Kehidupan dalam persepsi islam bukanlah rentangyang pendek. Kehidupan yang mampu menjangkau semua masanya baik dunia maupun akhirat. Kehidupan dunia, tentunya semua manusia telah menjalaninya, baik dalam keadaan suka-duka, lapang ataupun sempit mereka telah merasakan semua yang ada didalamnya dengan panca indera, akal, serta jiwanya. Namun sebuah hal yang berbeda yang diyakini umat islam dan kaum atheis adalah adanya keyakinan kehidupan nisbi yang disebut dengan kampong akhirat. Para penentang Tuhan menganggap kehidupan dunia ini hanya sebuah kebetulan yang diakibatkan proses alam, sehingga kehidupan hanyalah proses biologis, kimiawi ataupun fisik yang ada didunia tanpa ada pertanggung jawaban setelahnya. Namun bagi orang beriman kehidupan memang telah diciptakan dan ditentukan masanya. Dan justru kehidupan akhirat itulah awal dimulai kehidupan yang hakiki sebagai balasan dari kehidupannya di dunia.
Dan
tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan
sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui. (Al-Ankabut(29):64).
Keyakinan inilah yang akan membentuk cara pandang manusia beriman, bagaimana
mereka akan menjalani kehidupannya didunia. Karena itu Allah SWT memberikan
gambaran secara spesifik bagaimana keadaan kampong akhirat yang bernama surga
dan neraka. Hal ini sebagai bagian dari esensi utama dinul islam sebagai basyiran wa
nadhiran. Dengannya manusia akan berusaha menggapai kebahagiaan abadi
dengan segala ridha kenikmatan kehidupan surga, dan senantiasa berusaha untuk
dijauhkan dari hinaan siksa neraka.
Untuk
menguatkan harapan dan meninggikan semangat manusia untuk berupaya meraih
ridhanya sebagai penduduk surga, yang merupakan fitrahnya sebagaimana bapak
mereka Adam dan Hawa ‘Alaihimus Salam pertama kali tinggal. Petunjuk ilahiyah
dan nabawiyah menyingkap tabir bagaimana kondisi surga, dan kehidupan yang
dijanjikan bagi para penghuninya.
Dari Sahl
bin Sa'ad r.a. pula, katanya: "Saya menyaksikan dari Nabi s.a.w. akan
suatu majlis yang di situ beliau s.a.w. menerangkan sifat surga, sehingga
selesai, kemudian dalam akhir pembicaraannya beliau s.a.w. bersabda: "Di
dalam surga itu adalah kenikmatan-kenikmatan yang tidak pernah ada mata yang
melihatnya, tidak ada telinga yang pernah mendengarnya dan tidak pernah
terlintas dalam hati seseorangpun."
Selanjutnya
beliau s.a.w. membacakan ayat - yang artinya: "Lambung-lambung mereka
menjauh dari tempat-tempat tidurnya -yakni orang-orang yang berbakti kepada
Allah sama meninggalkan tidur," hingga firmanNya:
"Maka
tiada seorangpun yang dapat mengetahui pahala yang disembunyikan untuk mereka
yang berupa apa-apa yang menyenangkan mata. (as-Sajdah: 17) (Riwayat
Bukhari)
Kekalnya kehidupan Surga.
mereka
kekal di dalamnya. Surga itu sebaik-baik tempat menetap dan tempat
kediaman. (Al-Furqan(25):76)
Raghib
mengemukakan bahwa kekal dari kosa kata Arabnya khulud bermakna
terhindarnya sesuatu dari suatu kerusakan dan tetapnya keadaan sebagaimana
adanya1. Sedangkan Ibnu Arabi mengungkapkan, khuld berasal
dari katakhalada-yakhludu-khuldan tetap dan terus menerus, bermakna
tinggal secara terus menerus pada suatu tempat tanpa pernah keluar darinya2.
(Lisanul Arab)
Karena itu dimensi
kehidupan di surga tidak dibatasi oleh dimensi ruang dan waktu. Surga adalah
tempat yang begitu luas sehingga penghuninya tidak akan pernah mengetahui
batasan sisi luarnya dan seberapakah luasnya.
Dan
bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya
seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa,(Ali-Imran(3):133).
Jika
bagian bumi saja, ada diantara daerahnya yang manusia belum mampu untuk
menjangkaunya, maka bagaimana dengan akhirat yang memang tidak berbanding
luasnya dengan dunia. sebagaimana Rasulullah SAW bersabda, “ Dunia itu
dibandingkan dengan akhirat tidak lain seperti kalau salah seorang dari kalian
memasukkan jarinya kelaut, maka lihatlah seberapa air yang dibawa kembali oleh
jari itu “ (HR. Muslim, At-Tirmidzi dan Ahmad)
Demikian
pula para penghuni surga tidak akan dibatasi oleh waktu seberapa lamakah dia
tinggal. Karena tidak terjadinya perubahan kondisi alam surga demikian pula
fisik para penghuninya. Alam surga adalah sebaik-baik kehidupan yang didalamnya
penghuninya tidak merasakan peluh, panas ataupun kedinginan. Segala kondisi
iklim dan suasananya terbaik bagi kehidupan, sehingga makhluk penghuninya tidak
akan mendapatkan pengaruh kerusakan fisik, kimiawi maupun biologi yang dapat
menyebabkan kerusakan sel, sakit ataupun pengaruh negatif lainnya.
Dan
sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik, bahwa
bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya.
Setiap mereka diberi rezeki buah-buahan dalam surga-surga itu, mereka
mengatakan: "Inilah yang pernah diberikan kepada kami dahulu". Mereka
diberi buah-buahan yang serupa dan untuk mereka di dalamnya ada isteri-isteri
yang suci dan mereka kekal di dalamnya. (Al-Baqarah(2):25)
Dan
apabila kamu melihat di sana (surga), niscaya kamu akan melihat berbagai macam
kenikmatan dan kerajaan yang besar. (Al-Insan(76):20)
Dengan
kondisi ketentraman dalam kehidupan surga, tidak ada kepayahan, ujian dan
cobaan yang menjadi beban bagi mereka sehingga kondisi mereka akan senantiasa
dalam kondisi fisik dan jiwa yang terbaik dan kekal sebagaimana mereka
dibangkitkan. Dalam sebuah hadist qudsi Rasulullah SAW bersabda:
“Allah Azza wajalla
menciptakan Adam mirip dengan wajah-Nya. Postur tubuh Adam adalah enam puluh
hasta. Usai menciptakan Adam Allah berfirman, “Pergilah dan ucapkan salam
kepada sekumpulan tersebut. Mereka adalah para malaikat yang sedang duduk-duduk
dan mendengarkan salam yang mereka sampaikan kepadamu, karena salam tersebut
adalah salammu dan salam anak keturunanmu.”
Kata Rasulullah saw.,
“Lalu Adam pergi ke tempat mereka dan berkata, “Salam sejahtera atas kalian.”
Mereka menjawab, “Salam sejahtera juga atasmu dan begitu juga rahmat Allah.”
Kata Rasulullah saw. lebih lanjut,“Maka setiap orang yang masuk ke dalam
surga wajahnya seperti wajah Adam dan postur tubuhnya adalah enam puluh hasta.
Setelah Adam, manusia mengecil hingga sekarang.” (HR.Ahmad, Bukhari
dan Muslim)
“ Sesungguhnya
kalian akan tetap sehat dan tidak akan sakit. Kalian akan selalu hidup dan
tidak akan mati. Kalian akan tetap muda dan tidak akan menua” (HR. Muslim)
Kampong Surga
Untuk
memberikan ketenangan dan ketentraman bagi penghuni surga, sesuai dengan
tabiatnya manusia diberikan suasana surga yang penuh dengan keindahan dan
keteduhan. Dengan pepohonan, mata air dan sungai yang mengalir didalamnya serta
rindangnya tanaman surga.
Banyak muka pada
hari itu berseri-seri, merasa senang karena usahanya, dalam surga yang
tinggi, tidak kamu dengar di dalamnya perkataan yang tidak
berguna, Di dalamnya ada mata air yang mengalir. (Alghasiyah:8-12)
Kedua surga itu (kelihatan)
hijau tua warnanya. (Ar-Rahman(55):64)
Di dalam
kedua surga itu ada dua buah mata air yang mengalir (Ar-Rahman(55):55)
Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya
di surga ada sebuah pohon yang apabila dikelilingi oleh seorang penunggang kuda
pacuan yang sangat cepat jalannya selama seratus tahun lamanya, ia masih belum
bisa mengelilinginya” (HR. Bukhari, Muslim).
Dari Abu
Musa r.a. bahwasanya Nabi s.a.w. bersabda: "Sesungguhnya bagi seseorang
mu'min dalam surga itu rumah yang terbuat dari mutiara yang utuh sebiji,
berlobang tengah. Panjangnya ke langit - yakni ke atas tingginya - ada
enampuluh mil. Bagi seseorang mu'min di dalamnya itu ada beberapa keluarga yang
dikelilingi oleh orang mu'min tadi, tetapi antara yang seorang dengan yang
lainnya - di kalangan keluarga atau isterinya-isterinya
- tidak
ada yang tahu-menahu - karena sangat luasnya atau memang dibuat sedemikian rupa
oleh Allah." (Muttafaq 'alaih)
Hidangan Surga
Untuk
mencukupi kebutuhan akan makanan penduduk surga, Allah melimpahkan segala jenis
makanan yang menjadi kesukaan manusia didunia dengan dilipatkan kelezatannya.
Mereka akan diberikan hidangan daging terlezat, buah-buahan dan beragam minuman
surga dari anggur, arak, susu, madu yang tidak memabukkan.,
Mereka
dikelilingi oleh anak-anak muda yang tetap muda, dengan membawa gelas, cerek
dan minuman yang diambil dari air yang mengalir, mereka tidak pening karenanya
dan tidak pula mabuk, dan buah-buahan dari apa yang mereka pilih, dan daging
burung dari apa yang mereka inginkan. (Al-Waqi’ah(56):17-21).
Dan
buah-buahan yang banyak, yang tidak berhenti (berbuah) dan tidak terlarang
mengambilnya. (Alwaqiah(56):27-32)
Dari
Jabir r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Dalam surga itu
para ahli surga sama makan dan minum, tetapi mereka itu tidak membuang air
besar, tidak beringus dan tidak pula membuang air kecil, tetapi makanan yang
sedemikian itu dapat pula keluar serdawa dan sebagaimana keringat yang keluar
dari tubuhnya itu adalah berbau minyak kasturi. Mereka diilhami untuk terus
bertasbih serta bertakbir kepada Allah sebagaimana juga dikaruniainya
pernafasan tanpa kesukaran dalam kesemuanya itu." (Riwayat Muslim)
Bidadari Surga
Salah
satu kesenangan terbaik dalam kehidupan manusia adalah dengan adanya pasangan
hidup yang akan memberikan ketentraman dalam hatinya dan menguatkan ghirahnya.
Wanita-wanita surga para bidadari menjadi istri penghuni surga.
Dan ada
bidadari-bidadari bermata jeli, laksana mutiara yang tersimpan baik. (Ar-Rahman(56):22-23)
Ibnu Jarrir mengatakan
mengenai Huurun ‘in, Al-huur adalah mata yang jernih dengan bola mata hitam,
sedangkan ‘iin adalah menyenangkan untuk dipandang.
"Di
dalam surga wadah-wadah yang dipergunakan oleh mereka, yakni para ahli surga
terbuat dari emas, keringat mereka adalah bagaikan minyak kasturi. Tiap
seseorang dari semua ahli surga itu mempunyai dua orang isteri yang sumsum
betisnya itu dapat dilihat dari balik daging karena indahnya, tiada perbedaan
antara para ahli surga itu dan tiada pula rasa saling benci membenci. Hati
mereka adalah bagaikan hati satu orang lelaki. Mereka sama memaha-sucikan Allah
pada waktu pagi dan sore." (HR. Bukhari - Muslim)
Para wanita surga adalah
wanita-wanita suci yang tidak pernah tersentuh oleh makhluk lainnya baik dari
golongan jin maupun manusia.
Di dalam
surga itu ada bidadari-bidadari yang sopan menundukkan pandangannya, tidak
pernah disentuh oleh manusia sebelum mereka (penghuni-penghuni surga yang
menjadi suami mereka), dan tidak pula oleh jin. (Ar-Rahman(55):56)
Seakan-akan
bidadari itu permata yakut dan marjan. . (Ar-Rahman(55):58)
Para bidadari surga menjadi
hiburan terbaik bagi suaminya, dengan syair-syair indah dan nyanyian yang
menghibur hati. Sebagaimana diriwayatkan dari Ibnu Umar bahwasanya Rasulullah
bersabda: “ Sesungguhnya istri-istri penghuni surga akan bernyanyi
untuk para suaminya dengan suara yang sangat merdu, yang belum pernah didengar
oleh siapapun juga. Diantara syairnya ‘kamilah wanita pilihan dan wanita
baik-baik, istri dari laki-laki mulia yang melihat kami layaknya mutiara…”.
(Shahih Jami’as Shaghir).
Pelayanan Surga
Bagi
hamba Allah yang mengabdikan hidupnya hanya kepadaNya akan diberikan balasan
pelayanan paripurna disurga
Dan
mereka dikelilingi oleh pelayan-pelayan muda yang tetap muda. Apabila kamu
melihat mereka, kamu akan mengira mereka, mutiara yang bertaburan. (Al-Insan(76):19)
Mereka
berada di atas dipan yang bertahta emas dan permata, seraya bertelekan di
atasnya berhadap-hadapan.Mereka dikelilingi oleh anak-anak muda yang tetap
muda, dengan membawa gelas, cerek dan minuman yang diambil dari air yang
mengalir. (Al-Waqiah(56):15-18)
Dari Anas
r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda: "Sesungguhnya di dalam
surga itu ada pasarnya, yang didatangi oleh para ahli surga pada tiap hari
Jum'at, lalu meniuplah angin utara- sebagai kiasan yang penuh kenyamanan dan
keberkahan -kemudian mengenai wajah-wajah dan pakaian-pakaian mereka, sehingga
mereka itu menjadi bertambah bagus dan elok. Selanjutnya kembalilah mereka ke
tempat keluarga mereka dalam keadaan mereka telah bertambah bagus dan elok itu.
Keluarga-keluarganya itu berkata kepada mereka: "Demi Allah,
sungguh-sungguh anda sekalian telah bertambah bagus dan eloknya."
Mereka lalu menjawab: "Engkau semuapun, demi Allah, benar-benar
telah bertambah indah dan cantiknya." (Riwayat Muslim)
Penduduk Surga
Penduduk
surga adalah orang-orang yang diberikan kemuliaan kepada mereka. Golongan
pertama adalah para nabi dan rasul, kemudian disusul orang-orang yang bersama
mereka dari golongan orang-orang beriman yaitu golongan yang terdahulu sabiqun
awwalun, dan selanjutnya semua golongan muslimin yang meneladani mereka
yaitu ashabul yamin, sebagaimana dijelaskan dalam surat Al-Waqi’ah.
Hal ini juga diperjelas sebagaimana sabda Rasulullah SAW,"Sesungguhnya
ahli surga itu niscayalah dapat melihat penghuni-penghuni bilik-bilik yang ada
di atas mereka, sebagaimana engkau semua melihat bintang yang cemerlang
cahayanya yang berlalu di cakrawala dari arah timur ke arah barat, karena
adanya kelebihan keutamaan di antara mereka itu."
Para
sahabat bertanya: "Apakah itu kediaman-kediaman para Nabi yang tidak
dapat dicapai oleh orang yang selain mereka itu?" Beliau s.a.w.
menjawab: "Benar, demi Zat yang jiwaku ada di dalam genggaman
kekuasaannya, tetapi juga tempatnya orang-orang yang beriman kepada Allah serta
percaya benar-benar kepada Rasul-rasul." (Muttafaq 'alaih).
Dalam riwayat yang lain
disebutkan, “Pasti masuk surga di antara umatku yang berjumlah tujuh
puluh ribu orang tanpa hisab atau tujuh ratus ribu orang. Mereka saling
bergandeng hingga masuk surga semuanya. Wajah mereka seperti rembulan pada saat
pertama.”(HR. Bukhari-Muslim)
Allah
Ta'ala juga berfirman: .
"Hai hamba-hambaKu,
pada hari ini engkau semua tidak perlu merasa takut dan tidak perlu pula
berhati susah.Yaitu orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami dan mereka
adalah pemeluk-pemeluk Agama Islam. Masuklah engkau semua dalam surga,
juga isteri-isterimu dengan perasaan gembira. " (az-Zukhruf:
68-70)
Penduduk surga akan
senantiasa menjaga rasa cinta diantara mereka sebagaimana mereka telah
dipersatukan dalam tali Allah dengan cinta mereka didunia. Tidak ada rasa iri
dan dengki, yang ada hanyalah perkataan lemah lembut dan ucapan salam.
Mereka
tidak mendengar di dalamnya perkataan yang sia-sia dan tidak pula perkataan
yang menimbulkan dosa, akan tetapi mereka mendengar ucapan salam. (Al-Waqiah(56):25-26)
Pertemuan dengan Allah SWT
Pertemuan
dengan Allah SWT pencipta semesta alam adalah sebuah kepastian. Sebagai
kemuliaan dan kenikmatan tertinggi bagi orang-orang beriman penghuni surga.
Barangsiapa
yang mengharap pertemuan dengan Allah, maka sesungguhnya waktu (yang
dijanjikan) Allah itu, pasti datang. Dan Dialah Yang Maha mendengar lagi Maha
Mengetahui. (Al-Ankabut(29):5)
“Dan penghuni surga yang paling tinggi atau mulia
di sisi Allah adalah orang yang melihat wajah Allah setiap pagi dan petang. Kemudian
Rasulullah saw. membaca ayat, “Wajah-wajah orang-orang Mukmin) pada saat itu
berseri-seri. Kepada Rabbnyalah mereka melihat.” HR Tirmidzi
Dari
Jarir bin Abdullah r.a., katanya: "Kita semua berada di sisi Rasulullah
s.a.w. lalu beliau s.a.w. melihat bulan pada malam purnama – yakni tanggal
empatbelas - dan bersabda: ‘Engkau semua akan dapat melihat Tuhanmu semua
dengan terang-terangan dapat dipandang mata, sebagaimana engkau semua melihat
bulan ini. Tidak akan engkau semua mendapatkan kesukaran dalam melihatNya itu."
(Muttafaq 'alaih)
Dari
Shuhaib r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda: "Jikalau semua ahli
surga sudah memasuki surga, lalu Allah Tabaraka wa Ta'ala berfirman: ‘Adakah
sesuatu yang engkau semua inginkan supaya Aku dapat menambahkan kenikmatan itu
padamu semua?’ Mereka menjawab: ‘Bukankah Engkau telah memutihkan
wajah-wajah kita - maksudnya menjadikan wajah wajah itu ber-cahaya? Bukankah
Engkau telah memasukkan kita dalam surga dan menyelamatkan kita dari neraka?’
Kemudian tersingkaplah tabir – yang menutupi Zat Allah Ta'ala. Maka tidak ada
suatu kenikmatan yang diberikan kepada para ahli surga itu yang lebih mereka
sukai daripada melihat kepada Dzat Tuhan mereka," Yakni dapat melihat
wujudnya Allah Ta'ala dengan terang-terangan dapat disaksikan oleh mata.
(Riwayat Muslim)
Demikian diantara gambaran
kehidupan surga, sungguh tiada penglihatan dan pendengaran yang mampu
membandingkannya, dan tiada kata yang bisa mengungkapkannya. Marilah
berlomba-lomba menggapainya.
Hai jiwa
yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya.
Maka masuklah ke dalam jama'ah hamba-hamba-Ku, masuklah ke dalam
surga-Ku. (AL-Fajr(89):27-30).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar