Dalam Islam, makna keberuntungan bukan hanya bersifat duniawi,
tetapi juga ukhrawi. Keberuntungan ukhrawi selalu menjadi prioritas orang
beriman, yang hanya diperoleh dengan cara mengingat Allah sebanyak-banyaknya.
{QS al-Jumu'ah (62):10}.
Sebaliknya, orang yang tak mengingat Allah akan selalu diganggu setan. Mereka yang tidak mau mengingat Allah, berarti mengikut hawa nafsunya. Siapa yang mengikut hawa nafsunya, berarti mengikuti langkah-langkah setan dalam kehidupannya.
Orang-orang yang betul-betul beriman senantiasa mengingat Allah dalam keadaan apa pun. Kesibukan duniawi tak akan melalaikannya dari tetap berzikir kepada Allah. (QS an-Nur (24): 37). Mereka juga yakin sepenuh hati bahwa Allah tidak akan menyia-nyiakan segala amal perbuatan hambanya serta tak akan menyalahi janji-Nya.
Sebaliknya, orang yang tak mengingat Allah akan selalu diganggu setan. Mereka yang tidak mau mengingat Allah, berarti mengikut hawa nafsunya. Siapa yang mengikut hawa nafsunya, berarti mengikuti langkah-langkah setan dalam kehidupannya.
Orang-orang yang betul-betul beriman senantiasa mengingat Allah dalam keadaan apa pun. Kesibukan duniawi tak akan melalaikannya dari tetap berzikir kepada Allah. (QS an-Nur (24): 37). Mereka juga yakin sepenuh hati bahwa Allah tidak akan menyia-nyiakan segala amal perbuatan hambanya serta tak akan menyalahi janji-Nya.
Dengan berzikir, dosa-dosa seorang hamba akan digugurkan oleh
Allah dan akan diberi rahmat oleh-Nya. Salah satu bentuk zikir adalah
beristighfar atau meminta ampun kepada Allah. Sesungguhnya Allah sangat
mencinta hamba-hamba-Nya yang senantiasa meminta ampun kepada-Nya. (QS Nuh (71)
:10-12).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar