Bacaan Dzikir Pagi
Dzikir
pagi berikut patut diamalkan karena akan membuat kita lebih semangat di pagi
hari dan dimudahkan Allah dalam segala urusan.
Untuk waktunya, yang utama dibaca saat masuk waktu Shubuh hingga
matahari terbit. Namun boleh juga dibaca sampai matahari akan bergeser ke barat
(mendekati waktu Zhuhur).
Adapun
dzikir yang kali ini kami publish adalah revisi dari yang ada sebelumnya
setelah menyaring dzikir yang menurut kami lemah (dho’if) berdasarkan penilaian para
ulama.
Juga
dalam dzikir pagi kali ini, kami sertakan dengan faedah dari setiap dzikir
berdasarkan hadits yang menyebutkan dzikir tersebut sehingga dengan itu bisa
merenung maksud dzikir dan raih manfaatnya.
Dzikir kali ini pun kami bantu dengan transliterasi untuk setiap
bacaan selain bacaan Al Qur’an, moga bermanfaat bagi yang sulit membaca dzikir
yang ada huruf demi huruf.
Dzikir yang Dibaca di Waktu Pagi
(Antara Shubuh hingga siang
hari ketika matahari akan bergeser ke barat)
أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ
“Aku berlindung kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk.”
[1]
Membaca ayat Kursi
اللَّهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ، لاَ
تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلاَ نَوْمٌ، لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ،
مَنْ ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلاَّ بِإِذْنِهِ، يَعْلَمُ مَا بَيْنَ
أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ، وَلَا يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ مِنْ عِلْمِهِ إِلاَّ
بِمَا شَاءَ، وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ، وَلَا يَئُودُهُ
حِفْظُهُمَا، وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ
“Allah, tidak ada ilah (yang berhak disembah) melainkan Dia, yang
hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya). Dia tidak mengantuk dan
tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat
memberi syafa’at di sisi-Nya tanpa seizin-Nya. Dia mengetahui apa-apa yang di
hadapan mereka dan di belakang mereka. Mereka tidak mengetahui apa-apa dari
ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan
bumi. Dia tidak merasa berat memelihara keduanya. Dan Dia Maha Tinggi lagi Maha
besar.”
(QS. Al Baqarah: 255) (Dibaca 1 x)
Faedah: Siapa yang membacanya ketika petang, maka ia akan dilindungi
(oleh Allah dari berbagai gangguan) hingga pagi. Siapa yang membacanya ketika
pagi, maka ia akan dilindungi hingga petang.[1]
[2] Membaca surat Al Ikhlas, Al
Falaq, An Naas
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ اللَّهُ الصَّمَدُ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ
يُولَدْ وَلَمْ يَكُن لَّهُ كُفُوًا أَحَدٌ
“Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang. Katakanlah: Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah ilah yang
bergantung kepada-Nya segala urusan. Dia tidak beranak dan tiada pula
diperanakkan, dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia.” (QS. Al Ikhlas: 1-4) (Dibaca 3 x)
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ مِن شَرِّ مَا خَلَقَ وَمِن شَرِّ
غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ وَمِن شَرِّ النَّفَّاثَاتِ فِي الْعُقَدِ وَمِن شَرِّ
حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ
“Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang. Katakanlah: Aku berlindung kepada Rabb yang menguasai Shubuh, dari
kejahatan makhluk-Nya, dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita, dan
dari kejahatan-kejahatan wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul,
dan dari kejahatan orang yang dengki apabila ia dengki”. (QS. Al Falaq: 1-5) (Dibaca 3 x)
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ مَلِكِ النَّاسِ إِلَهِ النَّاسِ
مِن شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ الَّذِي يُوَسْوِسُ فِي صُدُورِ النَّاسِ مِنَ
الْجِنَّةِ وَ النَّاسِ
“Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang. Katakanlah: Aku berlindung kepada Rabb manusia. Raja manusia.
Sembahan manusia, dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi, yang
membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, dari jin dan manusia.” (QS. An Naas: 1-6) (Dibaca 3 x)
Faedah: Siapa yang mengucapkannya masing-masing tiga kali ketika pagi
dan petang, maka segala sesuatu akan dicukupkan untuknya.[2]
[3]
أَصْبَحْنَا وَأَصْبَحَ الْمُلْكُ لِلَّهِ، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ،
لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ
الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرُ. رَبِّ أَسْأَلُكَ خَيْرَ مَا فِيْ
هَذَا الْيَوْم وَخَيْرَ مَا بَعْدَهُ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا فِيْ هَذَا
الْيَوْمِ وَشَرِّ مَا بَعْدَهُ، رَبِّ أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْكَسَلِ وَسُوْءِ
الْكِبَرِ، رَبِّ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابٍ فِي النَّارِ وَعَذَابٍ فِي
الْقَبْرِ
Ash-bahnaa wa ash-bahal mulku
lillah walhamdulillah, laa ilaha illallah wahdahu laa syarika lah, lahul mulku walahul
hamdu wa huwa ‘ala kulli syai-in qodir. Robbi as-aluka khoiro maa fii hadzal
yaum wa khoiro maa ba’dahu, wa a’udzu bika min syarri maa fii hadzal yaum wa
syarri maa ba’dahu. Robbi a’udzu bika minal kasali wa su-il kibar. Robbi a’udzu
bika min ‘adzabin fin naari wa ‘adzabin fil qobri.
Artinya:
“Kami telah memasuki waktu pagi dan kerajaan hanya milik Allah,
segala puji bagi Allah. Tidak ada ilah (yang berhak disembah) kecuali Allah
semata, tiada sekutu bagi-Nya. Milik Allah kerajaan dan bagi-Nya pujian.
Dia-lah Yang Mahakuasa atas segala sesuatu. Wahai Rabbku, aku mohon kepada-Mu
kebaikan di hari ini dan kebaikan sesudahnya. Aku berlindung kepada-Mu dari
kejahatan hari ini dan kejahatan sesudahnya. Wahai Rabbku, aku berlindung
kepada-Mu dari kemalasan dan kejelekan di hari tua. Wahai Rabbku, aku
berlindung kepada-Mu dari siksaan di neraka dan siksaan di alam kubur.” (Dibaca 1 x)
Faedah: Meminta pada Allah kebaikan
di hari ini dan kebaikan sesudahnya, juga agar terhindar dari kejelekan di hari
ini dan kejelekan sesudahnya. Di dalamnya berisi pula permintaan agar terhindar
dari rasa malas padahal mampu untuk beramal, juga agar terhindar dari kejelekan
di masa tua. Di dalamnya juga berisi permintaan agar terselamatkan dari siksa
kubur dan siksa neraka yang merupakan siksa terberat di hari kiamat kelak.[3]
[4]
اَللَّهُمَّ بِكَ أَصْبَحْنَا، وَبِكَ أَمْسَيْنَا، وَبِكَ
نَحْيَا، وَبِكَ نَمُوْتُ وَإِلَيْكَ النُّشُوْرُ
Allahumma bika ash-bahnaa wa bika amsaynaa wa bika nahyaa wa bika
namuutu wa ilaikan nusyuur.
Artinya:
“Ya Allah, dengan rahmat dan pertolongan-Mu kami memasuki waktu
pagi, dan dengan rahmat dan pertolongan-Mu kami memasuki waktu petang. Dengan
rahmat dan pertolongan-Mu kami hidup dan dengan kehendak-Mu kami mati. Dan
kepada-Mu kebangkitan (bagi semua makhluk).” (Dibaca 1 x)[4]
[5]
Membaca Sayyidul Istighfar
اَللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّيْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ،
خَلَقْتَنِيْ وَأَنَا عَبْدُكَ، وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا
اسْتَطَعْتُ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ، أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ
عَلَيَّ، وَأَبُوْءُ بِذَنْبِيْ فَاغْفِرْ لِيْ فَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ
الذُّنُوْبَ إِلاَّ أَنْتَ.
Allahumma anta robbii laa ilaha illa anta, kholaqtanii wa anaa
‘abduka wa anaa ‘ala ‘ahdika wa wa’dika mas-tatho’tu. A’udzu bika min syarri
maa shona’tu. Abu-u laka bi ni’matika ‘alayya wa abu-u bi dzambii. Fagh-firlii
fainnahu laa yagh-firudz dzunuuba illa anta.
Artinya:
“Ya Allah, Engkau adalah Rabbku, tidak ada ilah yang berhak
disembah kecuali Engkau, Engkaulah yang menciptakanku. Aku adalah hamba-Mu. Aku
akan setia pada perjanjianku pada-Mu (yaitu aku akan mentauhidkan-Mu) semampuku
dan aku yakin akan janji-Mu (berupa surga untukku). Aku berlindung kepada-Mu
dari kejelekan yang kuperbuat. Aku mengakui nikmat-Mu kepadaku dan aku mengakui
dosaku. Oleh karena itu, ampunilah aku. Sesungguhnya tiada yang mengampuni dosa
kecuali Engkau.” (Dibaca 1 x)
Faedah: Barangsiapa mengucapkan dzikir ini di siang hari dalam keadaan
penuh keyakinan, lalu ia mati pada hari tersebut sebelum petang hari, maka ia
termasuk penghuni surga. Barangsiapa yang mengucapkannya di malam hari dalam
keadaan penuh keyakinan, lalu ia mati sebelum pagi, maka ia termasuk penghuni
surga.[5]
[6]
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَصْبَحْتُ أُشْهِدُكَ وَأُشْهِدُ حَمَلَةَ
عَرْشِكَ، وَمَلاَئِكَتَكَ وَجَمِيْعَ خَلْقِكَ، أَنَّكَ أَنْتَ اللهُ لاَ إِلَـهَ
إِلاَّ أَنْتَ وَحْدَكَ لاَ شَرِيْكَ لَكَ، وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُكَ
وَرَسُوْلُكَ
Allahumma inni ash-bahtu
usy-hiduka wa usy-hidu hamalata ‘arsyika wa malaa-ikatak wa jami’a kholqik,
annaka antallahu laa ilaha illa anta wahdaka laa syariika lak, wa anna
Muhammadan ‘abduka wa rosuuluk.
Artinya:
“Ya Allah, sesungguhnya aku di waktu pagi ini mempersaksikan
Engkau, malaikat yang memikul ‘Arys-Mu, malaikat-malaikat dan seluruh
makhluk-Mu, bahwa sesungguhnya Engkau adalah Allah, tiada ilah yang berhak
disembah kecuali Engkau semata, tiada sekutu bagi-Mu dan sesungguhnya Muhammad
adalah hamba dan utusan-Mu.” (Dibaca 4 x)
Faedah: Barangsiapa yang
mengucapkan dzikir ini ketika pagi dan petang hari sebanyak empat kali, maka
Allah akan membebaskan dirinya dari siksa neraka.[6]
[7]
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِي
الدُّنْيَا وَاْلآخِرَةِ، اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ
وَالْعَافِيَةَ فِي دِيْنِيْ وَدُنْيَايَ وَأَهْلِيْ وَمَالِيْ اللَّهُمَّ اسْتُرْ
عَوْرَاتِى وَآمِنْ رَوْعَاتِى. اَللَّهُمَّ احْفَظْنِيْ مِنْ بَيْنِ يَدَيَّ، وَمِنْ
خَلْفِيْ، وَعَنْ يَمِيْنِيْ وَعَنْ شِمَالِيْ، وَمِنْ فَوْقِيْ، وَأَعُوْذُ
بِعَظَمَتِكَ أَنْ أُغْتَالَ مِنْ تَحْتِيْ
Allahumma innii as-alukal ‘afwa
wal ‘aafiyah fid dunyaa wal aakhiroh. Allahumma innii as-alukal ‘afwa wal
‘aafiyah fii diinii wa dun-yaya wa ahlii wa maalii. Allahumas-tur ‘awrootii wa
aamin row’aatii. Allahummahfazh-nii mim bayni yadayya wa min kholfii wa ‘an
yamiinii wa ‘an syimaalii wa min fawqii wa a’udzu bi ‘azhomatik an ughtala min
tahtii.
Artinya:
“Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kebajikan dan keselamatan di
dunia dan akhirat. Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kebajikan dan keselamatan
dalam agama, dunia, keluarga dan hartaku. Ya Allah, tutupilah auratku (aib dan
sesuatu yang tidak layak dilihat orang) dan tenteramkanlah aku dari rasa takut.
Ya Allah, peliharalah aku dari muka, belakang, kanan, kiri dan atasku. Aku
berlindung dengan kebesaran-Mu, agar aku tidak disambar dari bawahku (oleh ular
atau tenggelam dalam bumi dan lain-lain yang membuat aku jatuh).” (Dibaca 1 x)
Faedah: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidaklah pernah meninggalkan do’a ini di pagi dan petang hari.
Di dalamnya berisi perlindungan dan keselamatan pada agama, dunia, keluarga dan
harta dari berbagai macam gangguan yang datang dari berbagai arah.[7]
[8]
اَللَّهُمَّ عَالِمَ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَاطِرَ
السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ، رَبَّ كُلِّ شَيْءٍ وَمَلِيْكَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ
إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ نَفْسِيْ، وَمِنْ شَرِّ
الشَّيْطَانِ وَشِرْكِهِ، وَأَنْ أَقْتَرِفَ عَلَى نَفْسِيْ سُوْءًا أَوْ
أَجُرُّهُ إِلَى مُسْلِمٍ
Allahumma ‘aalimal ghoybi wasy
syahaadah faathiros samaawaati wal ardh. Robba kulli syai-in wa maliikah.
Asyhadu alla ilaha illa anta. A’udzu bika min syarri nafsii wa min syarrisy
syaythooni wa syirkihi, wa an aqtarifa ‘alaa nafsii suu-an aw ajurruhu ilaa
muslim.
Artinya:
“Ya Allah, Yang Maha Mengetahui yang ghaib dan yang nyata, wahai
Rabb pencipta langit dan bumi, Rabb segala sesuatu dan yang merajainya. Aku
bersaksi bahwa tidak ada ilah yang berhak disembah kecuali Engkau. Aku
berlindung kepadaMu dari kejahatan diriku, setan dan balatentaranya (godaan
untuk berbuat syirik pada Allah), dan aku (berlindung kepada-Mu) dari berbuat
kejelekan terhadap diriku atau menyeretnya kepada seorang muslim.” (Dibaca 1 x)
Faedah: Do’a ini diajarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pada Abu Bakr Ash Shiddiq radhiyallahu ‘anhu untuk dibaca pada pagi,
petang dan saat beranjak tidur.[8]
[9]
بِسْمِ اللَّهِ الَّذِى لاَ يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَىْءٌ فِى الأَرْضِ
وَلاَ فِى السَّمَاءِ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
Bismillahilladzi laa yadhurru
ma’asmihi syai-un fil ardhi wa laa fis samaa’ wa huwas samii’ul ‘aliim.
Artinya:
“Dengan nama Allah yang bila disebut, segala sesuatu di bumi dan
langit tidak akan berbahaya, Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (Dibaca 3 x)
Faedah: Barangsiapa yang
mengucapkan dzikir tersebut sebanyak tiga kali di pagi hari dan tiga kali di
petang hari, maka tidak akan ada bahaya yang tiba-tiba memudaratkannya.[9]
[10]
رَضِيْتُ بِاللهِ رَبًّا، وَبِاْلإِسْلاَمِ دِيْنًا، وَبِمُحَمَّدٍ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَبِيًّا
Rodhiitu billaahi robbaa wa bil-islaami diinaa, wa bi-muhammadin
shallallaahu ‘alaihi wa sallama nabiyya.
Artinya:
“Aku ridha Allah sebagai Rabb, Islam sebagai agama dan Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai nabi.” (Dibaca 3 x)
Faedah: Barangsiapa yang mengucapkan dzikir ini sebanyak tiga kali di
pagi hari dan tiga kali di petang hari, maka pantas baginya mendapatkan ridha
Allah. [10]
[11]
يَا حَيُّ يَا قَيُّوْمُ بِرَحْمَتِكَ أَسْتَغِيْثُ، وَأَصْلِحْ
لِيْ شَأْنِيْ كُلَّهُ وَلاَ تَكِلْنِيْ إِلَى نَفْسِيْ طَرْفَةَ عَيْنٍ أَبَدًا
Yaa Hayyu Yaa Qoyyum,
bi-rohmatika as-taghiits, wa ash-lih lii sya’nii kullahu wa laa takilnii ilaa
nafsii thorfata ‘ainin Abadan.
Artinya:
“Wahai Rabb Yang Maha Hidup, wahai Rabb Yang Berdiri Sendiri
(tidak butuh segala sesuatu), dengan rahmat-Mu aku minta pertolongan,
perbaikilah segala urusanku dan jangan diserahkan kepadaku sekali pun sekejap
mata (tanpa mendapat pertolongan dariMu).” (Dibaca 1 x)
Faedah: Dzikir ini diajarkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pada Fathimah supaya diamalkan pagi dan petang. [11]
[12]
أَصْبَحْنَا عَلَى فِطْرَةِ اْلإِسْلاَمِ وَعَلَى كَلِمَةِ
اْلإِخْلاَصِ، وَعَلَى دِيْنِ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ، وَعَلَى مِلَّةِ أَبِيْنَا إِبْرَاهِيْمَ، حَنِيْفًا مُسْلِمًا وَمَا
كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ
Ash-bahnaa ‘ala fithrotil
islaam wa ‘alaa kalimatil ikhlaash, wa ‘alaa diini nabiyyinaa Muhammadin
shallallahu ‘alaihi wa sallam, wa ‘alaa millati abiina Ibraahiima haniifam
muslimaaw wa maa kaana minal musyrikin
Artinya:
“Di waktu pagi kami memegang agama Islam, kalimat ikhlas
(kalimat syahadat), agama Nabi kami Muhammadshallallahu ‘alaihi wa sallam, dan agama bapak kami
Ibrahim, yang berdiri di atas jalan yang lurus, muslim dan tidak tergolong
orang-orang musyrik.” (Dibaca 1 x di pagi hari saja)[12]
[13]
سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ
Subhanallah wa bi-hamdih.
Artinya:
“Maha suci Allah, aku memuji-Nya.” (Dibaca 100 x)
Faedah: Barangsiapa yang mengucapkan kalimat ‘subhanallah wa bi hamdih’ di pagi dan petang hari sebanyak 100 x, maka tidak ada yang
datang pada hari kiamat yang lebih baik dari yang ia lakukan kecuali orang yang
mengucapkan semisal atau lebih dari itu.[13]
[14]
لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ
الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرُ
Laa ilaha illallah wahdahu laa syarika lah, lahul mulku walahul
hamdu wa huwa ‘ala kulli syai-in qodiir.
Artinya:
“Tidak ada ilah yang berhak disembah selain Allah semata, tidak
ada sekutu bagiNya. Bagi-Nya kerajaan dan segala pujian. Dia-lah yang berkuasa
atas segala sesuatu.” (Dibaca 1o x)
Faedah: Barangsiapa yang membaca dzikir tersebut di pagi hari sebanyak
sepuluh kali, Allah akan mencatatkan baginya 10 kebaikan, menghapuskan baginya
10 kesalahan, ia juga mendapatkan kebaikan semisal memerdekakan 10 budak, Allah
akan melindunginya dari gangguan setan hingg petang hari. Siapa yang
mengucapkannya di petang hari, ia akan mendapatkan keutamaan semisal itu pula.[14]
[15]
لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ
الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرُ
Laa ilaha illallah wahdahu laa syarika lah, lahul mulku walahul
hamdu wa huwa ‘ala kulli syai-in qodiir.
Artinya:
“Tidak ada ilah yang berhak disembah selain Allah semata, tidak
ada sekutu bagi-Nya. Milik Allah kerajaan dan segala pujian. Dia-lah yang
berkuasa atas segala sesuatu.” (Dibaca 100 x dalam sehari)
Faedah: Barangsiapa yang
mengucapkan dzikir tersebut dalam sehari sebanyak 100 x, maka itu seperti
membebaskan 10 orang budak, dicatat baginya 100 kebaikan, dihapus baginya 100
kesalahan, dirinya akan terjaga dari gangguan setan dari pagi hingga petang
hari, dan tidak ada seorang pun yang lebih baik dari yang ia lakukan kecuali
oleh orang yang mengamalkan lebih dari itu.[15]
[16]
سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ: عَدَدَ خَلْقِهِ، وَرِضَا نَفْسِهِ،
وَزِنَةَ عَرْشِهِ وَمِدَادَ كَلِمَاتِهِ
Subhanallah wa bi-hamdih, ‘adada kholqih wa ridhoo nafsih. wa
zinata ‘arsyih, wa midaada kalimaatih.
Artinya:
“Maha Suci Allah, aku memujiNya sebanyak makhluk-Nya, sejauh
kerelaan-Nya, seberat timbangan ‘Arsy-Nya dan sebanyak tinta tulisan
kalimat-Nya.” (Dibaca 3 x di waktu pagi saja)
Faedah: Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan pada Juwairiyah bahwa dzikir di atas telah
mengalahkan dzikir yang dibaca oleh Juwairiyah dari selepas Shubuh sampai waktu
Dhuha. [16]
[17]
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَرِزْقًا طَيِّبًا،
وَعَمَلاً مُتَقَبَّلاً
Allahumma innii as-aluka ‘ilman naafi’a, wa rizqon thoyyibaa, wa
‘amalan mutaqobbalaa.
Artinya:
“Ya Allah, sungguh aku memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat
(bagi diriku dan orang lain), rizki yang halal dan amal yang diterima (di
sisi-Mu dan mendapatkan ganjaran yang baik).” (Dibaca 1 x setelah salam dari shalat Shubuh)[17]
[18]
أَسْتَغْفِرُ اللهَ وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ
Astagh-firullah wa atuubu ilaih.
Artinya:
[1] HR. Al Hakim (1: 562). Syaikh Al Albani menshahihkan hadits
tersebut dalam Shahih At Targhib wa At Tarhib no. 655.
[2] HR. Abu Daud no. 5082, Tirmidzi no. 3575. Al Hafizh Abu Thohir
mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan.
[4] HR. Tirmidzi no. 3391 dan Abu Daud no. 5068. Al Hafizh Abu Thohir
mengatakan bahwa sanad hadits inishahih.
[7] HR. Abu Daud no. 5074 dan Ibnu Majah no. 3871. Al Hafizh Abu
Thohir mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih.
[8] HR. Tirmidzi no. 3392 dan Abu Daud no. 5067. Al Hafizh Abu
Thohir mengatakan bahawa sanad hadits ini shahih. Adapun kalimat terakhir (وَأَنْ أَقْتَرِفَ عَلَى نَفْسِيْ سُوْءًا أَوْ أَجُرُّهُ إِلَى مُسْلِمٍ) adalah tambahan dari
riwayat Ahmad 2: 196. Dikomentari oleh Syaikh Syu’aib Al Arnauth bahwa hadits
tersebut shahih dilihat dari jalur lainnya (shahih lighoirihi).
[9] HR. Abu Daud no. 5088, 5089, Tirmidzi no. 3388, dan Ibnu Majah
no. 3869. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan.
[10] HR. Abu Daud no. 5072,
Tirmidzi no. 3389. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa hadits ini hasan.
[11] HR. Ibnu As Sunni dalam
‘Amalul Yaum wal Lailah no. 46, An Nasai dalam Al Kubro (381/ 570), Al Bazzar
dalam musnadnya (4/ 25/ 3107), Al Hakim (1: 545). Sanad hadits ini hasan
sebagaimana dikatakan oleh Syaikh Al Albani dalam As Silsilah Ash Shahihah no.
227.
[12] HR. Ahmad (3: 406). Syaikh
Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih sesuai syarat
Bukhari Muslim. Lihat pula As Silsilah Ash Shahihah no. 2989.
Catatan: Dzikir ini hanya dibaca di pagi hari. Riwayat yang
menyatakan dibaca juga saat petang hari adalah riwayat yang lemah. Sebagaimana
dinyatakan oleh guru penulis, Syaikh ‘Abdul ‘Aziz Ath Thorifi dalam Adzkar Ash
Shobaah wal Masaa’, hal. 65.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar