Banyak ayat Alquran maupun hadis yang menjelaskan betapa
tingginya nilai ibadah puasa yang kini sedang kita jalani. Puasa tidak sekadar
menahan diri dari lapar dan haus, tapi juga menghindarkan diri dari perbuatan
tercela.
Nabi Muhammad SAW pernah menyuruh seorang wanita untuk berbuka saat ia tengah berpuasa di bulan suci Ramadhan. Penyebabnya karena wanita itu melakukan ghibah (mengumpat) kejelekan orang lain, suatu perbuatan yang dimurkai Allah.
Selain itu, dengan berpuasa kita diharapkan dapat menggapai kebaktian atau takwa melalui berbagai latihan rohani selama sebulan penuh. Takwa merupakan induk dari segala kebajikan, sumber dari segala kebaikan. dan asai dari segala kesalehan, baik bagi individu maupun masyarakat.
Dengan begitu, takwa merupakan bekal paling baik dalam hidup manusia. Firrnan Allah. "Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa." (QS Al-Baqarah: 197).
Nabi SAW yang selama hidupnya selalu menginginkan agar umatnya dapat meraih nilai takwa. sangat memprihatinkan apabila nilai puasa mereka tidak memperoleh apa-apa. kecuali sekadar lapar dan haus.
Karenanya, selama bulan Ramadhan kita diminta untuk lebih meningkatkan pengendalian diri. berusaha untuk memerangi sifat-sifat egoistis, mau menang sendiri. rakus dan serakah. serta berbagai sifat tidak terpuji lainnya.
Pengendalian diri itu diperlukan agar jangan terjadi setelah kita berpuasa dan menahan diri dari fajar hingga matahari terbenam, malamnya kita hanyut dalam berpuas diri dalam kesenangan tanpa kendali. Kalau itu yang terjadi, berarti puasa kita bukan untuk membersihkan diri dan mempertinggi derajat kemanusiaan kita. Puasa semacam itu tidak memberi manfaat dan faedah bagi rohani kita.
Menurut sejumlah ulama, puasa seperti itu bagaikan orang yang tidak mencuri hanya karena adanya undang-undang yang melarangnya. Bukan karena kesadarannya sudah cukup tinggi untuk tidak melakukan perbuatan itu dan mencegahnya atas kemauan sendiri.
Karenanya, sangat disayangkan jika banyak orang berpuasa, tapi tidak segan-segan melakukan perbuatan tercela. Untuk itu. dalam menjalankan ibadah puasa ini kita diminta untuk berupaya menggapai tingkat takwa. yang bagi orang berpunya juga berarti kewajiban untuk mengeluarkan zakat, infak, dan sedekah.
Apalagi kewajiban ini terikat dengan persaudaraan dan solidaritas kita terhadap fakir miskin. yang juga merupakan tujuan puasa. Dengan semangat yang demikian itulah, Nabi SAW berhasil mengonsolidasikan kekuatan Muslimin yang memiliki moral dan kepedulian sosial karena mereka berhasil mencapai nilai takwa.
Sumber : Ramadhan Bulan Seribu Bulan, Oleh; Alwi Shahab.
http://ramadhan.republika.co.id/berita/ramadhan/kabar-ramadhan/12/07/29/m7w5pm-menggapai-takwa-bersama-ramadhan
Nabi Muhammad SAW pernah menyuruh seorang wanita untuk berbuka saat ia tengah berpuasa di bulan suci Ramadhan. Penyebabnya karena wanita itu melakukan ghibah (mengumpat) kejelekan orang lain, suatu perbuatan yang dimurkai Allah.
Selain itu, dengan berpuasa kita diharapkan dapat menggapai kebaktian atau takwa melalui berbagai latihan rohani selama sebulan penuh. Takwa merupakan induk dari segala kebajikan, sumber dari segala kebaikan. dan asai dari segala kesalehan, baik bagi individu maupun masyarakat.
Dengan begitu, takwa merupakan bekal paling baik dalam hidup manusia. Firrnan Allah. "Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa." (QS Al-Baqarah: 197).
Nabi SAW yang selama hidupnya selalu menginginkan agar umatnya dapat meraih nilai takwa. sangat memprihatinkan apabila nilai puasa mereka tidak memperoleh apa-apa. kecuali sekadar lapar dan haus.
Karenanya, selama bulan Ramadhan kita diminta untuk lebih meningkatkan pengendalian diri. berusaha untuk memerangi sifat-sifat egoistis, mau menang sendiri. rakus dan serakah. serta berbagai sifat tidak terpuji lainnya.
Pengendalian diri itu diperlukan agar jangan terjadi setelah kita berpuasa dan menahan diri dari fajar hingga matahari terbenam, malamnya kita hanyut dalam berpuas diri dalam kesenangan tanpa kendali. Kalau itu yang terjadi, berarti puasa kita bukan untuk membersihkan diri dan mempertinggi derajat kemanusiaan kita. Puasa semacam itu tidak memberi manfaat dan faedah bagi rohani kita.
Menurut sejumlah ulama, puasa seperti itu bagaikan orang yang tidak mencuri hanya karena adanya undang-undang yang melarangnya. Bukan karena kesadarannya sudah cukup tinggi untuk tidak melakukan perbuatan itu dan mencegahnya atas kemauan sendiri.
Karenanya, sangat disayangkan jika banyak orang berpuasa, tapi tidak segan-segan melakukan perbuatan tercela. Untuk itu. dalam menjalankan ibadah puasa ini kita diminta untuk berupaya menggapai tingkat takwa. yang bagi orang berpunya juga berarti kewajiban untuk mengeluarkan zakat, infak, dan sedekah.
Apalagi kewajiban ini terikat dengan persaudaraan dan solidaritas kita terhadap fakir miskin. yang juga merupakan tujuan puasa. Dengan semangat yang demikian itulah, Nabi SAW berhasil mengonsolidasikan kekuatan Muslimin yang memiliki moral dan kepedulian sosial karena mereka berhasil mencapai nilai takwa.
Sumber : Ramadhan Bulan Seribu Bulan, Oleh; Alwi Shahab.
http://ramadhan.republika.co.id/berita/ramadhan/kabar-ramadhan/12/07/29/m7w5pm-menggapai-takwa-bersama-ramadhan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar