DZIKIR
PAGI
أَعُوذُ بِاللهِ مِنْ
الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ
"Aku berlindung kepada Allah
dari godaan syaitan yang terkutuk.”
أَلله لآ إِلَـهَ إِلاَّ هُوَ
الْحَيُّ الْقَيُّوْمُ لآ تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلآ نَوْمٌ لَّـهُ مَا فِي
السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي أْلأَرْضِ مَنْ ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلاَّ
بـِإِذْنِهِ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيْهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ وَلآ يُحِيْطُوْنَ
بِشَيْءٍ مِّنْ عِلْمِهِ إِلاَّ بِمَا شَاءَ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ
وَأْْلأَرْضَ وَلآ يَؤُوْدُهُ حِفْظُهُمَا وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيْمُ
“Allahu laa ilaaha illa huwa
l-Hayyu l-Qoyyuum(u) laa ta’khu-dzuhu sinatun(w) walaa naum(un) lahu maa fii
s-samaawaati wa maa fii l-ardh(i) man zaa l-ladzii yasyfa-‘u ‘indahu illa
bi-idznih(i) ya’lamu maa baina aidiihim wa maa kholfahum walaa yuhi-thuuna
bi-syai-‘in(m) min ‘ilmihi illa bimaa syaa-‘a wa si-‘a kursiyyuhu s-samaawaati
wa l-ardh(a) walaa ya-‘uuduhu hif-zhuhumaa wa huwa l-‘aliyyu l-‘a-zhiimi.”
(Dibaca pagi dan sore 1x) (Dibaca setiap
selesai sholat 1x)
"Allah
tidak ada ilah (yang berhak diibadahi dengan benar) melainkan Dia Yang Hidup
Kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak
tidur. Kepunyaan-Nya apa yang ada di langit dan di bumi. Tidak ada yang dapat
memberi syafa’at di sisi Allah tanpa izin-Nya. Allah mengetahui apa-apa yang
(berada) dihadapan mereka, dan dibelakang mereka dan mereka tidak mengetahui
apa-apa dari Ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah
meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya,
Allah Mahatinggi lagi Mahabesar.”
(Al-Baqarah: 255)
“Siapa
membaca kalimat ini ketika pagi hari, maka ia dijaga dari jin hingga petang.
Dan siapa mengucapkannya ketika petang, maka ia dijaga dari jin hingga pagi”
(H.R. Hakim, disahihkan Al-Albani)
“Barang
siapa membacanya setiap selesai sholat, maka tidak ada yang dapat mencegahnya
untuk masuk syurga kecuali kematian (maksudnya,
seharusnya ia sudah masuk syurga, tetapi karena ia masih hidup maka ia tidak
bisa masuk syurga, karena syurga itu nanti setelah seorang hamba meninggal)”
(H.R. an-Nasa-‘i dan Ibnu Sunni)
قُلْ هُوَ الله أَحَدٌ. أَلله الصَّمَدُ. لَمْ يَلِدْ وَلَمْ
يُوْلَدْ. وَلَمْ يَكُنْ لََّـهُ
كُفُوًا أَحَدٌ
“Qul huwallaahu ahad(un). Allaahu
sh-shomad(u). Lam yalid walam yuulad. Walam yakun(l) lahu kufuwan ahad(un).” (Dibaca pagi dan sore 3x)
“Katakanlah,
Dia-lah Allah Yang Mahaesa. Allah adalah (Robb) yang segala sesuatu bergantung
kepada-Nya. Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada seorang
pun yang setara dengan-Nya.” (QS. Al-Ikhlash: 1-4)
قُلْ أَعُوْذُ بِرَبِّ
الْفَلَقِ. مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ. وَمِنْ شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا
وَقَبَ. وَمِنْ شَرِّ
النَّـفَّاثَاتِ فِي الْعُقَدِ.وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ
“Qul a’uudzu birobbi l-falaq(i).
Min syarri maa kholaq(o). Wa min syarri ghoosiqin i-dzaa waqob(a). Wa min
syarri n-naffaa-tsaati fii l-‘uqod(i). Wa min syarri haasidin i-dzaa hasad(a).” (Dibaca
pagi dan sore 3x)
“Katakanlah,
Aku berlindung kepada Robb Yang menguasai (waktu) Shubuh dari kejahatan
makhluk-Nya. Dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita. Dan dari
kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul. Serta
dari kejahatan orang yang dengki apabila dia dengki.” (QS. Al-Falaq: 1-5)
قُلْ أَعُوْذُ بِرَبِّ
النَّاسِ. مَلِكِ النَّاسِ. إِلَـهِ النَّاسِ. مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ
الْخَنَّاسِ. أَلَّذِي يُوَسْوِسُ فِي
صُدُوْرِ النَّاسِ. مِنَ الْجِنَّةِ وَ
النَّاسِ
“Qul a-‘uudzu birobbi n-naas(i).
Maliki n-naas(i). ilaahi n-naas(i). Min syarri l-waswaasi l-khonnaas(i).
Alla-dzii yuwaswisu fii shuduuri n-naas(i). Mina l-jinnati wa n-naas(i).” (Dibaca pagi dan sore 3x)
“Katakanlah,
Aku berlindung kepada Robb (yang memelihara dan menguasai) manusia. Raja
manusia. Sembahan (Ilah) manusia. Dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa
bersembunyi. Yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada-dada manusia. Dari
golongan jin dan manusia.” (QS. An-Naas: 1-6)
“Barang
siapa membaca tiga surat tersebut (al-Ikhlas, al-Falaq dan an-Naas) tiga kali
setiap pagi dan petang hari, maka itu (tiga surat
tersebut) cukup
baginya dari segala sesuatu” (H.R. Abu Daud II/86 dan an-Nasa-‘i III/68. Lihat
pula Shahih at-Tirmizi II/8)
Ketika
pagi, Rasulullah صلي
الله
عليه
وسلم membaca:
أَصْبَحْنَا وَأَصْبَحَ
الْمُلْكُ لِلَّهِ، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ، لآ إِلَـهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لآ
شَرِيْكَ لَـهُ، لَـهُ الْمُلْكُ وَلَـهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ
قَدِيْرُ. رَبِّ أَسْأَلُكَ خَيْرَ
مَا فِيْ هَذَا الْيَوْمِ وَخَيْرَ مَا بَعْدَهُ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا
فِيْ هَذَا الْيَوْمِ وَشَرِّ مَا بَعْدَهُ، رَبِّ أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْكَسَلِ
وَسُوْءِ الْكِبَرِ، رَبِّ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابٍ فِي النَّارِ وَعَذَابٍ فِي
الْقَبْرِ
“Ashbahnaa wa ashbaha l-mulku
lillah(i), wa l-hamdu lillah(i), laa ilaaha illallaah(u) wahdahu laa syariika
lah(u), lahu l-mulku wa lahu l-hamdu wa huwa ‘alaa kulli syai-‘in qodiir(u).
Robbi as-‘aluka khoiro maa fii ha-dzaa l-yaum(i) wa khoiro maa ba’dahu, wa
a-‘uudzu bika min syarri maa fii ha-dzaa l-yaum(i) wa syarri maa ba’dahu, robbi
a-‘uudzu bika mina l-kasali wa suu-‘i l-kibar(i), robbi a-‘uudzu bika min
‘adzaabin fii n-naar wa ‘adzaabin fii l-qobr(i).” (Dibaca pagi
1x)
“Kami
telah memasuki waktu pagi dan kerajaan hanya milik Allah, segala puji hanya
milik Allah. Tidak ada Ilah (yang berhak diibadahi dengan benar) kecuali Allah
Yang Mahaesa, tiada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan dan bagi-Nya pujian.
Dia-lah Yang Mahakuasa atas segala sesuatu. Wahai Robb, aku mohon kepada-Mu
kebaikan di hari ini dan kebaikan sesudahnya. Aku berlindung kepada-Mu dari
kejahatan hari ini dan kejahatan sesudahnya. Wahai Robb, aku berlindung
kepada-Mu dari kemalasan dan kejelekan di hari tua. Wahai Robb, aku berlindung
kepada-Mu dari siksaan di Neraka dan siksaan di kubur.” (H.R. Muslim IV/2088)
Ketika
pagi, Rasulullah صلي
الله
عليه
وسلم membaca:
أَللَّهُمَّ بِكَ
أَصْبَحْنَا، وَبِكَ أَمْسَيْنَا، وَبِكَ نَحْيَا، وَبِكَ نَمُوْتُ وَإِلَيْكَ
النُّشُوْرُ
“Allahumma bika ashbahnaa, wa
bika amsainaa, wa bika nahyaa, wa bika namuut(u) wa ilaika n-nusyuur.” (Dibaca pagi 1x)
“Ya
Allah, dengan rahmat dan pertolongan-Mu kami memasuki waktu pagi, dan dengan
rahmat dan pertolongan-Mu kami memasuki waktu sore. Dengan rahmat dan
kehendak-Mu kami hidup dan dengan rahmat dan kehendak-Mu kami mati. Dan
kepada-Mu kebangkitan (bagi semua makhluk).” (H.R. at-Tirmizi V/466, lihat juga
Sahih at-Tirmizi III/142)
Membaca
SAYYIDUL ISTIGHFAR
أَللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّيْ
لآ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ، خَلَقْتَنِيْ وَأَنَا عَبْدُكَ، وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ
وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ، أَبُوْءُ
لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ، وَأَبُوْءُ بِذَنْبِيْ فَاغْفِرْ لِيْ فَإِنَّهُ لآ
يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلاَّ أَنْتَ
“Allahumma anta robbii laa ilaaha
illa Anta, kholaqtanii wa anaa ‘abduk(a), wa anaa ‘alaa ‘ahdika wa wa’-dika maa
s-ta-tho’tu, a-‘uudzu bika min syarri maa shona’tu, abuu-‘u laka bini’matika
‘alayya, wa abuu-‘u bi zan(m)bi faagh-firlii fainnahu laa yaghfiru dz-dzunuuba
illa Anta.” (Dibaca pagi
dan sore 1x)
“Ya
Allah, Engkau adalah Robb-ku, tidak ada Ilah (yang berhak diibadahi dengan
benar) kecuali Engkau, Engkau-lah yang menciptakanku. Aku adalah hamba-Mu. Aku
akan setia pada perjanjianku dengan-Mu semampuku. Aku berlindung kepada-Mu
dari kejelekan (apa) yang kuperbuat. Aku mengakui nikmat-Mu (yang diberikan)
kepadaku dan aku mengakui dosaku, oleh karena itu, ampunilah aku. Sesungguhnya
tidak ada yang dapat mengampuni dosa kecuali Engkau.”
“Barang
siapa membacanya dengan yakin ketika petang hari, lalu ia meninggal dunia pada
malam itu, maka ia masuk syurga, dan demikian juga ketika pagi hari” (H.R.
Bukhari VII/150)
أَللَّهُمَّ عَافِنِيْ فِيْ
بَدَنِيْ، أَللَّهُمَّ عَافِنِيْ فِيْ سَمْعِيْ، أَللَّهُمَّ عَافِنِيْ فِيْ
بَصَرِيْ، لآ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوْذُ بِكَ مِنَ
الْكُفْرِ وَالْفَقْرِ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ، لآ إِلَـهَ إِلاَّ
أَنْتَ
“Allahumma ‘aafinii fii badanii,
Allahumma ‘aafinii fii sam-‘ii, Allahumma ‘aafinii fii ba-shorii, laa ilaaha
illa Anta, Allahumma innii a-‘uudzu bika mina l-kufri wa l-faqr(i), wa a-‘uudzu
bika min ‘adzaabi l-qobr(i), laa ilaaha illa Anta.” (Dibaca pagi dan sore 3x)
“Ya
Allah, selamatkanlah tubuhku (dari penyakit dan dari apa yang tidak aku
inginkan). Ya Allah, selamatkanlah pendengaranku (dari penyakit dan maksiat
atau dari apa yang tidak aku inginkan). Ya Allah, selamatkanlah penglihatanku,
tidak ada ilah (yang berhak diibadahi dengan benar) kecuali Engkau. Ya Allah,
sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kekufuran dan kefakiran. Aku
berlindung kepada-Mu dari siksa kubur, tidak ada ilah (yang berhak diibadahi
dengan benar) kecuali Engkau.” (H.R. Abu Daud IV/324, Ahmad V/42, an-Nasa-‘i
dalam ‘Amalul Yaum wa Lailah 22/146, Ibnu Sunni 69 dan Bukhari dalam al-Adabul
Mufrad, Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin Baaz menyatakan sanad hadits tersebut hasan.
Lihat juga Tuhfaul Akhyaar 26)
أَللَّهُمَّ إِنِّيْ
أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِي الدُّنْيَا وَاْلآخِرَةِ، أَللَّهُمَّ
إِنِّيْ أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِي دِيْنِيْ وَدُنْيَايَ وَأَهْلِيْ
وَمَالِيْ. أَللَّهُمَّ احْفَظْنِيْ
مِنْ بَيْنِ يَدَيَّ، وَمِنْ خَلْفِيْ، وَعَنْ يَمِيْنِيْ وَعَنْ شِمَالِيْ،
وَمِنْ فَوْقِيْ، وَأَعُوْذُ بِعَظَمَتِكَ أَنْ أُغْتَالَ مِنْ تَحْتِيْ
“Allahumma innii as-‘aluka
l-‘afwa wa l-‘aafiyati(h) fii d-dunyaa wa l-aakhiroti(h), Allahumma innii
as-‘aluka l-‘afwa wa l-‘aafiyati(h) fii diinii wa dunyaaya wa ahlii wa maalii.
Allahumma h-fazh-nii min(m) baini yadayya, wa min kholfii, wa ‘an(y) yamiinii
wa ‘an syimaalii, wa min fauqii, wa a-‘uudzu bi-‘azhomatika an-ughtaala min
tahtii.” (Dibaca pagi
dan sore 1x)
“Ya
Allah, sesungguhnya aku memohon kebajikan dan keselamatan di dunia dan akhirat.
Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kebajikan dan keselamatan dalam agama,
dunia, keluarga dan hartaku. Ya Allah, tutupilah auratku (aib dan sesuatu yang
tidak layak dilihat orang) dan tentramkan-lah aku dari rasa takut. Ya Allah,
peliharalah aku dari depan, belakang, kanan, kiri dan dari atasku. Aku
berlindung dengan kebesaran-Mu, agar aku tidak disambar dari bawahku (aku berlindung dari dibenamkan ke dalam bumi).”
