Rabu, 30 Januari 2013

Kisah Harut dan Marut




Setelah Allah SWT menciptakan manusia sebagai khalifah di bumi, para malaikat di langit berkata ” Wahai Tuhan, mengapa engkau jadikan anak-anak Adam itu sebagai makhluk pilihan-Mu di bumi, sedangkan mereka sering mendurhakai-Mu”.

Allah SWT berfirman, “Kalaulah Aku turunkan kamu ke dunia dan Aku cipta kamu sama seperti manusia yang mempunyai nafsu, nescaya kamu juga akan melakukan sebagaimana yang manusia lakukan“. Para Malaikat menjawab, “Maha Suci Engkau wahai Tuhan, kami sama sekali tidak akan mendurhakai-Mu ”.

Lalu Allah SWT menyuruh para Malaikat memilih Malaikat yang terbaik di antara mereka untuk diturunkan ke bumi. Malaikat memilih Harut, Marut dan Azail. Ketiga-tiga malaikat itu diturunkan ke bumi dalam bentuk dan rupa anak Adam. Ketika Azail dihidupkan nafsu dalam jiwanya, beliau menangis dan mohon dikembalikan ke langit seperti asalnya. Beliau diterima oleh Allah SWT dan tinggallah Harut dan Marut saja di dunia.

Sebelum diturunkan ke dunia, Harut dan Marut dibekalkan dengan nafsu dan syahwat sama seperti manusia. Mereka juga dianugerahkan berbagai ilmu pengetahuan termasuklah ilmu sihir. Mereka mengajar tentang sihir supaya manusia boleh membedakan antara sihir dan mukjizat Nabi Sulaiman. 

Al-Baqarah [102] …. Nabi Sulaiman tidak mengamalkan sihir yang menyebabkan kekufuran itu, akan tetapi kelompok Syaitan itulah yang kafir (dengan amalan sihirnya) karena merekalah yang mengajarkan manusia ilmu sihir

Malaikat Harut dan Marut ini tidak mengajar ilmu sihir kepada manusia, melainkan mereka datang ke dunia sebagai ujian untuk mengajak manusia meninggalkan ilmu tersebut. Ada dikalangan masyarakat di zaman tersebut yang meminta supaya mereka mengajarkan ilmu ini, namun Harut dan Marut meletakkan syarat, sekiranya ilmu ini diajarkan, jangan sekali-kali mereka menyalah gunakan ilmu tersebut.

Al-Baqarah [102] …. dan apa yang diturunkan kepada dua malaikat: Harut dan Marut, di negeri Babil (Babylon), sedang mereka berdua tidak mengajar seseorang pun melainkan setelah mereka menasihatinya dengan berkata: Sesungguhnya kami ini hanyalah cobaan (untuk menguji imanmu), oleh itu janganlah engkau menjadi kafir (dengan mempelajarinya)  ”.
Ada juga ilmu sihir yang  boleh membalik-balikkan hati manusia, sehingga pasangan suami isteri yang saling sayang menyayangi bertukar menjadi benci, bergaduh dan seterusnya membawa kepada penceraian.

Baqarah [102]….Dalam pada itu ada juga orang-orang yang mempelajari dari mereka berdua: Ilmu sihir yang boleh menceraikan antara seorang suami dengan isterinya, padahal mereka tidak akan dapat sama sekali memberi mudarat (atau membahayakan) dengan sihir itu seseorang pun melainkan dengan izin Allah

Pada suatu hari datanglah seorang wanita yang cantik jelita berketurunan Parsi (Iran), bernama Zahrah isteri Raja ketika itu, yang juga merupakan zuriat keturunan Qabil (anak Nabi Adam yang cantik).  

Apabila terpandang saja Zahrah, Harut dan Marut mulai berdebar-debar. Maka bertanyalah Harut kepada Marut, “Wahai saudaraku Marut, adakah engkau merasakan apa yang aku rasa, perasaan cinta dan birahi kepada wanita yang berjumpa kita tadi ?” Jawab Marut, “Benar, aku juga merasakan apa yang engkau rasakan”.

