Ngabuburit adalah
suatu Istilah tradisi yang saat ini terkenal di Indonesia ketika Ramadhan tiba. Kepopuleran
tradisi ini terutama berada di kota-kota besar.Media cetak dan elektronik
sering memperkenalkan istilah Ngabuburit ini sehingga menjadi
populer di kalangan masyarakat. Pada proses selanjutnya, sebagian
masyarakat perkotaan mau menerima arti Ngabuburit sebagai
aktivitas menghabiskan waktu sebelum jam berbuka puasa tiba.
Tujuan dari aktivitas Ngabuburit tadi
sudah jelas, yaitu menghabiskan waktu. Macam-macam cara untuk
menghabiskan waktu sebelum Maghrib tiba. Bagi sebagian
masyarakat perkotaan, caranya ada yang berkunjung ke taman kota
(Ruamg Terbuka Hijau / RTH), ada yang berkunjung ke Mall, sekedar jalan-jalan
dengan mengendarai mobil atau motor, ada yang hanya duduk di depan komputer
untuk berinteraksi di dunia maya, serta tentu berbagai aktivitas lainnya.
Berbeda dengan kalangan
masyarakat pedesaan sebelum era internet datang, mereka melakukan tradisi Ngabuburit dengan cara ada
yang mengaji bersama di Surau (Mesjid). Selain itu juga, ada yang memanen
hasil perkebunan untuk menu buka puasa nanti, misal seperti memetik Kelapa,
mencabut Singkong, mencari Rebung (tunas Bambu muda), dan lain-lain. Berkaitan
juga dengan bekal menu buka puasa, aktivitas lainnya yang dilakukan sebagian
masyarakat pedesaan dulu adalah memancing ikan di kolam.Masih banyak aktivitas
lainnya seperti bersama keluarga berkumpul di halaman rumah untuk melakukan
kegiatan membuat Tikar atau karya lainnya.
Perbedaan tradisi Ngabuburit antara
dulu pada masyarakat pedesaan dan sekarang pada sebagian masyarakat perkotaan,
sangat mencolok. Perbedaan nyata itu terletak pada nilai-nilai yang
terkandung pada aktivitas Ngabuburit. Kalau dulu,
tradisi Ngabuburitberisi nilai manfaat. Dalam hal ini, nilai
manfaat pada proses selanjutnya menumbuhkan nilai yang lain, yaitu
pendidikan. Misal seperti kualitas pendidikan yang dihasilkan pada
aktivitas Ngabuburit dulu adalah menyehatkan dan
menginspirasi.
Bandingkan dengan sekarang,
tradisi Ngabuburit benar-benar hanya menghabiskan waktu saja. Bahkan
cenderung bernilai sia-sia. Salah-satu contohnya adalah jalan-jalan
bergerombol mengendarai mobil atau motor, tidak ada nilai manfaat di situ malah
justru tidak menyehatkan badan. Pertama, badan pengendara motor atau mobil
kurang bergerak, cenderung membuat badan kaku. Kedua, hidung pengendara sering
menghisap asap gas buang kendaraan bermotor.
Begitu pula dengan
aktivitas berinteraksi di dunia maya, badan pengguna komputer lagi-lagi kurang
bergerak. Selain itu, berinternet dapat mendatangkan nilai kemudaratan
kalau pengguna mencari segala informasi yang tidak mendidik atau hanya
bergunjing belaka.Nilai pemborosan juga ada di aktivitas ini kalau uang yang
digunakan untuk berinternet, sebenarnya lebih dibutuhkan untuk keperluan yang
lain.
Berbicara nilai pemborosan,
jalan-jalan ke Mall menjelang buka puasa juga rentan terhadap
menghambur-hamburkan uang. Bukankah lebih baik makan di rumah daripada
sering berbuka puasa di foodcourt di dalam mall? Atau
ketika berada di Mall, keinginan spontan muncul untuk berbelanja barang-barang
yang sebenarnya tidak perlu. Misal seperti menuruti keinginan anak yang
tiba-tiba meminta ini itu. Hal itu juga pemborosan.
Pendapat Agama
Agama sendiri
memandang Ngabuburit sebagai tradisi di luar Islam. Tradisi
ini asli bersumber dari daerah-daerah di Indonesia. Sedangkan penamaannya
berasal dari daerah Jawa Barat. Awal katanya adalah Burit yang
berarti: Sore hari atau di awal malam. Kemudian burit mendapat
imbuhan Ngabu (seperti mendapat imbuhan me-), sehingga
berarti: Beraktivitas di sore hari. Pada proses selanjutnya istilah Ngabuburit menjadi
bukan hanya milik orang-orang Jawa Barat, tapi sudah menjadi kepunyaan umum
serta terkait dengan bulan Ramadhan. Yakni, berkegiatan untuk menunggu
waktu berbuka puasa.
Bagaimana pendapat agama
mengenai tradisi Ngabuburit? Islam memperbolehkan adanya suatu
tradisi asalkan tradisi itu tidak berisi perbuatan yang dilarang Allah
SWT.Selain itu, agama tidak memperbolehkan tradisi yang mengalahkan kegiatan
ibadah wajib, tidak ada nilai manfaatnya (sia-sia), mendatangkan nilai mudarat
atau maksiat, dan tidak berlebih-lebihan dalam melakukan kegiatan tradisi.
Jika orang yang menjalankan
tradisi Ngabuburit melanggar beberapa prinsip yang telah
disebutkan di atas (perbuatan yang dilarang Allah SWT dan lain sebagainya),
maka puasa orang yang melanggar tersebut menjadi sia-sia. Hal ini sesuai
dengan penegasan Nabi Muhammad SAW bahwa ‘Betapa banyak orang yang berpuasa
namun dia tidak mendapatkan dari puasanya tersebut kecuali rasa lapar dan
dahaga.’
Ada dua penegasan lagi dari
Nabi mengenai sia-sianya orang berpuasa. Pertama tentang orang yang
berdusta di kala puasa, ‘Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta
malah mengamalkannya, maka Allah tidak butuh dari rasa lapar dan haus yang dia
tahan.’ Kedua tentang orang yang bergunjing di kala puasa, ‘Puasa bukanlah
hanya menahan makan dan minum saja. Akan tetapi, puasa adalah dengan
menahan diri dari perkataan lagwu (perkataan sia-sia) danrofats (perkataan
porno). Apabila ada seseorang yang mencelamu atau berbuat usil padamu,
katakanlah padanya, “Aku sedang puasa, aku sedang puasa”.’Ngabuburit yang tidak
ada nilai manfaatnya tentu rentan dengan perbuatan bohong, perkataan sia-sia,
berkata porno, dan berbuat usil.
Ngabuburit Berkah
Agar terhindar dari
kesia-siaan puasa, sebaiknyaNgabuburit mengutamakan nilai
berkah di dalamnya. Arti berkah adalah adanya nilai tambahan dari kebaikan
perilaku. Lebih jauh tradisi Ngabuburit jika berisi
segala macam aktivitas yang baik, maka berkah yang didapat dari tradisi
tersebut adalah nilai-nilai yang mendidik juga bermanfaat. Berbagai nilai
tersebut misalnya seperti pesan yang mencerdaskan, menyehatkan serta penuh
inspirasi. Setidaknya salah-satu pesan tersebut bisa bermanfaat bagi diri
sendiri, anggota keluarga serta orang lain.
Jadi, bukan malah langsung
meninggalkan tradisi Ngabuburit tapi memperbaiki isi aktivitas
menunggu waktu berbuka puasa. Salah-satu contonya adalah jalan-jalan
bersama anggota keluarga ke taman kota (Ruang Terbuka Hijau / RTH)
atau taman kompleks perumahan menjelang sore hari. Selain menyehatkan,
dalam aktivitas jalan-jalan tersebut ada hikmah menginspirasi. Yakni, pola
komunikasi keluarga bertambah akrab. Belum lagi ada nilai silahturahim antar
tetangga ketika anggota keluarga berinteraksi dengan anggota keluarga lainnya
di taman kota.
Berkaitan juga dengan
nilai silahturahim, anggota keluarga bisa melakukan kegiatan Ngabuburit di
rumah yatim piatu. Atau sebaliknya, mengundang anak-anak yatim piatu ke
rumah untuk berbuka puasa bersama. Tentu sebelum acara berbuka puasa tiba,
ada interaksi antara mereka anak-anak yatim piatu dengan anggota keluarga. Lebih
jauh, masing-masing anggota keluarga pada akhirnya bisa mengasah kepekaan
terhadap seseorang yang telah ditinggal ayah atau ibunya. Jadi, kegiatan
jalan-jalan ke Mall bisa diganti dengan aktivitas berbuka puasa bersama
anak-anak yatim piatu. Dalam hal ini, keberkahan yang didapat adalah
kecerdasan emosional anak berupa kepekaan yang makin terasah. Jangan
lupakan juga, uang yang digunakan untuk kegiatan berbuka bersama tersebut
bernilai sedekah.
Masih banyak kegiatan lain yang
bisa menggantikan Ngabuburit sia-sia menjadi berkah. berkumpul bersama
di halaman rumah menjelang berbuka puasa juga bisa menjadi aktivitas Ngabuburit.
Isi kegiatannya tentu bermacam-macam: Ayah mengajarkananak terkait
Pekerjaan Rumahnya (PR), ibu mencontohkan kepada anak bagaimana melakukan
pekerjaan rumah, atau mengaji bersama menanti waktu berbuka puasa.
Bagaimana bagi lajang dalam
mengisi kegiatan Ngabuburitnya agar berkah? Pada prinsipnya,
lakukanlah segala kegiatan yang benilai positif serta tidak bertentangan dengan
kewajiban agama. Semisal sebelum melakukan kegiatan menjelang Magrib
bersama teman-teman kantor, jangan lupa sholat Ashar. Ketika
berinteraksi di dunia maya, carilah informasi yang mencerdaskan atau
berinteraksi yang menyehatkan (tidak bergosip).
Kegiatan berbagi ilmu atau
rezeki bisa juga menjadi aktivitas Ngabuburit. Berbagilah ilmu terhadap
sesama teman karena masing-masing orang adalah pakar dalam bidang tertentu
(misal keterampilan membuat karya). Kalau berbagi rezeki bisa dilakukan
terhadap orang-orang yang tidak mampu secara finanansial. Buat kegiatan
sendiri atau ajaklah teman-teman bergabung ke komunitas berbagi. Pada
prinsipnya, perbanyaklah mencari keberkahan di Ramadhan ini karena bulan puasa
adalah bulan 1001 keberkahan. Wallahu a’lam bissawab.
Ahmet Tsar Blenzinky
Tidak ada komentar:
Posting Komentar