Minggu, 27 Januari 2013

Kesempurnaan Islam




Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam QS Al-Baqarah: 208, 
“Wahai orang-orang yang beriman, masuklah kalian kedalam Islam secara keseluruhan.” Ayat ini jelas-jelas memerintahkan kita semua yang mengaku beriman untuk masuk kedalam Islam secara keseluruhan (kaaffah), tidak setengah-setengah.

Islam adalah agama yang sempurna. Hanya saja kesempurnaan Islam ini hanya bisa kita rasakan dalam kehidupan jika kita pun melaksanakannya secara sempurna. Jika kita hanya melaksanakan Islam secara setengah-setengah, separuh-separuh, atau sebagiannya saja, maka kita tidak akan bisa merasakan kesempurnaan Islam itu sendiri. Kita hanya akan bisa merasakan sebagian dari kesempurnaan itu sendiri. Dan yang lebih penting, kita hanya akan bisa menjadi muslim yang seutuhnya jika kita masuk kedalam Islam secara keseluruhan. Jika kita masuk kedalam Islam secara setengah-setengah, kita pun akan menjadi muslim yang setengah-setengah.

Banyak dari kita telah berlaku tidak adil terhadap Islam. Pada saat kita menerapkan sistem hidup yang tidak islami lalu mendapatkan masalah, kita berteriak-teriak menuntut agar Islam memberikan solusi. Sebetulnya ini sikap yang tidak konsisten. Semestinya, Islam layak kita tuntut memberikan solusi jika Islam itu sendiri yang memunculkan masalah.

Jika Islam diterapkan secara kaaffah, niscaya akan tercipta harmoni dalam kehidupan karena Islam adalah agama yang selaras dengan fitrah manusia, dan selaras dengan sunnatullah. Yang demikian ini karena Islam adalah agama yang berasal dari Dzat yang menciptakan manusia, kehidupan, dan alam semesta semuanya.

Islam Perpaduan antara Hukum dan Akhlaq

Islam bukanlah agama yang berisi kumpulan hukum yang kaku. Sebaliknya, Islam sangat mengedepankan kemuliaan akhlaq. Bahkan, Islam memandang hukum dan akhlaq sebagai dua sisi mata uang yang tidak bisa dipisahkan. Buktinya, segala bentuk ibadah dalam Islam pasti memiliki orientasi akhlaq. Sholat, misalnya, dilakukan untuk mencegah diri dari perbuatan keji dan munkar. Zakat ditunaikan untuk menyucikan harta dan jiwa. Puasa dilakukan untuk mengendalikan nafsu dalam jiwa. Haji dilakukan untuk melatih diri berkorban, menjauhi perkataan yang buruk dan menjauhi kebiasaan berbantah-bantahan. Tidak ada satupun bentuk ibadah kecuali bertujuan untuk meraih kesempurnaan akhlaq. Tidak heran jika Rasulullah bersabda, ”Sesungguhnya aku ini diutus hanya untuk menyempurnakan akhlaq yang mulia.”

Islam Perpaduan antara Kemuliaan dan Kasih Sayang

Kemuliaan (‘izzah) pada dasarnya hanyalah milik Allah semata. Hanya saja, Allah kemudian juga memberikan kemuliaan tersebut kepada para rasul-Nya dan orang-orang yang beriman kepada-Nya. Dan kita diperintahkan untuk menjaga kemuliaan kita di hadapan orang-orang yang ingkar kepada-Nya, dengan cara bersikap tegas – bukan keras atau kasar – kepada mereka. Namun pada saat yang sama, Allah memerintahkan kita untuk saling berendah hati dan berkasih sayang terhadap sesama mukmin. Ini tidak berarti bahwa Islam mengajarkan kita untuk tidak mengasihi non muslim. Bahkan sebaliknya, Islam mendeklarasikan diri sebagai rahmatan lil ’alamin. Artinya, Islam adalah rahmat bagi semua manusia, baik muslim mapun non muslim, bahkan bagi binatang, tumbuhan, dan alam semesta seluruhnya.

Islam Perpaduan antara Ilmu dan Amal

Islam memandang bahwa ilmu sangatlah penting, karena ilmu akan mengarahkan kita pada amal yang benar. Amal tanpa didasari dengan ilmu besar kemungkinan akan salah, menyimpang, dan bahkan menimbulkan mudharat dan kerusakan. Karena sedemikian utamanya ilmu itulah, Allah pun mengangkat derajat orang-orang mukmin yang berilmu beberapa derajat. Dan Rasulullah juga mewajibkan umatnya untuk senantiasa menuntut ilmu sepanjang hayat, mulai dari buaian sampai masuk ke liang lahat. Namun ilmu saja tanpa amal sama dengan omong kosong. Islam memandang bahwa ilmu mesti membuahkan amal shalih. Dan kelak pada Hari Pengadilan, Allah akan meminta pertanggungjawaban setiap orang yang memiliki ilmu. Islam juga membenci orang-orang yang hanya berbicara tetapi tidak mau berbuat. ”Wahai orang-orang yang beriman, mengapa kalian mengatakan apa yang tidak kalian perbuat. Amatlah besar kebencian di sisi Allah bahwa kalian mengatakan apa-apa yang tidak kalian kerjakan.” (QS Ash-Shaff: 2-3)

Islam Perpaduan antara Kerja dan Harapan

Islam menganjurkan umatnya untuk bekerja keras, dan mencela orang yang hanya duduk berdoa di masjid agar uang turun dari langit sedangkan ia malas bekerja. Namun Islam juga memerintahkan agar kita selalu berdoa pada saat kita bekerja. Ketika kita berdoa, kita berharap kepada Allah. Kita pun diperintahkan untuk senantiasa optimis ketika berdoa. Inilah Islam yang memerintahkan keseimbangan antara berusaha dan berdoa, antara kerja dan harapan.

Islam Perpaduan antara Dzikir dan Pikir

Di akhir QS Ali ’Imran, Allah mendeskripsikan ulul albab sebagai berikut: “(Yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.” Demikianlah Islam, yang senantiasa memerintahkan keseimbangan antara dzikir dan Pikir, antara hati dan otak, antara imtaq (keimanan dan ketaqwaan) dan iptek (ilmu pengetahuan dan teknologi).

Islam adalah Negara Sekaligus Ibadah

Islam menyadari bahwa negara dengan berbagai bagiannya – seperti politik, ekonomi, sosial dan budayanya – sangat mempengaruhi kehidupan manusia. Oleh karena itu, Islam tidak mengenal pemisahan antara negara dan agama. Islam tidak menginginkan negara dipimpin oleh orang-orang yang tidak beragama dan dijalankan ke arah yang bertentangan dengan agama. Sebaliknya, Islam menginginkan agar negara bisa mengkondisikan warganegaranya untuk taat beragama. Islam bukanlah agama yang hanya dipraktekkan di masjid-masjid saja, namun juga menjadi panduan dalam mewujudkan segenap kemaslahatan umat. Islam bukan hanya melakukan sholat dan dzikir saja, namun juga kepemimpinan yang adil serta pemerintahan yang bersih dan cakap.

Islam adalah Konsep Sekaligus Pergerakan

Konsep Islam yang sempurna tidak akan bisa kita implementasikan dalam kehidupan tanpa adanya pergerakan. Kita semua tahu bahwa konsep agama ini adalah haq (benar), namun tidak sedikit orang-orang yang senantiasa berusaha menghalangi tegaknya kebenaran tersebut. Oleh karena itu, dibutuhkan pergerakan dalam memperjuangkan dan membumikan konsep Islam di muka bumi ini. Dibutuhkan kekuatan agar kebenaran yang termaktub dalam kitab suci bisa benar-benar terwujud dalam kehidupan. Jika tidak, niscaya konsep yang ada dalam kitab suci selamanya hanya akan menjadi tulisan diatas kertas atau lantunan kata yang hanya diucapkan.


******
Demikianlah kira-kira gambaran kesempurnaan Islam, yang mengatur segala sisi kehidupan manusia dengan begitu indahnya, untuk mengantarkan manusia pada kebahagiaan yang hakiki di dunia dan di akhirat. Dan jika kita ingin merasakan kesempurnaan Islam, tidak ada jalan lain kecuali ber-Islam secara kaaffah, masuk kedalam Islam secara keseluruhan, seluas ajaran Islam itu sendiri.

 
Oleh Abdur Rosyid
http://menaraislam.com/content/view/138/47/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar