"Abu Qatadah Al-Ansari berkata, Nabi SAW pernah melakukan
shalat sambil menggendong Umamah, cucu beliau. Menurut keterangan Abdul 'Ash,
jika Rasulullah sujud, Umamah diletakkannya, dan jika beliau berdiri, Umamah
digendongnya."
(H.R. Al-Bukhari, no. 516, kitab Abwab Satr Musalli, Bab Idza
Hamal Jariyah Shagirah; dan Muslim, no. 1240)
Keteladanan Nabi memang tidak ada habis-habisnya. Pada dasarnya,
Beliau adalah sumber dari segala sumber teladan bagi seluruh umat manusia,
terlebih-lebih bagi umat Islam. Baik keteladanan sebagai penyeru kebenaran,
pemimpin umat, pemimpin negeri, panglima perang, dan sebagai kepala keluarga.
Kusus dalam ruang keluarga, beliau telah menunjukan karakter
agungnya sebagai seorang suami, ayah, dan sebagai mertua. Kita akan menyinggung
kemuliaan Nabi SAW. sebagai seorang Kakek. Kakek yang kasih sayangnya luas tak
terukur, dan dalamnya yang tak terselami. Beliau benar-benar seorang kakek yang
teramat menyayangi cucu-cucunya.
Hangat Dan Akrab
Dalam ranah keluarga, Nabi SAW merupakan figur yang menjadi
panutan bagi seluruh anggota keluarga, tidak terkecuali bagi cucu-cucu beliau.
Itu karena ketulusannya yang begitu besar dalam mencurahkan kasih-sayang beliau
kepada mereka.
Di antara kasih-sayang yang Nabi SAW tunjukkan kepada cucu-cucunya
adalah menjalin hubungan yang hangat dan akrab, serta melakukan hal-hal yang
mereka inginkan selama tidak menyalahi syariat.
Dengan penuh rasa sayang, Nabi SAW kerap memeluk, menciumi,
menggendong dan bermain-main degan cucu-cucu tersayang. Mengingat begitu
besarnya kasih-sayang Nabi SAW terhadap mereka, saat melaksanakan shalat pun
beliau tetap membiarkan si cucu menggelayutinya. Bahkan, lebih dari itu, Nabi
SAW sendiri yang sengaja menggendongnya. Sungguh, suatu perwujudan rasa sayang
yang amat mendalam.
Penuh Perhatian Nabi SAW dikenal pula sebagai kakek yang penuh
perhatian kepada para cucunya. Saat mengetahui kelahiran sang cucu, beliau
menyempatkan diri untuk segera menemuinya.
Wujud perhatian Nabi SAW kepada para cucunya memang besar. Suatu
kali, Nabi SAW diberi hadiah sebuah kalung manik-manik marjan dari Yaman. Indah
sekali kalung manik-manik itu hingga beliau terkesan. Beliau langsung terpikir
untuk memberikan kalung tersebut kepada salah seorang cucu perempuannya.
Suatu kali. Zainab, putri Nabi SAW, mengutus seseorang untuk
memanggil Nabi SAW karena anaknya tengah sakaratul maut. Mengingat begitu besar
perhatian beliau kepada cucunya, tanpa menungu-nunggu, Nabi SAW bergegas menuju
rumah zainab beserta beberapa sahabat.
Setibanya di tempat tujuan, didapatinya si cucu tengah
tersengal-sengal nafasnya karena sekarat. Dengan perasaan iba yang mendalam,
beliau kemudian mengangkat cucu yang amat disayanginya itu. Seiring dengan itu,
air matanya berlinang menahan rasa sedih.
Kesedihan beliau kian memuncak karena sesaat kemudian, cucunya
tersayang meninggal dunia dalam pangkuannya. Hati beliau menangis pedih
menyaksikan cucunya itu tak bernyawa lagi.
Sepertinya, hanya Nabi Muhammad SAW satu-satunya Nabi dan Rasul,
yang kasih sayang dan perhatiannya kepada cucu terekan sangat
jelas.
Gelar kenabian dan kerasulan, tingginya status sosial, mulia dan
terhormatnya kedudukan, samasekali tidak menghalangi beliau untuk mengakrabkan
diri dengan para cucunya itu: bermain, bercanda, serta memanjakan mereka dengan
penuh ketulusan dan rasa senang.
Siapa yang tidak bangga memiliki garis keturunan langsung dengan
Nabi, orang yang begitu besar perhatian, kepedulian, serta kasih-sayangnya
kepada keluarga. Padahal, beliau adalah seorang Nabi dan Rasul yang
kesehariannya disibukkan dengan mengurusi umat dan permasalahannya. Masihkah
ada di antara kita yang merasa tidak memiliki waktu untuk memberikan perhatian
kepada keluarga dengan alasan sibuk bekerja?
"Rasulullah pernah mengambilku, lalu mendudukan aku di atas
paha beliau, serta mendudukan Hasandi atas paha yang lain. Kami dipeluk lalu
dido'akan 'Ya Allah, sayangilah keduanya karena aku menyayangi
keduanya'."
(H.R. Al-Bukhari, no. 2122, kitab al-Buyu, Bab Ma Dzukira fi
al-Aswaq.)
Artikel : www.kabarhati.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar