Selasa, 16 Juni 2009

Batu Empedu, sering diderita wanita gemuk pada usia 40-an



Batu empedu adalah batu yang terbentuk dan ditemukan pada sistem empedu yaitu saluran dan kantong empedu. Sistem empedu adanya didaerah hati dengan kandung atau kantong empedu yang menempel ke organ hati dan berwarna kehijauan.

Bila pecah, kandung empedu akan menularkan rasa pahit pada hati dan organ lain yang terkena cairan empedu. Hal ini dapat dirasakan pada hati ayam dimana bila tanpa sengaja kantong empedu pecah, maka rasa hati ayam dan daging nantinya setelah matang akan terasa getir-pahit..

Cairan empedu bersifat asam, sangat pahit dan berfungsi mengikat lemak/kholesterol. Bila konsentrasi cairan empedu sedemikian padat, akan mudah terbentuk batu empedu yang pada gilirannya akan menimbulkan masalah kesehatan yang kompleks. Apa saja permasalahan yang ditimbulkan batu empedu?

Batu empedu dibagi menjadi 2 macam, yaitu batu kholesterol dan batu non-kholesterol. Yang membedakan keduanya adalah kandungan batu pada saat dilakukan analisa batu. Juga warnanya berbeda : batu kholesterol berwarna kekuningan sedangkan batu non-kholesterol hitam pekat, mirip biji pepaya. Kedua jenis batu bisa dilihat pada gambar yang menyertai artikel ini dibagian atas : kiri batu non-kholesterol dan kanan batu kholesterol.

Adanya batu dalam sistem empedu, akan menimbulkan rasa sakit nyeri yang terasa menusuk-nusuk di bagian perut kanan atas. Nyeri ini hilang timbul, tidak terus-menerus jadi ada interval antara dua serangan nyeri. Saking begitu nyerinya, ada pasien yang datang hampir pingsan menahan rasa nyeri yang amat sangat..

Bila sampai seperti itu kondisinya, maka tidak ada jalan lain kecuali operasi yang dapat menolong penderita. Operasi dilakukan untuk mengeluarkan seluruh batu yang berada dalam sistem empedu : saluran maupun kantong empedu.

Operasi dapat dilakukan secara konvensional dengan membuat sayatan cukup lebar didinding perut yang disebut laparotomy. Atau yang populer saat ini yaitu melalui bedah laparoskopi, yaitu membuat sayatan kecil yang cukup untuk dimasuki alat laparoskop semacam keker untuk meneropong melalui lensa fibre yang dimasukkan  kedalam perut dan  lalu dihubungkan ke layar monitor seperti layar TV.

Kantong empedu yang sarat dengan batu dan kelainan lain yang mungkin ada, akan terlihat jelas dilayar monitor. Kemudian gunting diarahkan ke bagian yang akan dipotong. Demikian kira-kira prinsip kerja laparoskop.

Ditangan yang akhli menggunakan laparoskop, proses operasi akan menjadi jauh lebih cepat, dan juga meninggalkan bekas luka sayatan yang jauh lebih kecil. Logikanya beaya operasi laparoskopi seyogyanya lebih murah dari operasi biasa. Namun RS biasanya menarik beaya lebih tinggi, dengan memperhitungkan investasi alat canggih laparoskop itu.

Batu empedu bila tidak dibuang, lama-kelamaan menimbulkan radang yang bila tidak diobati akan berlanjut menjadi kanker kantong empedu. Bila telah terjadi kanker kantong empedu, biasanya usia penderita tidak akan lama lagi. Kanker ini terkenal sangat ganas hampir seganas kanker pankreas yang sudah kita ketahui.

Di Amerika Serikat, kanker kantong empedu umumnya lebih sering ditemukan pada kelompok orang-orang Indian dan jarang pada kelompok kulit putih (kaukasia) . Hal ini kemungkinan berkaitan dengan jenis makanan yang dikonsumsi.

Dari data statistik, penderita batu empedu biasanya dalam bahasa Inggris disingkat menjadi 3F, yaitu : fat, fourty and female. Iya, betul pasien biasanya perempuan gemuk di usia 40-an. Hal ini menambah panjang deretan risiko buruk dari perempuan yang berbobot lebih alias obese atau gemuk. Karena itu mari kita hindari kegemukan…

Popularity: 11%

Tidak ada komentar:

Posting Komentar