Senin, 04 Mei 2009

SABAR MENGHADAPI BALA DAN KESUKARAN

http://tanbihul_ghafilin.tripod.com/linebunga.gif

Abul Laits Assamarqandi meriwayatkan dengan sanadnya dari Ibn Abbas r.a. berkata Nabi Muhammad s.a.w. bersabda: "Hai anak, sukakah saya ajarkan kepadamu beberapa kalimat semoga Allah s.w.t. memberi manfaat bagimu?" Jawab Ibn Abbas r.a.: "Baiklah, ya Rasulullah." Nabi Muhammad s.a.w. bersabda: " Jagalah perintah Allah s.w.t. nescaya Allah s.w.t. menjaga kepadamu, dan jagalah larangan Allah s.w.t. kerana Allah s.w.t. selalu dihadapanmu, mendekatlah kepada Allah s.w.t. diwaktu ringan senang, nescaya Allah s.w.t. menolongmu diwaktu kesukaran. Jika engkau minta maka mintalah kepada Allah s.w.t. dan jika minta tolong, minta tolonglah kepada Allah s.w.t. Telah kering apa yang tertulis oleh kalam dalam Lauh Mahfudh tentang apa yang akan terjadi hingga hari kiamat. Maka kalau umpama makhluk semuanya akan berbuat sesuatu yang berguna bagimu yang tidak ditakdirkan Allah s.w.t. bagimu, mereka tidak dapat berbuat itu. Demikian pula jika mereka berusaha akan mengganggu engkau dengan sesuatu yang tidak ditakdirkan Allah s.w.t. atasmu, tidak dapat mereka berbuat itu. Beramallah kepada Allah s.w.t. dengan syukuran yakin dan ketahuilah bahawa sabar menghadapi sesuatu yang tidak menyenangkan itu sangat baik. Dan kemenangan itu berserta kesabaran dan kelapangan itu disamping kesukaran dan bahawasanya tiap-tiap kesukaran pasti akan ada kelapangan dan keringanan."

Abul Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Al-A'masy dan Khatthab dan Anbasah dan kira-kira lima puluh guru yang meriwayatkan keterangan ini dari Ali bin Abi Thalib r.a. berkata: "Ingatlah daripadaku lima, ingatlah dua dan dua dan satu Yaitu:

* Ingatlah jangan ada seorang takut kecuali kepada dosanya
* Jangan mengharap kecuali kepada Tuhannya
* Jangan malu jika tidak mengetahui untuk belajar
* Jangan malu jika ditanya sesuatu yang tidak diketahui untuk menyatakan: "Tidak mengetahui." dan
* Ketahuilah bahawa sabar itu dalam segala hal bagaikan kepala dibadan

Maka bila kepala terlepas dari badan, rusaklah badan, demikian pula bila kesabaran itu terlepas dari suatu hal, maka rusaklah hal keadaan itu." Kemudian ia berkata: "Sukakah saya tunjukkan kepadamu orang fasiq (yang mengerti benar-benar agama)?" Jawab mereka: "Baiklah, ya amirul mukminin." Imam Ali r.a. berkata: "Orang yang tidak memutuskan harapan orang dari rahmat Allah s.w.t. dan tidak mengamankan orang dari balasan (hukuman) Allah s.w.t. dan yang tidak mempropagandakan maksiat kepada orang-orang dan tidak berani menyatakan orang maksiat itu dalam neraka sehingga Tuhan sendiri yang memutuskan. Dan orang yang terbaik amalnya janganlah merasa aman dari pembalasan Allah s.w.t. sebab Allah s.w.t. telah berfirman (Yang berbunyi): "Fala ya'manu makrallahi illal qaumul khaasiruun." (Yang bermaksud): "Tidak akan merasa aman dari hukuman Allah kecuali orang yang rugi." Juga orang yang sejahat-jahat manusia jangan putus harapan dari rahmat Allah s.w.t. sebab Allah s.w.t. berfirman (Yang berbunyi): "Innahu laa yai'asu min rauhillahi illal qaumul kaafiruun." (Yang bermaksud): "Sesungguhnya tidak patah harapan dari rahmat Allah kecuali kaum yang kafir."

Abul Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Yazid Arraqqasyi berkata: "Jika seorang masuk dalam kubur, maka sembahyangnya berdiri disebelah kanan dan zakat disebelah kirinya, dan taat manaunginya dan sabar membela kepadanya, bahkan ia berkata kepada lain-lainnya: "Silakan kamu bela dia jika kamu dapat membelanya, kalau tidak saya yang dibelakangnya (yakni saya sanggup menyelesaikan dan menolak siksa daripadanya)."

Dari keterangan ini nyata bahawa sabar itu seutama-utama amal, bahkan Allah s.w.t. berfirman (Yang berbunyi): "Innama yuwaffas shabirun ajrahum bighairi hisaab." (Yang bermaksud): "Sesungguhnya orang-orang yang sabar akan diberikan pahala mereka tanpa hitungan."

Abu Warrad dari Muhammad bin Muslim berkata: "Seorang datang kepada Nabi Muhammad s.a.w. dan berkata: "Ya Rasulullah, habis hartaku dan sakit badanku." Maka dijawab oleh Nabi Muhammad s.a.w. "Tidak baik seorang hamba yang tidak habis hartanya dan tidak sakit badannya, sesungguhnya Allah s.w.t. jika cinta kepada hamba maka diujinya dengan bala dan bila telah ditimpa bala maka Allah s.w.t. memberikannya kesabaran."

Ali bin Abi Thalib r.a. berkata: " Tiap orang yang dipenjara oleh raja dengan penganiayaan sehingga mati dalam penjara, maka ia mati syahid dan bila ia dipukul sehingga mati maka ia mati syahid."

Nabi Muhammad s.a.w. bersabda: "Sesungguhnya adakalanya Allah s.w.t. telah menyediakan suatu darajat bagi seseorang, tetapi tidak dapat dicapai dengan amalannya, sehingga diuji dengan bala yang menimpa pada jasmaninya maka tercapailah dengan itu."

Diriwayatkan bahawa ketika turun ayat (Yang berbunyi): "Man ya'mal suu'an yujza bihi." (Yang bermaksud): "Siapa yang berbuat dosa pasti dibalas menurut dosa itu." Abu Bakar r.a. berkata: "Ya Rasulullah, bagaimana akan dapat bergembira setelah ayat ini?" Nabi Muhammad s.a.w. menjawab: "Semoga Allah s.w.t. mengampunkan bagimu, hai Abu Bakar. Hai Abu Bakar, tidakkah kau sakit, tidakkah engkau menderita gangguan, tidakkah kau lelah, tidakkah kau berduka cita, maka itu semua dari apa yang akan dibalas (semua yang terkena padamu itu sebagai penebus dosa-dosamu)."

Ali bin Abi Thalib r.a. berkata: "Ketika ayat ini turun maka Nabi Muhammad s.a.w. keluar dan bersabda: "Telah turun kepadaku ayat yang bagi ummatku lebih baik dari mendapat dunia seisinya." Lalu Nabi Muhammad s.a.w. membaca ayat tersebut (Yang berbunyi): "Man ya'mal suu'an yujza bihi." (Yang bermaksud): "Siapa yang berbuat dosa pasti dibalas menurut dosa itu." Kemudian Nabi Muhammad s.a.w. bersabda: "Sesungguhnya seorang hamba jika berbuat dosa, lalu menderita bala dunia, maka Allah s.w.t. tidak akan menyiksanya kedua kali (kemurahan Allah s.w.t. tidak akan menyiksa hambaNya dua kali)."

Abul Laits berkata: "Seorang tidak akan mendapat dapat mencapai tingkat orang-orang yang baik kecuali dengan sabar atas penderitaan kesukaran dan gangguan dan Allah s.w.t. menyuruh Nabi Muhammad s.a.w. bersabar sebagaimana firman Allah s.w.t. (Yang berbunyi): "Fashbir kamaa shabara ulul azmi minarrusul." (Yang bermaksud): "Sabar sebagaimana telah sabar para rasul-rasul yang bersemangat besar."

Khabbab bin Al-Aratt r.a. berkata: "Kami datang kepada Nabi Muhammad s.a.w. yang sedang bersandarkan serbannya dibawah naungan Kaabah, maka kami mengeluh kepadanya penderitaan kami dan kami berkata: "Tidakkah engkau berdoa kepada Allah s.w.t. supaya menolong kami?" Maka Nabi Muhammad s.a.w. segera duduk dengan muka yang telah merah dan bersabda: "Sesungguhnya dahulu orang-orang yang sebelum kamu adakalanya seorang dihadapkan lalu digalikan tanah dan sesudah ditanam didatangkan gergaji dan diletakkan diatas kepalanya sehingga terbelah dua badannya, dan tetap tidak berubah agama dari siksa itu."

Humaid dari Anas bin Malik r.a. berkata Nabi Muhammad s.a.w. bersabda: "Akan dihadapkan pada hari kiamat orang yang paling mewah diatas bumi, lalu dicelup kedalam neraka sejenak, maka keluar berupa hitam terbakar, lalu ditanya: "Pernahkah engkau merasakan kesenangan ketika engkau dibumi dahulu itu?" Jawabnya: "Tidak, saya selalu dalam bala sejak dijadikan." Kemudian didatangkan orang dunia yang paling berat penderitaannya lalu dimasukkan dalam syurga sebentar, kemudian keluar mukanya bagaikan bulan purnama, lalu ditanya: "Pernahkan kau merasakan kesukaran?" Jawabnya: "Tidak, saya kesenangan dan nikmat sejak dijadikan."

Said bin Jubair dari Ibn Abbas r.a. berkata Nabi Muhammad s.a.w. bersabda: "Pertama-tama orang yang akan dipanggil untuk masuk syurga ialah yang selalu memuji Allah s.w.t., mengucapkan Alhamdulillah atas kesenangan dan kesukaran serta kesusahan." Maka seharusnya seorang hamba sabar atas apa yang menimpa dirinya dari kesukaran dan mengetahui bahawa yang dihindarkan oleh Allah s.w.t. daripadanya dari bala itu lebih banyak dan mengucapkan Alhamdulillah atas itu, juga seorang mukmin harus bertauladan kepada Nabi Muhammad s.a.w. dan memperhatikan bagaimana kesabaran Nabi Muhammad s.a.w. menghadapi gangguan kaum musyrikin.

Amr bin Maimun dari Abdullah bin Mas'ud r.a. berkata: "Ketika Nabi Muhammad s.a.w. dimuka Kaabah, sedang Abu Jahl dan kawan-kawan nya sedang duduk, sedang pada kelmarinnya telah disembelih beberapa ekor kambing, lalu Abu Jahl berkata: "Siapakah diantara kamu yang mahu berdiri membawa kotoran-kotoran kambing yang disembelih kelmarin itu, untuk diletakkan diatas punggung Nabi Muhammad s.a.w. jika ia sujud." Maka bangkit orang yang paling celaka dan mengambil kotoran, dan ketika Nabi Muhammad s.a.w. sujud, diletakkan dipunggung Nabi Muhammad s.a.w. diantara kedua bahunya, maka tertawalah mereka. Ibn Mas'ud r.a. berkata: "Andaikan saya mempunyai kekuatan nescaya aku singkirkan kotoran itu dari punggung Nabi Muhammad s.a.w. Sedang Nabi Muhammad s.a.w. tetap sujud tidak mengangkat kepalanya sehingga ada orang memberitahu kepada Fatimah r.a. Maka datanglah Siti Fatimah r.a. yang masih remaja, lalu membuang apa yang dipunggung Nabi Muhammad s.a.w. sambil memaki-maki orang-orang kafir. Dan setelah selelsai Nabi Muhammad s.a.w. dari sembahyangnya, Baginda s.a.w. berdoa dengan suara yang keras: "Allahuma alaika biquraisy" (3 kali) Dan ketika mereka mendengar doa Nabi Muhammad s.a.w. itu maka segera mereka diam ketakutan dan Nabi Muhammad s.a.w. terus berdoa: "Allahumma alaika bi Abi Jahl, Wauqbah, wa Utbah, wa Syaibah, waAlwalid bin Al Mughirah, wa Umayyah bin Khalf." (Yang bermaksud): "Ya Allah, binasakan bangsa Quraisy (3kali)Ya Allah, binasakan Aabu Jahl, Uqbah, Utbah, Alwalid bin Almughirah dan Umayyah bin Kkhalf." Abdullah bin Mas'ud r.a. berkata: "Demi Allah yang mengutuskan Nabi Muhammad s.a.w. semua telah mati dalam perang Badar."

Abdullah bin Alharits meriwayatkan dari Ibn Abbas r.a. berkata: "Seorang Nabi a.s. mengeluh kepada Allah s.w.t.: "Ya Tuhan, mengapa seorang hamba yang mukmin kepada perintah-perintahMu dan menjauhi larangan-laranganMu, Engkau hindarkan daripadanya dunia dan Engkau hidangkan untuk ujian bala, sedang hamba yang kafir tidak taat bahkan melanggar larangan-laranganMu, Engkau jauhkan daripadanya bala dan Engkau lapangkan baginya dunia?" Maka Allah s.w.t. menurunkan wahyu kepadanya: "Sesungguhnya Aku bertasbih tahmid kepadaKu, maka seorang mukmin berbuat dosa dan Aku hindarkan daripadanya dunia dan Aku turunkan kepadanya bala untuk menjadi penebus dari dosa-dosanya sehingga ia menghadap kepadaKu dan Aku membalas hasanat-hasanatnya sedang orang kafir berbuat dosa, maka Aku lapangkan baginya dunia (rezeki) dan Aku jauhkannya dari bala sehingga menghadap kepadaKu, maka Aku balas semua dosa-dosanya."

Abul Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Ahmad Abdul Wahhab bin Muhammad Assamarqandi dari Humaid Aththawil dari Anas bin Malik r.a. berkata: "Jika Allah s.w.t. akan memberi seorang hamba kebaikan atau akan dijadikan kekasihnya, maka dituangkan bala atasnya dan digerojok sederas-derasnya lalu bila berdoa disambut kedua kalinya. Disambut oleh Allah s.w.t. (Yang berbunyi): "Labbaika wasa'daika, Tiadalah Aku meminta sesuatu melainkan Aku simpan disisiKu untukmu yang lebih utama." Maka bila tiba hari kiamat dihadapkan orang-orang ahli amal lalu ditimbang amal perbuatannya, sembahyangnya, puasanya, sedekahnya dan hajinya menurut timbangan masing-masing, kemudian didatangkan ahlilbala dan bagi mereka tidak ada timbangan amal tetapi pahala itu dituangkan sederas-derasnya sebagaimana dahulu didunia dituangkan bala sehingga orang-orang yang sihat afiat itu ingin andaikan mereka diguntung-gunting badan mereka dengan gunting kerana melihat pahala yang diterima oleh ahli bala itu. Itulah kebenaran firman Allah s.w.t. (Yang bermaksud): "Sungguh akan dibayar tunai pahala orang-orang yang sabar itu tanpa perhitungan."

Satu hikayat

Dimasa lampau ada dua orang mukmin dan kafir, keduanya pergi untuk memancing ikan. Si kafir jika akan mengangkat jalanya menyebut nama berhalanya, maka ia mendapat ikan yang banyak sedang si Mukmin jika akan mengangkat jalanya menyebut nama Allah s.w.t. tetapi tidak mendapat apa-apa. Apabila hari telah hampir maghrib baru mendapat ikan dan ketika diangkat tiba-tiba ikan itu bergerak-gerak dan jatuh kedalam air kembali, maka kembali siMukmin tidak membawa apa-apa sedangkan si kafir punuh jalanya dengan ikan. Maka menyesal Malaikat yang menjaga siMukmin itu dan ketika ia naik kelangit, Allah s.w.t. memperlihatkan kepada Malaikat itu tempat yang disediakan oleh Allah s.w.t. untuk si Mukmin dalam syurga sehingga Malaikat itu berkata: "Demi Allah tidak bererti (tidak apa-apa) penderitaannya didunia jika kelak ia akan mendapat ini." Juga diperlihatkan tempat sikafir dalam neraka, maka Malaikat itu berkata: "Demi Allah tidak berguna apa yang ia dapat daripada dunia, jika kelak ia akan kembali kesini."

Pada hari kiamat Allah s.w.t. akan menolak alasan empat orang dengan empat iaitu:

* Menolak alasan orang-orang kaya dengan nabi Sulaiman a.s. Jika sikaya berkata: "Kekayaan itulah yang menyebabkan aku sibuk sehingga tidak sempat beribadat." Maka dijawab: "Engkau tidak lebih kaya dari Sulaiman tetapi kekayaannya tidak melupakan dari iabdat."
* Jika hamba sahaya berkata: "Kerana saya sebagai hamba sahaya maka tidak dapat bebas untuk beribadat kepadaMu." Maka Allah s.w.t. menjawab: "Yusuf a.s. menjadi hamba sahaya tetapi kehambaannya tidak menghalangi untuk melakukan ibadat."
* Jika si miskin berkata: "Kemiskinanku itulah yang menghalangi untuk beribadat kepadaMu." Maka Allah s.w.t. menjawab: "Engkau tidak lebih miskin dari Isa a.s. tetapi Isa a.s. tidak terhalang untuk melakukan ibadat."
* Jika terhadap orang yang sakit dengan Nabi Ayyub a.s. Jika sisakit berkata: "Penyakitku itulah yang menghalangi aku untuk beribadat." Maka Allah s.w.t. menjawab: "Penyakitmu tidak lebih berat dari penyakit Ayyub a.s. tetapi ia tidak terhalang untuk ibadat kepadaKu."

Sehingga tidak ada alasan bagi orang yang akan beralasan disisi Allah s.w.t. pada hari kiamat. Orang-orang solihin senang dengan penyakit dan kesukaran itu kerana menjadi penebus dosa.

Abud Dardaa' r.a. berkata: "Orang tidak suka kemiskinan dan saya suka dan tidak suka mati dan saya suka dan tidak suka penyakit dan saya suka. Saya suka penyakit kerana menjadi penebus dosa-dosaku dan aku miskin sebab menyebabkan tawadduk kepada Allah s.w.t. dan suka mati kerana rindu kepada Allah s.w.t.

Ibn Mas'ud r.a. berkata Nabi Muhammad s.a.w. bersabda: "Tiga macam yang mendapatkannya maka ia telah mencapai kebaikan dunia akhirat iaitu:

* Ridha pada qadha' dan takdir
* Ssabar atas bala ujian
* Berdoa diwaktu senang

Abul Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Abu Hurairah r.a. berkata: "Seorang datang kepada Nabi Muhammad s.a.w. yang sedang berbaring, maka ia bertanya: "Sakit apakah, ya Rasulullah?" jawab Nabi Muhammad s.a.w. "Al-Khamashu (lapar)." Maka menangislah orang itu, lalu keluar untuk bekerja membantu orang yang menimba air dengan upah kurma, kemudian ia kembali ketempat Nabi Muhammad s.a.w. untuk memberi kurma itu. Maka Nabi Muhammad s.a.w. bersabda: "Saya rasa engkau tidak membuat ini melainkan kerana engkau cinta kepadaku?' Jawab orang itu: "Benar, demi Allah s.w.t. saya cinta kepadamu.' Sabda Nabi Muhammad s.a.w. 'Jika engkau benar-benar cinta kepadaku maka siapkan untuk menghadapi ujian bala itu baju yang tebal sebab bala lebih cepat datangnya kepada orang yang cinta kepadaku lebih daripada datngnya air bah dari atas bukit kedalam jurang.'

Uqbah bin Amir r.a. berkata: "Nabi Muhammad s.a.w. bersabda: 'Jika engkau melihat seseorang diberi Allah s.w.t. semua hajatnya padahal ia tetap berbuat maksiat, maka ketahuilah bahawa itu istidraj (dilulu)." Kemudian Nabi Muhammad s.a.w. membaca ayat (yang bermaksud): "Dan ketika mereka telah melupakan apa yang diajar oleh Allah, Kami bukakan bagi mereka semua pintu kepentingannya sehingga mereka telah gembira dan bangga dengan apa yang mereka dapat. Kami ambil mereka secara mendadak, tiba-tiba mereka melongo (putus harapan)." (Surah Al-An'aam ayat 44)

Abu Hurairah r.a. berkata Nabi Muhammad s.a.w. ditanya: "Siapakah manusia yang sangat berat ujiannya (balanya)" Jawab Nabi Muhammad s.a.w. "Para Nabi kemudian orang-orang shalihin, kemudian orang yang serupa dan yang dibawanya."

Tiga macam termasuk dalam perbendaharaan taat iaitu:

* Menyembunyikan sedekah
* Menyembunyikan penyakit
* Menyembunyikan bala musibah

Wahb bin Munabbih berkata: "Saya telah mencatat dari kitab seorang dari hawariyin : Jika ditimpa kepadamu bala maka senangkan hatimu sebab engkau telah dijalankan dijalanan para Nabi dan Solihin dan jika engkau diberikan kepadamu kesenangan maka menangislah sebab engkau telah dijalankan dijalanan yang berlawanan dengan jalan yang dijalani oleh para Nabi dan Solihin." Juga Allah s.w.t. telah mewahyukan kepada Nabi Musa a.s bin Imran yang serupa ini.

Fateh Almaushili ketika ditimpa kelaparan dengan keluarganya, maka ia berdoa demikian: Ya Tuhan, andaikan saya mengetahui dengan amal apakag saya mendapat cubaan ini, supaya saya bertambah dari amal itu."

Nabi Muhammad s.a.w. bersabda: "Siapa yang sedikit hartanya dan banyak keluarganya dan baik sembahyangnya dan tidak suka ghibah pada orang-orang muslimin, maka akan datang dihari kiamat bersamaku." Sambil menunjukkan jari telunjuk dan jari tengah.

Mujahid dari Abu Hurairah r.a. berkata: 'Demi Allah yang tiada Tuhan kecuali Dia, adakalanya aku terpaksa menekan perutku ditanah kerana lapar dan adakalanya saya terpaksa mengikat batu diperutku kerana lapar. Dan pernah pada suatu malam saya terpaksa duduk dijalanan umum, maka berjalan Abu Bakar lalu saya tanya tentang ayat dari Al-Quran, tidak ada maksud untuk bertanya tetapi supaya ia mengajak aku pergi kerumahnya, tetapi ia berjalan terus dan tidak berbuat apa-apa. Kemudian berjalan Umar juga saya tanya suatu ayat, bukan tujuan bertanya tetapi semata-mata supaya mengajak saya kerumahnya, tetapi ia berjalan terus dan tidak mengajak saya. Kemudian Nabi Muhammad s.a.w. berjalan maka tersenyum ketika melihat aku dan mengerti isi hatiku. Kemudian Nabi Muhammad s.a.w. berkata: "Ya, Abu Hurairah." Jawabku: "Labbaika ya Rasulullah." Sabda Nabi Muhammad s.a.w. "Ikutlah aku." dan terus berjalan dan aku mengikutnya sehingga masuk kerumahnya dan aku minta izin maka diizinkan dan ketika saya masuk kelihatan segelas susu. Nabi Muhammad s.a.w. bertanya: "Dari mana ini?" Jawab isterinya: "Fulan atau fulanah mengirim hadiah untukmu." Nabi Muhammad s.a.w. berkata: "Ya Abu Hurairah." Jawabku: "Labbaika." Nabi Muhammad s.a.w. berkata lagi: "Pergilah engkau kepada ahlisshuffah, panggil mereka kemari." Sungguh berat bagiku perintah ini, apakah ertinya susu itu jika kedatangan ahlisshuffah, saya merasa lebih berhak untuk minum seteguk untuk mengembalikan kekuatanku tetapi tidak boleh tidak harus taat kepada Allah s.w.t. dan Rasulullah s.a.w., maka saya pergi memanggil ahlisshuffah, maka datanglah semuanya dan minta izin dan sesudah mereka sama-sama duduk, Nabi Muhammad s.a.w. memanggil saya: "Ya Abu Hurairah, terimalah gelas ini dan berikan kepada mereka satu persatu." Maka saya terima gelas itu dan saya edarkan kepada mereka satu persatu meminum sehingga puas, sehingga selesai dan kemabli kepada Nabi Muhammad s.a.w. sedang semua orang sudah puas maka Nabi Muhammad s.a.w. menerima gelas itu dan diletakkan ditangannya, lalu Nabi Muhammad s.a.w. bersabda: "Tinggal saya dan engkau?" Jawabku: "Benar, ya Rasulullah." Nabi Muhammad s.a.w. bersabda: "Duduklah dan minum." maka saya duduk dan minum sedang Nabi Muhammad s.a.w. selalu mengulang perintahnya: "Minumlah." sehingga saya berkata: "Demi Allah yang mengutuskan mu dengan hak sudah kenyang dan tidak ada tempat lagi." Lalu saya serahkan gelas itu kepada Nabi Muhammad s.a.w. maka Nabi Muhammad s.a.w. mengucapkan Alhamdulillah lalu minum sisa susu itu."

Abul Laits berkata: Adanya sahabat Nabi Muhammad s.a.w. dalam kesukaran dalam mengahadapi gangguan, penganiayaan orang kafir Quraisy, juga menderita kelaparan tetapi mereka sabar sehingga Allah s.w.t. memberikan kelapangan bagi mereka, demikianlah siapa yang sabar maka akan mendapat kelapangan dan tiap kesukaran akan berubah dengan keringanan dan orang-orang sholihin yang mengerti selalu merasa gembira jika menderita kesukaran sebab mereka mengenal dan yakin terhadap pahala yang dijanjikan oleh Allah s.w.t.

Usman bin Abdul-Hamid bin Laahiq dari ayahnya dari neneknya dari Muslim bin Yassar berkata: "Ketika saya tiba di Bahrein, saya dijamu oleh seorang perempuan yang kaya dan banyak anak-anaknya dan budak sahayanya tetapi saya melihatnya selalu susah dan ketika saya akan meninggalkan Bbahrein saya bertanya kepadanya apakah ada hajat? Jawabnya: "Ya, jika engkau datang kenegeri ini lagi saya harap tinggal disini." Maka pergilah saya, beberapa tahun kemudian saya kembali ke Bahrein, tetapi saya melihat dimuka pintunya tidak ada lagi budak penjaga, maka saya minta izin kepadanya, tiba-tiba ia terlihat berseri muka kesenangan dan tertawa, maka saya bertanya: "Bagaimana keadaanmu?" Jawabnya: "Ketika engkau pergi meninggalkan tempat ini, maka kami selalu mendapat ujian, tiap mengirim barang dilauttenggelam dan perdagangan didarat selalu medapat gangguan bala sehingga habis budak-budak dan anak-anak mati." Saya bertanya: "Yarhamukillah, tetapi dahulu saya melihat kamu susah selalu dan kini nampak senang dan gembira." Jawabnya: Ketika saya menerima kenikmatan dunia selalu saya takut kalau-kalau pahala hasanatku dibayar habis oleh Allah s.w.t. didunia ini dan kini ketika harta kekayaanku habis dengan anak-anakku, saya tetap berharap semoga Allah s.w.t. telah menyediakan untukku diakhirat kebaikan, maka kerana itu saya gembira."

Alhasan Albashri berkata: "Ada seorang sahabat melihat wanita yang telah dikenalnya sejak zaman jahiliyah, maka diajak bicara kemudian ditinggalkan tetapi orang lelaki itu sambil berjalan selalu menoleh kepada wanita itu sehingga terbentur mukanya kedinding yang membekas dimukanya, kemudian ia datang memberitahu hal itu kepada Nabi Muhammad s.a.w. maka Nabi Muhammad s.a.w. bersabda: "Jika Allah s.w.t. mengkehendaki kebaikan kepada seseorang maka menyegerakan hukumannya didunia."

Ali bin Abi Thalib r.a. berkata: "Sukakah saya beritahukan kepadamu ayat yang memberi harapan besar?" Jawab mereka: "Baiklah." Maka Ali r.a. membaca: "Wamaa ashaabakum min mushibatin fabimaa aidikum waya'fu ankatsir. (Assuya 30) (Yang bermaksud): Dan apa yang menimpa kepadamu dari mushibah, maka itu disebabkan amal perbuatanmu sendiri dan Allah telah memaafkan sebahagian yang banyak atau sedang yang dimaafkan oleh Allah sangat banyak."

Maka semua musibah yang menimpa itu akibat dosa-dosa kita, jika Allah s.w.t. akan membalas didunia, maka siapa yang telah dihukum didunia maka tidak akan diulangi diakhirat, demikian pula jika Allah s.w.t. telah memaafkan seseorang maka tidak akan dituntut siksa pada hari kiamat.

Aisyah r.a berkata : "Nabi Muhammad s.a.w. bersabda: "Tiada menimpa kepada seorang mukmin suatu musibah dari duri atau yang lebih dari itu melainkan Allah s.w.t. menggugurkan dengan itu satu dosa."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar