka. Air yang mengalir, angin yang berhembus, detak jantung makhluk hidup, air yang membeku pada nol derajat, sampai pada perputaran planit-planit, semuanya menunjukkan kepada adanya sebuah desain yang maha rapi dan maha sophisticated, yang tidak lain adalah iradah Sang Pencipta Maha Karya yang Maha Kuasa. Alam semesta tunduk dan patuh pada-Nya tanpa celah untuk bertanya, dan bergerak tanpa henti dalam sebuah irama yang rapi dan serasi.
Jadilah tasbih itu sebuah tanda kesucian Tuhan dan jadilah tahmid itu sebuah jalan bagi manusia untuk mensucikan Tuhan. Maka Ia pun berfirman: “Maka bersabarlah kamu, karena sesungguhnya janji Allah itu benar, dan mohonlah ampunan untuk dosamu dan bertasbihlah seraya memuji Tuhanmu pada waktu petang dan pagi” (al-Mukmin: 55). Kita memuji Tuhan bukan hanya karena keagungan-Nya yang dapat kita lihat dan rasakan di mana-mana, tetapi juga karena anugerah dan pemberian-Nya yang melimpah tiada terkira; juga karena ampunan dan kasih sayang-Nya yang tiada tara.
Tasbih harus menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan kita.
Kita harus mensucikan Tuhan dengan segenap jiwa dan raga. Tasbih tidak boleh hanya sekedar ucapan lisan, tetapi harus mengalir bersama ekspresi diri kita dalam setiap tutur kata, perilaku, aktivitas dan seluruh amal perbuatan. Tasbih harus mencerminkan fenomena keilahian pada diri manusia; manusia sendiri harus menjadi bagian dari tanda kebesaran dan keagungan Allah. Sebab, tasbih adalah pengakuan akan Maha Sucinya Tuhan. Kita harus memulainya dengan berusaha membersihkan diri dan mensucikan diri (bukan dalam pengertian sombong, menganggap diri sendiri paling suci) dengan wudhu’ dan mandi, dengan kemuliaan akhlak dan ikhlas, dengan berbagai amal yang diridhai Allah, sampai pada kesucian tauhid dan menghilangkan seluruh bentuk penyakit hati dalam diri kita (seperti dengki, sombong, ingin dipuji, riya’ dan mendahulukan dunia di atas kecintaan kita kepada Allah).
Tasbih yang kita ucapkan dengan lidah harus menjadi obat yang mengalir sampai ke hati dan berdampak pada seluruh sikap hidup kita. Maha Suci Allah dan segala Puji bagi-Nya
M. Rizal Ismail (bahan khutbah)
http://mrizalismail.blogspot.com/2011/07/hikmah-tasbih-bagi-pencerahan-jiwa.html
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar