Senin, 21 Januari 2013

Tamasya Di Taman Surga




Kehidupan dalam persepsi islam bukanlah rentangyang pendek. Kehidupan yang mampu menjangkau semua masanya baik dunia maupun akhirat. Kehidupan dunia, tentunya semua manusia telah menjalaninya, baik dalam keadaan suka-duka, lapang ataupun sempit mereka telah merasakan semua yang ada didalamnya dengan panca indera, akal, serta jiwanya. Namun sebuah hal yang berbeda yang diyakini umat islam dan kaum atheis adalah adanya keyakinan kehidupan nisbi yang disebut dengan kampong akhirat. Para penentang Tuhan menganggap kehidupan dunia ini hanya sebuah kebetulan yang diakibatkan proses alam, sehingga kehidupan hanyalah proses biologis, kimiawi ataupun fisik yang ada didunia tanpa ada pertanggung jawaban setelahnya. Namun bagi orang beriman kehidupan memang telah diciptakan dan ditentukan masanya. Dan justru kehidupan akhirat itulah awal dimulai kehidupan yang hakiki sebagai balasan dari kehidupannya di dunia.
Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui. (Al-Ankabut(29):64).

               Keyakinan inilah yang akan membentuk cara pandang manusia beriman, bagaimana mereka akan menjalani kehidupannya didunia. Karena itu Allah SWT memberikan gambaran secara spesifik bagaimana keadaan kampong akhirat yang bernama surga dan neraka. Hal ini sebagai bagian dari esensi utama dinul islam sebagai basyiran wa nadhiran. Dengannya manusia akan berusaha menggapai kebahagiaan abadi dengan segala ridha kenikmatan kehidupan surga, dan senantiasa berusaha untuk dijauhkan dari hinaan siksa neraka.
Untuk menguatkan harapan dan meninggikan semangat manusia untuk berupaya meraih ridhanya sebagai penduduk surga, yang merupakan fitrahnya sebagaimana bapak mereka Adam dan Hawa ‘Alaihimus Salam pertama kali tinggal. Petunjuk ilahiyah dan nabawiyah menyingkap tabir bagaimana kondisi surga, dan kehidupan yang dijanjikan bagi para penghuninya.
Dari Sahl bin Sa'ad r.a. pula, katanya: "Saya menyaksikan dari Nabi s.a.w. akan suatu majlis yang di situ beliau s.a.w. menerangkan sifat surga, sehingga selesai, kemudian dalam akhir pembicaraannya beliau s.a.w. bersabda: "Di dalam surga itu adalah kenikmatan-kenikmatan yang tidak pernah ada mata yang melihatnya, tidak ada telinga yang pernah mendengarnya dan tidak pernah terlintas dalam hati seseorangpun."
Selanjutnya beliau s.a.w. membacakan ayat - yang artinya: "Lambung-lambung mereka menjauh dari tempat-tempat tidurnya -yakni orang-orang yang berbakti kepada Allah sama meninggalkan tidur," hingga firmanNya:
"Maka tiada seorangpun yang dapat mengetahui pahala yang disembunyikan untuk mereka yang berupa apa-apa yang menyenangkan mata. (as-Sajdah: 17) (Riwayat Bukhari)

Kekalnya kehidupan Surga.
mereka kekal di dalamnya. Surga itu sebaik-baik tempat menetap dan tempat kediaman. (Al-Furqan(25):76)
Raghib mengemukakan bahwa kekal dari kosa kata Arabnya khulud bermakna terhindarnya sesuatu dari suatu kerusakan dan tetapnya keadaan sebagaimana adanya1. Sedangkan Ibnu Arabi mengungkapkan, khuld berasal dari katakhalada-yakhludu-khuldan tetap dan terus menerus, bermakna tinggal secara terus menerus pada suatu tempat tanpa pernah keluar darinya2. (Lisanul Arab)
Karena itu dimensi kehidupan di surga tidak dibatasi oleh dimensi ruang dan waktu. Surga adalah tempat yang begitu luas sehingga penghuninya tidak akan pernah mengetahui batasan sisi luarnya dan seberapakah luasnya. 
Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa,(Ali-Imran(3):133). 
 Jika bagian bumi saja, ada diantara daerahnya yang manusia belum mampu untuk menjangkaunya, maka bagaimana dengan akhirat yang memang tidak berbanding luasnya dengan dunia. sebagaimana Rasulullah SAW bersabda, “ Dunia itu dibandingkan dengan akhirat tidak lain seperti kalau salah seorang dari kalian memasukkan jarinya kelaut, maka lihatlah seberapa air yang dibawa kembali oleh jari itu “ (HR. Muslim, At-Tirmidzi dan Ahmad)
Demikian pula para penghuni surga tidak akan dibatasi oleh waktu seberapa lamakah dia tinggal. Karena tidak terjadinya perubahan kondisi alam surga demikian pula fisik para penghuninya. Alam surga adalah sebaik-baik kehidupan yang didalamnya penghuninya tidak merasakan peluh, panas ataupun kedinginan. Segala kondisi iklim dan suasananya terbaik bagi kehidupan, sehingga makhluk penghuninya tidak akan mendapatkan pengaruh kerusakan fisik, kimiawi maupun biologi yang dapat menyebabkan kerusakan sel, sakit ataupun pengaruh negatif lainnya.
Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik, bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya. Setiap mereka diberi rezeki buah-buahan dalam surga-surga itu, mereka mengatakan: "Inilah yang pernah diberikan kepada kami dahulu". Mereka diberi buah-buahan yang serupa dan untuk mereka di dalamnya ada isteri-isteri yang suci dan mereka kekal di dalamnya. (Al-Baqarah(2):25)
Dan apabila kamu melihat di sana (surga), niscaya kamu akan melihat berbagai macam kenikmatan dan kerajaan yang besar. (Al-Insan(76):20)
Dengan kondisi ketentraman dalam kehidupan surga, tidak ada kepayahan, ujian dan cobaan yang menjadi beban bagi mereka sehingga kondisi mereka akan senantiasa dalam kondisi fisik dan jiwa yang terbaik dan kekal sebagaimana mereka dibangkitkan. Dalam sebuah hadist qudsi Rasulullah SAW bersabda:
“Allah Azza wajalla menciptakan Adam mirip dengan wajah-Nya. Postur tubuh Adam adalah enam puluh hasta. Usai menciptakan Adam Allah berfirman, “Pergilah dan ucapkan salam kepada sekumpulan tersebut. Mereka adalah para malaikat yang sedang duduk-duduk dan mendengarkan salam yang mereka sampaikan kepadamu, karena salam tersebut adalah salammu dan salam anak keturunanmu.”
Kata Rasulullah saw., “Lalu Adam pergi ke tempat mereka dan berkata, “Salam sejahtera atas kalian.” Mereka menjawab, “Salam sejahtera juga atasmu dan begitu juga rahmat Allah.” Kata Rasulullah saw. lebih lanjut,“Maka setiap orang yang masuk ke dalam surga wajahnya seperti wajah Adam dan postur tubuhnya adalah enam puluh hasta. Setelah Adam, manusia mengecil hingga sekarang.” (HR.Ahmad, Bukhari dan Muslim)
“ Sesungguhnya kalian akan tetap sehat dan tidak akan sakit. Kalian akan selalu hidup dan tidak akan mati. Kalian akan tetap muda dan tidak akan menua” (HR. Muslim)
Kampong Surga
            Untuk memberikan ketenangan dan ketentraman bagi penghuni surga, sesuai dengan tabiatnya manusia diberikan suasana surga yang penuh dengan keindahan dan keteduhan. Dengan pepohonan, mata air dan sungai yang mengalir didalamnya serta rindangnya tanaman surga.
 Banyak muka pada hari itu berseri-seri, merasa senang karena usahanya, dalam surga yang tinggi, tidak kamu dengar di dalamnya perkataan yang tidak berguna, Di dalamnya ada mata air yang mengalir. (Alghasiyah:8-12)
Kedua surga itu (kelihatan) hijau tua warnanya. (Ar-Rahman(55):64)
Di dalam kedua surga itu ada dua buah mata air yang mengalir (Ar-Rahman(55):55)
Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya di surga ada sebuah pohon yang apabila dikelilingi oleh seorang penunggang kuda pacuan yang sangat cepat jalannya selama seratus tahun lamanya, ia masih belum bisa mengelilinginya” (HR. Bukhari, Muslim).
Dari Abu Musa r.a. bahwasanya Nabi s.a.w. bersabda: "Sesungguhnya bagi seseorang mu'min dalam surga itu rumah yang terbuat dari mutiara yang utuh sebiji, berlobang tengah. Panjangnya ke langit - yakni ke atas tingginya - ada enampuluh mil. Bagi seseorang mu'min di dalamnya itu ada beberapa keluarga yang dikelilingi oleh orang mu'min tadi, tetapi antara yang seorang dengan yang lainnya - di kalangan keluarga atau isterinya-isterinya
- tidak ada yang tahu-menahu - karena sangat luasnya atau memang dibuat sedemikian rupa oleh Allah." (Muttafaq 'alaih)
Hidangan Surga
            Untuk mencukupi kebutuhan akan makanan penduduk surga, Allah melimpahkan segala jenis makanan yang menjadi kesukaan manusia didunia dengan dilipatkan kelezatannya. Mereka akan diberikan hidangan daging terlezat, buah-buahan dan beragam minuman surga dari anggur, arak, susu, madu yang tidak memabukkan.,
Mereka dikelilingi oleh anak-anak muda yang tetap muda, dengan membawa gelas, cerek dan minuman yang diambil dari air yang mengalir, mereka tidak pening karenanya dan tidak pula mabuk, dan buah-buahan dari apa yang mereka pilih, dan daging burung dari apa yang mereka inginkan. (Al-Waqi’ah(56):17-21).
Dan buah-buahan yang banyak, yang tidak berhenti (berbuah) dan tidak terlarang mengambilnya. (Alwaqiah(56):27-32)
Dari Jabir r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Dalam surga itu para ahli surga sama makan dan minum, tetapi mereka itu tidak membuang air besar, tidak beringus dan tidak pula membuang air kecil, tetapi makanan yang sedemikian itu dapat pula keluar serdawa dan sebagaimana keringat yang keluar dari tubuhnya itu adalah berbau minyak kasturi. Mereka diilhami untuk terus bertasbih serta bertakbir kepada Allah sebagaimana juga dikaruniainya pernafasan tanpa kesukaran dalam kesemuanya itu." (Riwayat Muslim)

Bidadari Surga
            Salah satu kesenangan terbaik dalam kehidupan manusia adalah dengan adanya pasangan hidup yang akan memberikan ketentraman dalam hatinya dan menguatkan ghirahnya. Wanita-wanita surga para bidadari menjadi istri penghuni surga.
Dan ada bidadari-bidadari bermata jeli, laksana mutiara yang tersimpan baik. (Ar-Rahman(56):22-23)
Ibnu Jarrir mengatakan mengenai Huurun ‘in, Al-huur adalah mata yang jernih dengan bola mata hitam, sedangkan ‘iin adalah menyenangkan untuk dipandang.
"Di dalam surga wadah-wadah yang dipergunakan oleh mereka, yakni para ahli surga terbuat dari emas, keringat mereka adalah bagaikan minyak kasturi. Tiap seseorang dari semua ahli surga itu mempunyai dua orang isteri yang sumsum betisnya itu dapat dilihat dari balik daging karena indahnya, tiada perbedaan antara para ahli surga itu dan tiada pula rasa saling benci membenci. Hati mereka adalah bagaikan hati satu orang lelaki. Mereka sama memaha-sucikan Allah pada waktu pagi dan sore." (HR. Bukhari - Muslim)
Para wanita surga adalah wanita-wanita suci yang tidak pernah tersentuh oleh makhluk lainnya baik dari golongan jin maupun manusia.
Di dalam surga itu ada bidadari-bidadari yang sopan menundukkan pandangannya, tidak pernah disentuh oleh manusia sebelum mereka (penghuni-penghuni surga yang menjadi suami mereka), dan tidak pula oleh jin. (Ar-Rahman(55):56)
Seakan-akan bidadari itu permata yakut dan marjan. . (Ar-Rahman(55):58)
Para bidadari surga menjadi hiburan terbaik bagi suaminya, dengan syair-syair indah dan nyanyian yang menghibur hati. Sebagaimana diriwayatkan dari Ibnu Umar bahwasanya Rasulullah bersabda: “ Sesungguhnya istri-istri penghuni surga akan bernyanyi untuk para suaminya dengan suara yang sangat merdu, yang belum pernah didengar oleh siapapun juga. Diantara syairnya ‘kamilah wanita pilihan dan wanita baik-baik, istri dari laki-laki mulia yang melihat kami layaknya mutiara…”. (Shahih Jami’as Shaghir).
Pelayanan Surga
            Bagi hamba Allah yang mengabdikan hidupnya hanya kepadaNya akan diberikan balasan pelayanan paripurna disurga
Dan mereka dikelilingi oleh pelayan-pelayan muda yang tetap muda. Apabila kamu melihat mereka, kamu akan mengira mereka, mutiara yang bertaburan. (Al-Insan(76):19)
Mereka berada di atas dipan yang bertahta emas dan permata, seraya bertelekan di atasnya berhadap-hadapan.Mereka dikelilingi oleh anak-anak muda yang tetap muda, dengan membawa gelas, cerek dan minuman yang diambil dari air yang mengalir. (Al-Waqiah(56):15-18)
Dari Anas r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda: "Sesungguhnya di dalam surga itu ada pasarnya, yang didatangi oleh para ahli surga pada tiap hari Jum'at, lalu meniuplah angin utara- sebagai kiasan yang penuh kenyamanan dan keberkahan -kemudian mengenai wajah-wajah dan pakaian-pakaian mereka, sehingga mereka itu menjadi bertambah bagus dan elok. Selanjutnya kembalilah mereka ke tempat keluarga mereka dalam keadaan mereka telah bertambah bagus dan elok itu. Keluarga-keluarganya itu berkata kepada mereka: "Demi Allah, sungguh-sungguh anda sekalian telah bertambah bagus dan eloknya." Mereka lalu menjawab: "Engkau semuapun, demi Allah, benar-benar telah bertambah indah dan cantiknya." (Riwayat Muslim)

Penduduk Surga
Penduduk surga adalah orang-orang yang diberikan kemuliaan kepada mereka. Golongan pertama adalah para nabi dan rasul, kemudian disusul orang-orang yang bersama mereka dari golongan orang-orang beriman yaitu golongan yang terdahulu sabiqun awwalun, dan selanjutnya semua golongan muslimin yang meneladani mereka yaitu ashabul yamin, sebagaimana dijelaskan dalam surat Al-Waqi’ah. Hal ini juga diperjelas sebagaimana sabda Rasulullah SAW,"Sesungguhnya ahli surga itu niscayalah dapat melihat penghuni-penghuni bilik-bilik yang ada di atas mereka, sebagaimana engkau semua melihat bintang yang cemerlang cahayanya yang berlalu di cakrawala dari arah timur ke arah barat, karena adanya kelebihan keutamaan di antara mereka itu."
Para sahabat bertanya: "Apakah itu kediaman-kediaman para Nabi yang tidak dapat dicapai oleh orang yang selain mereka itu?" Beliau s.a.w. menjawab: "Benar, demi Zat yang jiwaku ada di dalam genggaman kekuasaannya, tetapi juga tempatnya orang-orang yang beriman kepada Allah serta percaya benar-benar kepada Rasul-rasul." (Muttafaq 'alaih).

Dalam riwayat yang lain disebutkan, “Pasti masuk surga di antara umatku yang berjumlah tujuh puluh ribu orang tanpa hisab atau tujuh ratus ribu orang. Mereka saling bergandeng hingga masuk surga semuanya. Wajah mereka seperti rembulan pada saat pertama.”(HR. Bukhari-Muslim)
Allah Ta'ala juga berfirman: .
"Hai hamba-hambaKu, pada hari ini engkau semua tidak perlu merasa takut dan tidak perlu pula berhati susah.Yaitu orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami dan mereka adalah pemeluk-pemeluk Agama Islam. Masuklah engkau semua dalam surga, juga isteri-isterimu dengan perasaan gembira. " (az-Zukhruf: 68-70)
Penduduk surga akan senantiasa menjaga rasa cinta diantara mereka sebagaimana mereka telah dipersatukan dalam tali Allah dengan cinta mereka didunia. Tidak ada rasa iri dan dengki, yang ada hanyalah perkataan lemah lembut dan ucapan salam.
Mereka tidak mendengar di dalamnya perkataan yang sia-sia dan tidak pula perkataan yang menimbulkan dosa, akan tetapi mereka mendengar ucapan salam. (Al-Waqiah(56):25-26)

Pertemuan dengan Allah SWT
Pertemuan dengan Allah SWT pencipta semesta alam adalah sebuah kepastian. Sebagai kemuliaan dan kenikmatan tertinggi bagi orang-orang beriman penghuni surga.
Barangsiapa yang mengharap pertemuan dengan Allah, maka sesungguhnya waktu (yang dijanjikan) Allah itu, pasti datang. Dan Dialah Yang Maha mendengar lagi Maha Mengetahui. (Al-Ankabut(29):5)
 “Dan penghuni surga yang paling tinggi atau mulia di sisi Allah adalah orang yang melihat wajah Allah setiap pagi dan petang. Kemudian Rasulullah saw. membaca ayat, “Wajah-wajah orang-orang Mukmin) pada saat itu berseri-seri. Kepada Rabbnyalah mereka melihat.” HR Tirmidzi
Dari Jarir bin Abdullah r.a., katanya: "Kita semua berada di sisi Rasulullah s.a.w. lalu beliau s.a.w. melihat bulan pada malam purnama – yakni tanggal empatbelas - dan bersabda: ‘Engkau semua akan dapat melihat Tuhanmu semua dengan terang-terangan dapat dipandang mata, sebagaimana engkau semua melihat bulan ini. Tidak akan engkau semua mendapatkan kesukaran dalam melihatNya itu." (Muttafaq 'alaih)
Dari Shuhaib r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda: "Jikalau semua ahli surga sudah memasuki surga, lalu Allah Tabaraka wa Ta'ala berfirman: ‘Adakah sesuatu yang engkau semua inginkan supaya Aku dapat menambahkan kenikmatan itu padamu semua?’ Mereka menjawab: ‘Bukankah Engkau telah memutihkan wajah-wajah kita - maksudnya menjadikan wajah wajah itu ber-cahaya? Bukankah Engkau telah memasukkan kita dalam surga dan menyelamatkan kita dari neraka?’ Kemudian tersingkaplah tabir – yang menutupi Zat Allah Ta'ala. Maka tidak ada suatu kenikmatan yang diberikan kepada para ahli surga itu yang lebih mereka sukai daripada melihat kepada Dzat Tuhan mereka," Yakni dapat melihat wujudnya Allah Ta'ala dengan terang-terangan dapat disaksikan oleh mata. (Riwayat Muslim)
Demikian diantara gambaran kehidupan surga, sungguh tiada penglihatan dan pendengaran yang mampu membandingkannya, dan tiada kata yang bisa mengungkapkannya. Marilah berlomba-lomba menggapainya.
Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jama'ah hamba-hamba-Ku, masuklah ke dalam surga-Ku. (AL-Fajr(89):27-30).





Tidak ada komentar:

Posting Komentar