Minggu, 28 Juni 2009

Agar Tetap Setia dengan Si Dia


Perselingkuhan adalah masalah yang dianggap paling besar oleh para pasangan, mengalahkan persoalan pekerjaan atau uang. Namun sebenarnya selingkuh hanya merupakan gejala dari masalah yang lebih besar. Anda menganggap perselingkuhan adalah pemicu retaknya hubungan Anda dan pasangan, karena perselingkuhan lebih mudah dilihat daripada masalah utamanya. Misalnya, kurangnya komunikasi antara Anda dan pasangan. Bagaimana asal mulanya?

Berjuang membagi waktu antara pekerjaan, mengasuh anak, dan menjalankan kegiatan yang lain seringkali hanya menyisakan sedikit waktu bagi pasangan. Kita jadi sering lupa mengekspresikan perasaan pada pasangan. Tanda-tanda dari kurangnya komunikasi, menurut Dr. Joshua Coleman, penulis dan anggota dewan Council on Contemporary Families, adalah ketidaksabaran yang kronis, dan kecenderungan untuk menyalahkan. Dinamika ini dapat melemahkan hubungan dan mendorong pasangan untuk mencari pembenaran dari orang lain. Tidak menjadi masalah bila pihak luar ini bersikap netral, atau bukan orang yang potensial menyebabkan perselingkuhan. Bila yang didapat adalah orang yang memberikan simpati tersebut seluas-luasnya, yang terjadi adalah perselingkuhan.

Bila dalam suatu hubungan mulai terlihat ada tanda-tanda keretakan, Dr. Coleman menyarankan agar pasangan segera memperbaikinya. Ia menyarankan sejumlah strategi yang dapat membantu pasangan untuk belajar lebih setia pada pasangan dan menghindari perselingkuhan.

Jujur.
Pastikan, bahwa ada suatu batasan antara flirting dan tahap awal suatu perselingkuhan. Kemampuan untuk mengendalikan perasaan terhadap sosok baru dalam hidup Anda amat diperlukan, dan sebaiknya simpan saja hal tersebut dalam hati. Jika Anda merasa perlu untuk memberitahukan perasaan ini pada pasangan Anda, pastikan Anda mengetahui risikonya. Bila Anda memberitahu pasangan, menurut Dr. Coleman, tentu akan sangat melukai perasaan Si Dia.

Menetapkan harapan yang realistis.
Meskipun komunikasi antara Anda dan pasangan berjalan cukup baik, hal ini tetap tidak dapat diharapkan untuk dengan segera menyelesaikan masalah, ujar Dr. Mark Smaller, psychoanalyst yang juga juru bicara American Psychoanalytic Association. Suatu perselingkuhan menjadi semacam jalan pintas menuju kebahagiaan, namun perlu Anda ingat juga bahwa perselingkuhan adalah tindakan impulsif yang dapat mengubah hidup Anda selamanya. Menanamkan harapan yang realistis akan membuat kita tidak kecewa berlebihan bila pasangan tidak dapat memenuhi harapan tersebut.

Cari konseling.
Jika isu perselingkuhan tidak dapat diselesaikan di rumah, mungkin ini waktunya untuk mempertimbangkan konseling perkawinan untuk Anda maupun bersama pasangan. Seorang terapis dapat membantu mengidentifikasi mengapa pasangan merasakan dorongan untuk berselingkuh, dan membantunya menghadapi masalah tersebut. Pasangan yang membutuhkan bantuan untuk menguatkan kemampuan berkomunikasi juga akan merasakan bahwa terapi akan menjadi alternatif yang berguna.

Tertawalah pada keterbatasan Anda.
Hal ini, menurut Dr. Smaller, merupakan tanda pasti bahwa Anda memiliki perspektif yang sehat mengenai kelemahan suatu hubungan. Kemampuan untuk menjauhkan diri dari tantangan menjalin hubungan setiap hari, bahkan menertawakan masalah antara Anda dan Si Dia, dapat membawa Anda ke dalam hubungan jangka panjang yang stabil.

Tak perlu buru-buru memperbaikinya. Mengundurkan diri dari pekerjaan, atau berusaha mengatasi masalah keuangan dapat mendorong seseorang untuk segera memperbaikinya, untuk mengembalikan keyakinan dirinya. Suatu affair juga dapat menyediakan dorongan tersebut secara sementara, namun Dr. Smaller menganggap bahwa ketergesa-gesaan untuk memperbaiki sesuatu yang hanya terlihat di permukaan dapat mengaburkan masalah kekecewaan atau ketidakpuasan yang lebih besar, yang sebenarnya merupakan masalah utamanya.

Jadikan pasangan sebagai sahabat. Selama masa-masa depresi, pasangan kekasih bisa melupakan persahabatan yang menjadi fondasi dari hubungan mereka selama ini. Kedua belah pihak bahkan cenderung berfokus pada apa kesalahan yang dilakukan pasangannya. Dr. Coleman menyarankan untuk mengingatkan diri Anda tentang sisi positif dari hubungan Anda, dan menunjukkan apresiasi Anda. Hal ini tentunya menunjukkan penilaian diri yang baik, yang dibutuhkan untuk menjalani hubungan yang sehat.

Tetap jalin hubungan dengan teman-teman lama. "Kebanyakan perkawinan terlalu dibebani dengan harapan-harapan," kata Dr. Coleman. Dengan kata lain, beberapa orang terlalu bergantung pada pasangan untuk memenuhi kebutuhan mereka. Jika merasa kecewa, mereka akan terdorong untuk memenuhi kebutuhan itu dengan berselingkuh dengan seseorang. Dr. Coleman menyarankan untuk menanamkan minat pada hal-hal di luar hubungan, seperti bertemu dengan teman-teman sehobi, atau teman-teman lama.

Kenali affair sebagai suatu gejala. Dorongan untuk selingkuh sebenarnya merupakan suatu gejala dari masalah yang lebih besar. Mungkin masalah kurangnya komunikasi, tekanan finansial, atau stres yang berhubungan dengan belum hadirnya anak dalam perkawinan. Apa pun masalahnya, cobalah untuk mengenali akar permasalahannya, sebelum Anda harus menjelaskan kecerobohan (affair tersebut) kepada pasangan.

Ketidaksetiaan adalah keputusan besar.
Mudah saja untuk tertangkap basah memiliki perasaan romantis pada orang lain, namun Dr. Smaller mendorong para pasiennya untuk berpikir kembali bahwa berselingkuh adalah suatu keputusan besar. Artinya, Anda telah memahami mengapa mempertimbangkan untuk berselingkuh, dan apa yang akan menjadi akibatnya. Meskipun suatu hubungan bisa saja tidak langgeng, namun sebaiknya selingkuh bukan merupakan suatu hal yang menjadi penyebabnya.

Jumat, 29 Mei 2009 | 19:22 WIB
KOMPAS.com

DIN
Sumber : Forbes

Tidak ada komentar:

Posting Komentar