Minggu, 17 Mei 2009

Trik Mengatur Keuangan Keluarga


Untuk mengelola keuangan dan belanja keluarga, istri seringkali didaulat untuk menjalankan tugas tersebut. Meskipun bukan tugas yang mudah, Anda tak perlu memiliki pengalaman sebagai akuntan atau manajer keuangan untuk melakukannya.

Sebenarnya ada beberapa cara praktis yang dapat Anda lakukan sebagai manajer keuangan keluarga agar Anda tidak "keteteran" dan mengeluh kehabisan uang ditengah-tengah bulan.

Ingat, uang adalah kepentingan bersama. Ketahui dengan pasti jumlah pemasukan, tabungan, juga arus pengeluaran bulanan keluarga. Luangkan waktu sekitar 15 menit untuk duduk bersama suami dan buat anggaran belanja serta mengevaluasi pengeluaran Anda berdua dalam sebulan ini.

"Meski Anda tidak punya pengalaman dalam mengatur keuangan, namun dua kepala selalu lebih baik dalam hal pengaturan uang," kata Janet Bodnar, penulis buku Money Smart Women.

Bagi Anda wanita bekerja yang memiliki penghasilan, maka harus pintar-pintar memilah kewajiban mana yang harus ditanggung suami dan yang dibayar oleh Anda. Bagilah dengan adil atau tergantung kesepakatan Anda dan suami. Misalnya, suami berkewajiban membayar tagihan bulanan dan belanja harian. Sedangkan, istri membayar asuransi kesehatan, pendidikan dan tabungan dana darurat.

Kemudian untuk istri yang mengandalkan suami sebagai penghasilan keluarga satu-satunya, kemungkinan harus lebih cermat dalam merencanakan pembelanjaan. Misalnya, beli barang yang diperlukan saja, hemat pengeluaran untuk perawatan ke salon hanya tiga bulan sekali.

Rekening bersama merupakan cara yang paling mudah dan efektif untuk membayar pengeluaran keluarga, seperti cicilan rumah, membayar tagihan listrik, atau biaya membeli susu anak. Bila disepakati, Anda dan suami bisa memiliki rekening terpisah untuk keperluan yang sifatnya pribadi, seperti ke salon, arisan, atau makan siang dengan teman.

Hutang termasuk dalam salah satu problem keuangan yang serius bila tak segera diatasi. Masukkan pos pengeluaran itu dalam anggaran pengeluaran rutin, misalnya saja pembayaran tagihan kartu kredit. Jumlah totalnya tidak boleh melebihi 30% dari uang yang masuk. Bila jumlah hutang terlalu besar, stop pengeluaran lain yang tidak penting dan kendalikan diri untuk tidak membeli barang secara kredit.

Sebagai manajer keuangan keluarga, Anda juga perlu membuat langkah-langkah untuk menyiapkan dana darurat, anggaran kesehatan atau dana pendidikan.

Sisihkan uang Anda setiap bulan untuk pos tabungan, asuransi kesehatan, juga dana pendidikan si kecil. Hitung total tabungan dan asuransi setiap bulan maksimal 20%. Bila anak Anda belum memasuki usia sekolah, persiapkan dengan memiliki tabungan, asuransi pendidikan, atau memilih investasi jangka panjang.

Kini mengatur keuangan keluarga jadi lebih mudah, bukan? (ri)

By Republika Newsroom
Kamis, 11 Desember 2008 pukul 12:55:00

Tidak ada komentar:

Posting Komentar