Zahrah pula merasakan bahwa Harut dan Marut adalah manusia yang istimewa dan mempunyai sesuatu ilmu rahsia. Zahrah ingin mengetahui dan mempelajari rahasia nama-nama Allah yang agung yaitu “Ismullahhul A’zom”. Zahrah sanggup melakukan apa saja untuk mengetahui rahasia itu, lalu mempelawa mereka ke istananya. 

Harut dan Marut pula coba memikat dan merayu pada Zahrah untuk melakukan hubungan tetapi dia menolak. Akhirnya Zahrah bersetuju dan meletakkan syarat, sekiranya rahasia melakukan hubungan dengannya, mereka hendaklah minum arak yang dihidangkannya. Akhirnya, mereka telah meminum arak untuk melakukan hubungan dengan Zahrah, kemudian membunuh suaminya.  Disebabkan mabuk, mereka telah melakukan dosa lain yaitu membunuh. 

Zahrah telah mendengar “Ismullahhul A’zom” daripada Harut dan Marut semasa mereka dalam keadaan mabuk itu. Lalu Zuhrah telah melafazkannya dan dia telah di”masakh”kan yaitu ditukar dia menjadi sebuah planet yang sekarang ini di kenali sebagai planet Zuhrah.

Setelah Harut dan Marut sadar dari mabuknya, mereka sadar bahwa mereka juga melakukan kesalahan karena dipengaruhi nafsu, seperti firman Allah kepada mereka sebelum ini.
Keduanya insyaf di atas kesalahan yang mereka lakukan dan ingin segera kembali ke langit. Namun, Allah SWT tidak mengizinkan. Allah SWT berfirman kepada mereka, “Sekarang kamu berdua pilih, menerima azab di dunia atau azab di akhirat.? ”Keduanya menjawab,“Wahai Tuhan, kami berdua memilih azab di dunia karena azab di dunia ada pengakhirannya, sedangkan azab di akhirat tidak akan berakhir.”

Sikap Harut dan Marut ini berbeda dengan sikap Iblis yang memilih agar ditangguhkan azab di dunia ini karena enggan sujud kepada Nabi Adam a.s.
Dan sesungguhnya engkau ditimpa laknat terus-menerus hingga ke hari kiamat. (Hijr:35)
Iblis berkata: Wahai Tuhanku! Jika demikian, berilah waktu kepadaku hingga ke hari mereka dibangitkan (hari kiamat). (Hijr:36)

Kemudian Allah SWT menempatkan Harut dan Marut di negeri Babil (Babylon) dan diazab dengan kedua kakinya terikat dengan kepalanya ke bawah dan kaki ke atas.
Telah diriwayatkan oleh Ibnu Rahawiyyah dan Ibnu Mardawiyyah daripada Sayyidina Ali Karramallahu Wajhah, bersabda Rasulullah s.a.w. yaitu “Laknat Allah akan Zahrah (wanita Farsi), sesungguhnya beliau telah memfitnahkan dua malaikat Harut dan Marut. Wallahua’lam. 
(Tafsir Mazhari Jilid 1, halaman 108 karangan ulama Tafsir dan Waliyyullah yang masyhur yaitu Tuan Qadhi Muhammad Thanaullah, Al-Uthmani). 

Harut Marut pada pengajian kami adalah “malakain” yaitu dua malaikat dan bukannnya “malikin (dua raja atau pemerintah). Jika apa pendapat yang mengatakan mereka adalah jin atau manusia, datangkanlah bukti atau dalil. Kami telah bawakan hadith seperti di atas yang terdapat dalam Tafsir Mazhari. Apapun ini bukanlah suatu perkara yang wajib dipercayai. Pelajaran utamanya adalah tentang pengaruh nafsu terhadap manusia dan malaikat akhirnya setuju tentang perkara ini.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar