Senin, 21 Januari 2013

Mari singgah ke Taman Surga Dunia





Di dunia yang fana ini terdapat tiga taman surga. Jika kita mendapatkannya, sempatkanlah untuk menyinggahinya walaupun hanya sebentar. Dengan menyinggahinya setidak-tidaknya kita sedang benar-benar mencalonkan diri untuk menjadi penghuninya yang abadi kelak di akhirat.  ”Apabila kamu melewati taman-taman surga, maka singgahilah dan nikmatilah sajiannya olehmu. Para sahabat bertanya, “Hai Rasulallah! Apakah taman surga itu?” Rasul menjawab, “Majelis-majelis zikir. …. (H.R. Muslim)

RABI’AH bin Aslam, salah seorang sahabat Nabi saw. dari kelompok ahlu shuffah yang juga menjadi pembantu Nabi saw., pernah ditawari oleh Nabi saw., “Mintalah kamu kepadaku! Apa yang kau inginkan dariku?”
“Aku hanya menginginkan, kelak di akhirat dapat menyertaimu duduk di surga,” kata Rabi’ah.
“Ada permintaan yang lainnya?” lanjut Nabi saw. “Hanya itu saja, ya Rasulallah”, jawab Rabi’ah.
“Kalau begitu, bantulah aku agar doa atas permintaanmu terkabul”, demikian pinta Rasulullah saw. “Dengan apa membantumu ya Rasulallah?”
“Perbanyaklah melaksanakan shalat sunat,” jawab Rasul saw.

Itulah sebagian keinginan sahabat Rasulullah saw. Mereka begitu mendambakan menjadi ahli surga. Mereka menginginkan sekali mendapatkan kebahagiaan yang abadi. Untuk mencapainya mereka rela berjuang mengorbankan kesenangan dunia, demi kebahagiaan akhirat. Mereka rela tak memiliki apa-apa di dunia, asalkan mereka memiliki apa-apa di akhirat.

Banyak sekali ayat Alquran maupun Alhadis yang menerangkan tentang keindahan dan kenikmatan surga. Hal itu Allah dan Rasul-Nya terangkan agar kita merasa terdorong untuk berusaha menjadi salah seorang calon penghuninya. Tidaklah mudah untuk menjadi penghuni surga. Banyak rintangan terbentang yang menghadang untuk meraihnya. Lain halnya dengan jalan ke neraka. Hawa nafsu dan setan begitu kuat mendorongnya.

Namun demikian, janganlah putus asa berjuang untuk meraihnya. Kita harus senantiasa meningkatkan kesungguh-sungguhan kita dalam menaati perintah Allah dan Rasul-Nya. Dekatkanlah selalu diri kita terhadap-Nya. Mintalah selalu pertolongan-Nya agar kita senantiasa istiqamah di jalan-Nya. “Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.” (Q.S. 29:69).

Kebersihan hati merupakan kunci utama terbukanya pintu surga bagi kita. Hanya orang-orang yang hatinya bersih dari sifat riya, takabur, dendam dan bersih dari prasangka buruk, baik kepada Allah maupun kepada manusia, yang akan menjadi penghuni surga. Sebesar biji sesawi saja terdampar kesombongan di hati kita, pahala dari Allah dan pintu surga tertutup bagi kita. Demikian pula halnya bila sifat riya, dendam dan su’udzon masih terdampar di hati kita.

“Tiga golongan orang yang pertama akan mengisi neraka, ialah ulama, mujahidin dan para dermawan yang semuanya riya dengan amalnya.” (Tafsir Ibnu Katsit, Juz I:496).

“Barangsiapa yang riya dalam beramal, tak ada bedanya dengan orang yang menggendong air untuk dipindahkan ke atas gunung. Ia hanya memperoleh rasa lelah dan capek. Amal perbuatannya tertolak sama sekali. Tatkala gunung itu telah menyatu dengan air, sedikit pun gunung itu tidak meleleh” (Imam Al-Ghazali dalam Al-Mawa’idz fil Ahadits Al-Qudsiyah).

Suatu ketika, tatkala Nabi saw. memberi nasihat kepada para sahabat sambil duduk berkeliling, beliau berkata, “Sebentar lagi akan datang melewati kita seorang laki-laki dari golongan ahli surga”.

Para sahabat sangat heran dengan perkataan Nabi saw. tersebut. Tak lama kemudian lewatlah seorang laki-laki dengan penampilan yang sangat sederhana. Rasul pun menunjuk kepada orang tersebut, itulah dia dari golongan ahli surga. Abdullah bin Amru ibnu Ash, penasaran dengan perkataan Rasul saw. Beranjaklah ia untuk meneliti perilaku orang tersebut. Ia berpura-pura kemalaman dan memohon menumpang tidur di rumah orang tersebut.

Sampai tiga malam ia meneliti dan mengikuti perilaku dan ibadah orang tersebut. Tak ada yang istimewa dari cara ibadahnya. Persis sama seperti yang dilakukan para sahabat lainnya. Akhirnya Abdullah bin Amru berterus terang tentang kedatangannya di rumah orang tersebut. Ia sampaikan apa yang dikatakan Nabi saw. sambil menanyakan apa keistimewaan dari orang tersebut.

Sang calon penghuni surga menjawab, “Seperti yang kamu lihat, aku tak melakukan apa pun kecuali seperti yang kamu lihat. Namun, aku tidak mendapatkan dalam diriku rasa curang terhadap seseorang dari saudara se-Islam dan juga aku berusaha untuk tidak iri dengki terhadap kebaikan yang Allah berikan kepada saudaraku se-Islam. Juga aku berusaha untuk tidak dendam terhadap orang-orang yang mengkhianatiku. Aku berusaha untuk tidak riya dengan amal-amalku”.

Abdullah bin Amru mengambil kesimpulan. Selain kekhusyukan ibadahnya, kebersihan hatinyalah yang mengantarkan orang tersebut menjadi salah seorang dari golongan ahli surga. Subhanallah. “Dan jadikanlah aku buah tutur yang baik bagi orang-orang yang datang kemudian. Dan jadikanlah aku termasuk orang-orang yang memusakai surga yang penuh kenikmatan. Dan ampunilah bapakku, karena sesungguhnya ia adalah termasuk golongan orang-orang yang sesat. Dan janganlah Engkau hinakan aku pada hari mereka dibangkitkan, yaitu pada hari di mana harta dan anak-anak tidak berguna lagi, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih.” (Q.S. 26:84 -89).

Menurut hadis Rasul saw., di dunia yang fana ini terdapat tiga taman surga. Jika kita mendapatkannya, sempatkanlah untuk menyinggahinya walaupun hanya sebentar. Dengan menyinggahinya setidak-tidaknya kita sedang benar-benar mencalonkan diri untuk menjadi penghuninya yang abadi kelak di akhirat. Ketiga taman surga tersebut adalah, 

pertama, menjenguk saudara se-Islam yang sedang sakit. “Seorang Muslim jika menjenguk saudaranya sesama Muslim yang sedang sakit tetap berada dalam taman surga hingga ia kembali” (H.R. Muslim).

“Tidaklah seorang Muslim yang menjenguk sesama Muslim yang sedang sakit pada pagi hari, melainkan didoakan oleh tujuh puluh ribu malaikat hingga sore hari. Dan jika menjenguknya pada sore hari, didoakan tujuh puluh ribu malaikat hingga pagi hari dan kelak di akhirat akan mendapat jaminan buah-buahan yang ada di taman surga” (H.R. At-Tirmidzy).

Kedua, majelis zikir. Yang dimaksud zikir di sini tidak saja hanya ingat kepada Allah secara lisan saja. Kebanyakan para ulama berpendapat, membahas halal dan haram, mencari ilmu yang manfaat, memberi nasihat yang baik dan mencegah kemunkaran termasuk zikir kepada Allah SWT.
“Apabila kamu melewati taman-taman surga, maka singgahilah dan nikmatilah sajiannya olehmu. Para sahabat bertanya, “Hai Rasulallah! Apakah taman surga itu?” Rasul menjawab, “Majelis-majelis zikir. Allah memiliki para malaikat yang selalu berkeliling mencari majelis-majelis zikir. Apabila mereka datang ke tempat itu, mereka duduk bersama orang-orang yang berzikir” (H.R. Muslim). 

Ketiga, shalat di Masjid Nabawi. “Antara rumahku dan mimbarku ini merupakan salah satu dari taman-taman surga”.

Sungguh berbahagia apabila kelak kita menjadi penghuni surga. Kita akan dapat merasakan kenikmatan yang luar biasa. Suatu ke-nikmatan yang belum pernah terdengar, terbayangkan dan belum pernah dirasakan selama kita hidup di dunia. Namun demikian, kita pun menyadari, betapa kotor dan hinanya diri kita. Kemaksiatan dan dosa selalu menghiasi perjalanan hidup kita.

Tapi seperti Allah SWT firmankan, kita tak boleh putus asa dari rahmat dan kasih sayang-Nya. Tobat dan pembersihan jiwa dengan akhlak mulia serta selalu mendekatkan diri kepada-Nya akan membuka peluang bagi kita untuk meraih kenikmatan surga.

Jika kamu memohon kepada Allah SWT, jangan tanggung-tanggung, memohonlah agar diperkenankan menjadi penghuni Surga Firdaus. Demikian sabda Rasul saw. Karenanya, jangan berhenti beramal saleh dan berharap ampunan, keridaan serta surga-Nya.
“Wahai manusia! Andaikan engkau takut pada api neraka sebagaimana engkau takut kepada kemiskinan, niscaya akan kucukupi kebutuhan hidupmu melalui cara-cara yang tak terjangkau oleh otakmu. Seandainya engkau tergila-gila kepada surga sebagaimana engkau tergila-gila kepada dunia, maka Aku akan memberikan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat” (Imam al Ghazali dalam Al-Mawa’idz fil Ahadits Al-Qudsiyah).***


Penulis Ketua DKM Nurul Hidayah Pasar Tengah Cisurupan Garut, anggota Klub Penulisan Hardim Bandung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar