Senin, 04 Mei 2009

Merindukan Shalat

Shalat bermakna doa karena secara keseluruhan shalat berisikan doa, dan doa adalah ibadah. Ibadah mempunyai konotasi makna Khudlu (taat dan patuh) dan kembali kepada Allah dalam keadaan sesulit apa pun; meminta pertolongan-Nya dalam setiap sesuatu, serta bertawakal.

Doa adalah rahasia antara hamba dengan Tuhannya. Saat seorang hamba mendalami hakikat doa, niscaya ia tidak akan meninggalkannya sama sekali baik siang maupun malam. Ia akan senantiasa melaksanakannya.

Cukuplah kiranya hanya dengan berdoa, seseorang dikatakan telah mengingat Tuhan alam semesta. Tidak hanya itu, bahkan semesta seolah-olah hadir ketika shalat didirikan. Pemahaman shalat seperti inilah yang akan menyalakan getar kerinduan kita melakukan shalat. Menghadiri sebuah perjamuan Agung dengan sang rabb, bersama semesta yang mendampinginya.

Saya merindukan suatu hari, di mana masjid dipenuhi kaum muslimin. Mereka berusaha pergi ke rumah Allah dengan penuh suka cita, menunggu adzan subuh dengan penuh kerinduan. Dari belakang muadzin, mereka menjawab lantunan adzan yang berkumandang, penuh penghayatan. Mereka itu berada dalam pertemuan dengan Allah.

Saya merindukan datangnya hari, saat seorang muslim begitu menyesal dan sangat merasa sedih, gara-gara tertinggal sholat subuh, sekali saja. Itu karena ia merasa kehilangan sesuatu yang benar-benar bernilai, lebih mahal dari dunia dan seisinya.

Saya merindukan suatu hari, saat para pemimpin ummat Islam di seluruh dunia menjadi imam sholat subuh bagi rakyatnya, dan juga sholat-sholat yang lain.

Saya merindukan suatu hari, saat mendapati agama Allah adalah agama bagi seluruh penduduk di muka bumi. Syariat Allah merupakan syariat yang menjadi landasan hukum bagi orang-orang berilmu. Kegelapan sirna, berganti semburat cahaya keadilan dan kebenaran.

Saya merindukan itu semua. Dan, saya meyakini bahwa kenyataan yang kita alami hari ini, sebelumnya adalah mimpi kemarin-kemarin. Sebagaimana saya meyakini, bahwa apa yang kita cita-citakan hari ini akan terwujud esok hari, Insya Allah.

Saya merindukan suatu hari, saat melihat semua harapan menjadi kenyataan yang dapat saya lihat sendiri dengan mata kepala saya sendiri.

Ini bukan ramalan, bukan pula mengutak-atik masalah ghaib. Tetapi, merupakan janji Allah, Dzat yang tak pernah ingkar janji; sebagaimana firman-Nya yang artinya:

“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman diantara kamu dan mengerjakan amal-amal yang sholeh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di muka bumi. Sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhoi-Nya untuk mereka. Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barang siapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka itulah orang-orang yang fasik.” (An Nuur: 55)

Dalam ayat selanjutnya, Allah berfirman yang artinya:

”Dan dirikanlah sholat, tunaikanlah zakat, dan taatlah kepada Allah dan kepada Rasul, supaya kamu diberi rahmat”. (An Nuur: 56)

Inilah jalan untuk menjadi khalifah di muka bumi ini. Kita mohon kepada Allah agar dimudahkan segala urusan umat Islam. Diberikan kemuliaan bagi orang-orang yang taat dan direndahkan orang-orang yang bermaksiat kepada Allah. Disebarluaskan segala kebaikan dan dimusnahkan segala kemungkaran. Sesungguhnya Allah pemilik semua itu dan mampu untuk melakukan hal itu.

”Kelak kamu akan ingat kepada apa yang kukatakan kepada kamu. Dan aku menyerahkan urusanku kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya”. (Al Mukmin: 44).


Note :

Penggunaan kata 'saya' dipilih agar setiap pembaca mencoba menyelaminya sebagai sebuah pribadi, sehingga diharapkan akan lebih mudah meresap dalam diri tiap kita. Tulisan adi sutjipto ini, diambil dalam sebuah buku karangan Dr. Raghib As Sirjani (misteri sholat subuh).

1 komentar:

  1. Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
    saya apresiasi tulisan.ikhwan...rahimakumullah.
    Saya yakin dan percaya Allah memberikan kemuliaan kepada hamba hambanya yg taat & istiqomah dijalannya..tetapi saya berharap pula kepada Allah untuk saudara-saudara kita yg sampai saat ini bemaksiat ...supaya diberikan pintu hidayah... Amin.

    BalasHapus