(H.R. Abu Daud dan Ibnu Majah, lihat Sahih Ibnu Majah II/332)
أَللَّهُمَّ عَالِمَ الْغَيْبِ
وَالشَّهَادَةِ فَاطِرَ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ، رَبَّ كُلِّ شَيْءٍ
وَمَلِيْكَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لآ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ
نَفْسِيْ، وَمِنْ شَرِّ الشَّيْطَانِ وَشِرْكِهِ، وَأَنْ أَقْـتَرِفَ عَلَى
نَفْسِيْ سُوْءًا أَوْ أَجُرُّهُ إِلَى مُسْلِمٍ
“Allahumma ‘aalima l-ghoibi wa
sy-syahaadati(h) faathiro s-samaawaati wa l-ardh(i), robba kulli syai-‘in(w) wa
maliikah(u), asy-hadu an laa ilaaha illa Anta, a-‘uudzu bika min syarri nafsii,
wa min syarri sy-syaithooni wa syirkih(i), wa an-aqtarifa ‘alaa nafsii suu-‘an
au ajurruhu ilaa muslim(in).” (Dibaca
pagi dan sore 1x)
“Ya
Allah Yang Mahamengetahui yang ghaib dan yang nyata, wahai Robb Pencipta langit
dan bumi, Robb atas segala sesuatu dan Yang Merajainya. Aku bersaksi bahwa tidak
ada iIah (yang berhak diibadahi dengan benar) kecuali Engkau. Aku berlindung kepada-Mu
dari kejahatan diriku, syaitan dan sekutunya, (aku berlindung kepada-Mu) dari
berbuat kejelekan atas diriku atau mendorong seorang muslim kepadanya.” (H.R.
at-Tirmizi dan Abu Daud, Lihat Shahih at-Tirmizi III/142)
بِسْمِ اللهِ لآ يَضُرُّ
مَعَ اسْمِهِ شَيْءٌ فِي اْلأَرْضِ وَلآ فِي السَّمَاءِ وَهُوَ السَّمِيْعُ
الْعَلِيْمُ
“Bismillahi laa ya-dhurru ma-‘a
s-mihi syai-‘un fii l-ardh(i) wa laa fii s-samaa-‘i wa huwa s-samii-‘u
l-‘aliim(u).” (Dibaca pagi
dan sore 3x)
“Dengan
Nama Allah yang tidak ada bahaya atas Nama-Nya sesuatu di bumi dan tidak pula
dilangit. Dia-lah Yang Mahamendengar dan Mahamengetahui.” (H.R. Abu Daud dan
at-Tirmizi, Lihat Shahih Ibnu Majah II/332)
“Barang
siapa membaca tiga kali ketika pagi dan petang, tiada sesuatu pun yang
membahayakan dirinya” (H.R. Abu Daud, at-Tirmizi, Ibnu Majah dan Ahmad, Menurut
Ibnu Baaz isnadnya hasan)
رَضِيْتُ بِاللهِ رَبًّا،
وَبِاْلإِسْلآمِ دِيْنًا، وَبِمُحَمَّدٍ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
نَبِيًّا
“Ro-dhiitu billahi robbaa(n), wa
bi l-islaami diinaa(n), wa bi muhammadin shollallahu ‘alaihi wa sallama
nabiyyaa(n).” (Dibaca pagi
dan sore 3x)
“Aku
rela (ridho) Allah sebagai Robb-ku (untukku dan orang lain), Islam sebagai
agamaku dan Muhammad صلي الله عليه وسلم sebagai Nabiku (yang diutus oleh Allah).”
“Barang
siapa membacanya sebanyak tiga kali ketika pagi dan petang hari, maka hak Allah
memberikan keridhoan-Nya kepadanya pada hari Kiamat”
(H.R. Ahmad IV/337,
an-Nasa-‘i dalam ‘Amalul Yaum wa Lailah 4, Ibnu Sunni 68, Abu Daud IV/418,
at-Tirmizi V/465, dan Syaikh Ibnu Baaz berpendapat hadis tersebut hasan)
يَـا حَيُّ يَـا قَـيُّوْمُ
بِرَحْمَتِكَ أَسْتَغِيْثُ، أَصْلِحْ لِيْ شَأْنِيْ كُلَّهُ وَلآ تَكِلْنِيْ إِلَى
نَفْسِيْ طَرْفَةَ عَيْنٍ
“Yaa Hayyu yaa Qoyyuum(u) bi
rohmatika astaghiits(u), ash-lihlii sya’nii kullahu wa laa takilnii ilaa nafsii
thorfata ‘aiin(in).” (Dibaca pagi
dan sore 1x)
“Wahai
Robb Yang Mahahidup, Wahai Robb Yang berdiri sendiri (tidak butuh segala
sesuatu) dengan rahmat-Mu aku meminta pertolongan, perbaikilah segala urusanku
dan jangan diserahkan kepadaku meski sekejap mata sekali pun (tanpa mendapat
pertolongan dari-Mu).” (H.R. Hakim menurut pendapatnya hadits tersebut shahih
dan imam adz-Dzahabi menyetujuinya I/545)
Dan
ketika pagi, Rasulullah صلي
الله
عليه
وسلم membaca:
أَصْبَحْنَا عَلَى فِطْرَةِ
اْلإِسْلآمِ وَعَلَى كَلِمَةِ اْلإِخْلآصِ، وَعَلَى دِيْنِ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ
صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَعَلَى مِلَّةِ أَبِيْنَا إِبْرَاهِيْمَ،
حَنِيْفًا مُسْلِمًا وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ
“Ashbahnaa ‘alaa fith-roti
l-islaam(i) wa ‘alaa kalimati l-ikh-laash(i), wa ‘alaa diini nabiyyinaa
muhammadin shollallahu ‘alaihi wa sallam(a), wa ‘alaa millati abiinaa
ibroohiim(a), haniifaan(m) muslima(an/w) wa maa kaana mina l-musyrikiin(a).” (Dibaca pagi 1x)
“Di
waktu pagi kami berada di atas fitrah agama Islam, kalimat ikhlas, agama Nabi
kami Muhammad صلي الله عليه وسلم dan agama ayah kami, Ibrahim, yang berdiri di atas
jalan yang lurus, muslim dan tidak tergolong orang-orang musyrik.” (H.R. Ahmad
III/406-407, V/123, Sahihul Jami’ IV/290. Ibnu Sunni juga meriwayatkannya di
‘Amalul Yaum wal Lailah 34)
لآ إِلَـهَ إِلاَّ الله
وَحْدَهُ لآ شَرِيْكَ لَـهُ، لَـهُ الْمُلْكُ وَلَـهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى
كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرُ
“Laa ilaaha illallahu wahdahu laa
syariika lah(u), lahu l-mulku wa lahu l-hamdu wa huwa ‘alaa kulli syai-‘in
qodiir(u),” (Dibaca
setiap hari 100x atau
10x atau cukup 1x)
“Tidak
ada Ilah (yang berhak diibadahi dengan benar) selain Allah Yang Mahaesa, tidak
ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan dan bagi-Nya segala puji. Dan Dia
Mahakuasa atas segala sesuatu.”
“Barang
siapa membacanya sebanyak seratus kali dalam sehari, maka baginya (pahala)
seperti memerdekakan sepuluh budak, ditulis seratus kebaikan, dihapus darinya
seratus keburukan, baginya perlindungan dari syaitan pada hari itu hingga
petang hari. Tidaklah seseorang itu dapat mendatangkan yang lebih baik dari apa
yang dibawanya kecuali ia melakukan lebih baik lagi dari itu.” (H.R. Bukhari
IV/95 dan Muslim IV/2071)
“Dibaca
sepuluh kali, atau cukup sekali dalam keadaan malas” (H.R. Abu Daud IV/319,
Ibnu Majah dan Ahmad IV/60)
سُبْحَانَ اللهِ
وَبِحَمْدِهِ، عَدَدَ خَلْقِهِ، وَرِضَا نَفْسِهِ، وَزِنَةَ عَرْشِهِ وَمِدَادَ
كَلِمَاتِهِ
“Sub-haanallahi wa bihamdih(i),
‘adada kolqih(i), wa ri-dhoo nafsih(i), wa zinata ‘arsyih(i) wa midaada
kalimaatih(i).” (Dibaca pagi
3x)
“Mahasuci
Allah, aku memuji-Nya sebanyak bilangan makhluk-Nya, Mahasuci Allah sesuai
ke-ridhoan-Nya, Mahasuci seberat timbangan ‘Arsy-Nya, dan Mahasuci sebanyak
tinta (yang menulis) kalimat-Nya.” (H.R. Muslim IV/2090)
أَللَّهُمَّ إِنِّيْ
أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَرِزْقًا طَيِّبًا، وَعَمَلاً مُتَقَبَّلاً
“Allahumma innii as-‘aluka
‘ilmaan naafi-‘aan, wa rizqoon thoyyibaan, wa ‘amalaan mutaqobbalaa(n).” (Dibaca pagi 1x)
“Ya
Allah, sesungguhnya aku meminta kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, rizki yang
halal, dan amalan yang diterima.” (H.R. Ibnu Sunni dalam ‘Amalul Yaum wal
Lailah 54 dan Ibnu Majah 925, isnadnya hasan menurut ‘Abdul Qadir dan Syu’aib
al-Arnauth dalam tahqiq Zaadul Ma’aad II/375)
سُبْحَانَ اللهِ
وَبِحَمْدِهِ
“Sub-hanaallahi wa bihamdih(i).” (Dibaca pagi dan sore 100x)
“Mahasuci
Allah, aku memuji-Nya.” (H.R. Muslim IV/2071)
أَسْتَغْفِرُ الله
وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ
“Astaghfirullahu wa atuubu
ilaih(i).” (Dibaca
setiap hari 100x)
“Aku
memohon ampunan kepada Allah dan bertaubat kepada-Nya.” (H.R. Bukhari dengan
Fathul Bari XI/101, dan Muslim IV/2075)
أَللَّهُمَّ إِنِّيْ
أَصْبَحْتُ أُشْهِدُكَ وَأُلشْهِدُ حَمَلَةَ عَرْشِكَ، وَمَلآئِكَتَكَ وَجَمِيْعَ
خَلْقِكَ، أَنَّكَ أَنْتَ الله لآ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ وَحْدَكَ لآ شَرِيْكَ لَكَ، وَأَنَّ
مُحَمَّدً عَبْدُكَ وَرَسُوْلُكَ
“Allahumma innii asbahtu
usy-hiduka wa usy-hidu hamalata ‘arsyik(a), wa malaaikataka wa jamii-‘a
kholqik(a), annaka Antallaha laa ilaaha illa Anta wahdaka laa syariika lak(a),
wa anna Muhammadan ‘abduka wa rosuuluk(a).” (Dibaca pagi
hari 4x)
“Ya
Allah, sesungguhnya aku di waktu pagi ini mempersaksikan Engkau, malaikat yang
memikul ‘Arsy-Mu, malaikat-malaikat dan seluruh makhluk-Mu, bahwa sesungguhnya
Engkau adalah Allah, tidak ada ilah (yang berhak diibadahi dengan benar) selain
Engkau semata, tidak ada sekutu bagi-Mu dan sesungguhnya Muhammad adalah hamba
dan utusan-Mu.” (H.R. Abu Daud IV/317, al-Bukhari dalam ‘Adabul Mufrad 1201,
an-Nasa-‘i dalam kitab ‘Amalul Yaum wa Lailah IX/138, Ibnu Sunni 70, Syaikh
‘Abdul ‘Aziz bin ‘Abdullah bin Baaz menyatakan bahwa sanad hadits Abu Daud dan
an-Nasa-‘i adalah hasan. Lihat juga Tufatul Akhyaar 23)
أَللَّهُمَّ مَا أَصْبَحَ
بِي مِنْ نِعْمَةٍ أَوْبِأَحَدٍ مِنْ خَلْقِكَ فَمِنْكَ وَحْدَكَ لآ شَرِيْكَ لَكَ، فَلَكَ
الْحَمْدُ وَلَكَ الشُّكْرُ
“Allahumma maa ashbaha bii min
ni’mati au bi ahadin(m) min kholqik(a) faminka wahdaka laa syariika lak(a),
falaka l-hamdu wa laka sy-syukr(u).”
“Ya
Allah, nikmat yang kuterima atau diterima oleh seseorang di antara makhluk-Mu
di pagi ini adalah dari-Mu semata, tidak ada sekutu bagi-Mu. Bagi-Mu segala
puji dan kepada-Mu panjatan syukur (dari seluruh makhluk-Mu).” (H.R. Abu Daud
IV/318, an-Nasa-‘i dalam kitab ‘Amalul Yaum wa Lailah VII/137, Ibnu Sunni
41/23, Ibnu Hibban dalam Mawaarid 2361, Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin Baaz menyatakan
bahwa sanad hadits tersebut hasan, lihat Tuhfatul Akhyaar 24)
حَسْبِيَ الله لآ إِلَـهَ
إِلاَّ هُوَ عَلَـيْهِ تَـوَكَّلْتُ وَهُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيْمِ
“Hasbiyallahu laa ilaaha illa
Hu(wa) ‘alaihi tawakaltu wa Huwa robbu l-‘arsyi l-‘azhiim(i).”
(Dibaca
pagi dan sore 7x)
“Allahlah
yang mencukupi (keperluanku), tiada Tuhan (yang berhak diibadahi dengan benar)
kecuali Dia, kepada-Nya aku bertawakkal dan Dialah Tuhan yang menguasai ‘Arasy
yang agung.”
“Barangsiapa
membacanya ketika pagi dan petang hari sebanyak tujuh kali, maka Allah akan
mencukupkan baginya dari perkara dunia dan akhirat yang menjadi perhatiannya.”
(H. R. Ibnu Sunni marfu’a dan Abu Daud mauquf. Syu’aib dan Abdul Qodir
al-Arnauth, isnadnya sahih)
أَصْبَحْنَا وَأَصْبَحَ
الْمُلْكُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالمَِيْنَ، أَللَّهُمَّ إِنِِّيْ أَسْأَلُكَ خَيْرَ
هَذَا الْيَوْمِ: فَتْحَهُ، وَنَصْرَهُ وَنُوْرَهُ، وَبَرَكَتَهُ، وَهُدَاهُ،
وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا فِيْهِ وَشَرِّ مَا بَعْدَهُ
“Ashbahnaa wa ashbaha l-mulku
lillahi robbi l-‘alamiin(a), Allahumma innii as-‘aluka khoiro hadzaa l-yaum(i):
fat-hahu, wa nashrohu wa nuurohu, wa barokatahu, wa a-‘uudzu bika min syarri
maa fiihi wa syarri maa ba’dahu.”
“Kami
telah memasuki waktu pagi, sedang kerajaan hanya milik Allah, Robb seluruh
alam. Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu agar memperoleh kebaikan,
pembuka (rahmat), pertolongan, cahaya, berkah dan petunjuk di hai ini. Aku
berlindung kepada-Mu dari kejelekan apa yang ada di dalamnya dan kejahatan
sesudahnya.” (H.R. Abu Daud IV/322, serta Syu’aib dan ‘Abdul Qodir al-Arnauth
dalam tahqiq Zaadul Ma’aad II/273)
أَللَّهُمَّ بِكَ
أُحَاوِلُ، وَبِكَ أُصَاوِلُ، وَبِكَ أُقَاتِلُ
“Allahumma bika uhaawil(u), wa
bika u-shoowil(u), wa bika uqootil(u).”
“Ya
Allah, karena Engkau-lah aku berusaha, karena Engkau-lah aku berserah diri, dan
karena Engkau-lah aku berperang.” (H.R. Ibnu Sunni)
أَللَّهُمَّ إِنِّي
أَعُوْذُبِكَ مِنْ عِلْمِ لآ يَنْفَعُ وَمِنْ قَلْبِ لآ يَخْشَعُ وَمِنْ نَفْسِ لآ
تَشْبَغُ وَمِنْ دَعْوَةُ لآ يَسْتَجَابُ لَهَا, أَللَّهُمَّ أَتِ نَفْسِى
تَقْوَاهَا وَزَكَّهَا فَأَنْتَ خَيْرُ مَنْ زَكَّاهَا أَنْتَ وَلِيُّهَا
وَمَوْلآهَا
“Allahumma innii a-‘uudzubika min
‘ilmi laa yan-fa-‘u wa min qolbi laa yakh-sya-‘u wa min nafsi laa tasy-ba-ghu
wa min da’watu laa yastajabu lahaa, Allahumma ati nafsii taqwaahaa wa zakkahaa
fa anta khoiru man zakkaahaa Anta waliyyuhaa wa maulaahaa.”
“Ya
Allah aku berlindung kepada-Mu dari ilmu yang tidak bermanfaat, hati yang tidak
khusyuk, nafsu yang tidak pernah merasa puas, dan dari doa yang tidak
dikabulkan. Ya Allah berikanlah kepadaku jiwa takwa lagi bersih. Sebab hanya
Engkaulah yang membersihkan jiwa dan yang menguasai serta yang mengarahkannya.”
أَللَّهُمَّ رَحْمَتَكَ
أَرْجُوْ فَلآ تَكِلْنِىْ إِلَى نَفْسِيْ طَرْفَةَ عَيْنٍ، وَأَصْلِحْ لِيْ
شَأْنِيْ كُلَّهُ، لآ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ
“Allahumma rohmataka arjuu falaa
takilnii ilaa nafsii thorfata ‘a-iin(in), wa ashlihlii sya’nii kullahu, laa
ilaaha illa Anta.”
“Ya
Allah aku mengharapkan (mendapat) rahmat-Mu, oleh karena itu, jangan Engkau
biarkan diriku sekejap mata (tanpa pertolongan atau rahmat dari-Mu).
Perbaikilah seluruh urusanku. Tidak ada ilah (yang berhak diibadahi dengan
benar) selain Engkau”. (H.R. Abu Daud, Ahmad, Hasan menurut al-Albani, Sahih
Abu Daud)
لآ إِلَـهَ إِلاَّ الله
وَحْدَهُ لآ شَرِيْكَ لَـهُ، لَـهُ الْمُلْكُ وَلَـهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى
كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرُ، أَللَّهُمَّ لآ مَانِعَ لِمَا أَعْطَيْتَ، وَلآ مُعْطِيَ
لِمَا مَنَعْتَ, وَلآ يَنْفَعُ ذَا الْجَدِّ مِنْكَ الْجَدُّ
“Laa ilaaha illallahu wahdahu laa
syarika lah(u), lahu l-mulku wa lahu l-hamdu wa Huwa ‘alaa kulli syai-‘in
qodiir(u), Allahumma laa maani-‘a limaa a’-thoita, wa laa mu’thiya limaa
mana’ta, wa laa yanfa-‘u dzaa l-jaddi minka l-jadd(u).”
“Tidak
ada Ilah (yang berhak diibadahi dengan benar) selain Allah Yang Mahaesa, tidak
ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan dan bagi-Nya segala puji. Dan Dia
Mahakuasa atas segala sesuatu. Ya Allah, tidak ada yang mencegah apa yang
Engkau berikan dan tidak ada yang memberi apa yang Engkau cegah. Tidak berguna
kekayaan dan kemuliaan itu bagi pemiliknya dari (adzab)-Mu” (H.R. Al-Bukhari
I/255 dan Muslim I/414)
لآ إِلَـهَ إِلاَّ الله
وَحْدَهُ لآ شَرِيْكَ لَـهُ، لَـهُ الْمُلْكُ وَلَـهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى
كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرُ، لآحَوْلَ وَلآ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ، لآ إِلَـهَ إِلاّ
َلله، وَلآ نَعْبُدُ إِلاّ َإِيَّاهُ، لَـهُ النِّعْمَةُ وَلَـهُ الْفَضْلُ
وَلَـهُ الثَّـنَاءُ الْحَسَنُ، لآ إِلَـهَ إِلاَّ الله مُخْلِصِيْنَ لَـهُ
الدِّيْنَ وَلَوْكَرِهَ الْكَافِرُوْنَ
“Laa ilaaha illallahu wahdahu laa
syarika lah(u), lahu l-mulku wa lahu l-hamdu wa Huwa ‘alaa kulli syai-‘in
qodiir(u), laa haula walaa quwwata illa billah(i), laa ilaaha illallah(u),
walaa na’budu illa iyyaah(u), lahu n-ni’matu wa lahu l-fadh-lu wa lahu ts-tsanaa-‘u
l-hasan(u), laa ilaaha illallahu mukhli-shiina lahu d-diina wa lau kariha
l-kaafiruun(a).”
“Tidak
ada ilah (yang berhak diibadahi dengan benar) selain Allah Yang Mahaesa, tidak
ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan dan bagi-Nya segala puji. Dan Dia
Mahakuasa atas segala sesuatu. Tidak ada daya dan kekuatan kecuali (dengan
pertolongan) Allah. Tidak ada ilah (yang berhak diibadahi dengan benar) selain
Allah. Kami tidak menyembah kecuali kepada-Nya. Bagi-Nya nikmat, anugerah dan
pujian yang baik. Tidak ada ilah (yang berhak diibadahi dengan benar) selain
Allah, dengan memurnikan ibadah kepada-Nya, sekalipun orang-orang kafir tidak
menyukainya.” (H.R. Muslim I/415)
أَللَّهُمَّ أَعِنِّيْ
عَلَى ذِكْرِكَ، وَشُكْرِكَ،
وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ
“Allahumma a-‘innii ‘alaa
dzikrik(a), wa syukrik(a), wa husni ‘ibadatik(a).”
“Ya
Allah bantulah aku untuk selalu berdzikir, bersyukur dan beribadah dengan baik
kepada-Mu.” (H.R. Abu Daud, an-Nasa-‘i)
أَللَّهُمَّ صَلُ وَسَلِمْ
عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدِ
“Allahumma sholu wa salim ‘alaa
nabiyyinaa Muhammad(i).”
“Ya
Allah limpahkanlah sholawat dan salam kepada Nabi kami Muhammad.”
“Barangsiapa
sholawat untukku 10 kali pagi dan 10 kali petang, dapat syafaatku hari Kiamat.”
(H.R. at-Thabrani melalui dua isnad, keduanya baik, Majma’ az-Zawaid dan Sahih
at-Targhib wat Tarhib)
أَسْتَغْفِرُ الله (3) أَللَّهُمَّ أَنْتَ السَّلآمُ, وَمِنْكَ السَّلآمُ، تَبَارَكْتَ يَا ذَا
الْجَلآلِ وَاْلإِِاكْرَامِ
“Astaghfirullah(u) (3x) Allahumma
Anta s-salaam(u), wa minka s-salaam(u), tabaarokta yaa dzaa l-jalaali wa
l-ikroom(i).”
“Aku
minta ampun kepada Allah (3x). Ya Allah, Engkau Mahasejahtera, dan dari-Mu
kesejahteraan, Mahasuci Engkau, wahai (Robb) Yang memiliki keagungan dan
kemuliaan” (H.R. Muslim I/414)
سُبْحَانَ اللهِ
وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَالله أَكْبَرُ (33) لآ إِلَـهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لآ شَرِيْكَ لَـهُ، لَـهُ
الْمُلْكُ وَلَـهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرُ
“Sub-haanallah(i) wa l-hamdu
lillah(i) wallahu akbar(u) (33x) laa ilaaha illallahu wahdahu laa syarika
lah(u), lahu l-mulku wa lahu l-hamdu wa Huwa ‘alaa kulli syai-‘in qodiir(u).”
“Mahasuci
Allah, segala puji bagi Allah, dan Allah Mahabesar (33x). Tidak ada ilah (yang
berhak diibadahi dengan benar) selain Allah Yang Mahaesa, tidak ada sekutu
bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan dan bagi-Nya segala puji. Dan Dia Mahakuasa atas
segala sesuatu.”
“Barangsiapa
membaca kalimat tersebut tiap setelah sholat (fardhu), akan diampuni
kesalahannya, sekalipun seperti buih di laut.” (H.R. Muslim I/418)
أَسْتَغْفِرُ الله
الْعَظِيْمَ أَلَّذِي لآ إِِلَـهَ إِلاَّ هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّوْمُ وَاَتُوْبُ
اِلَيْهِ
“Astaghfirullaha l-‘azhiim(a)
Al-ladzii laa ilaaha illa Huwa l-hayyu l-qoyyuumu wa atuubu ilaih(i).”
“Aku
minta ampun kepada Allah yang Agung, tidak ada ilah (yang berhak diibadahi
dengan benar) melainkan Dia Yang Hidup Kekal lagi terus menerus mengurus
(makhluk-Nya), dan aku bertaubat.”
“Allah
mengampuninya, sekalipun dia pernah lari dari perang.” (H.R. Abu Daud,
at-Tirmizi, Hakim, Sahih disepakati oleh az-Zahabi, Sahih menurut al-Albani)
سُبْحَانَ اللهِ،
وَالْحَمْدُ لِلَّهِ
“Sub-haanallah(i) walhamdu
lillah(i).”
“Perkataan
yang disenangi Allah” (H.R. Muslim)
سُبْحَانَ اللهِ الْعَظِيْمِ وَبِحَمْدِهِ
“Sub-haanallahi l-‘azhiimi wa
bihamdih(i).”
“Menanam
sebatang pohon kurma di syurga” (H.R. at-Tirmizi dan Hakim, disepakati oleh
az-Zahabi)
سُبْحَانَ اللهِ
وَبِحَمْدِهِ، سُبْحَانَ الله
الْعَظِيْمِ
“Sub-haanallah(i) wa bihamdih(i),
Sub-haanallaha l-‘azhiim(i).”
“Pujian
yang ringan di lidah, berat timbangan dan disenangi Allah yang Mahapengasih”
(H.R. Bukhari, Muslim)
اَلْحَمْدُللهِ لآ إِلَـهَ
إِلاَّ الله
“Alhamdu lillahi laa ilaaha
illallah(u).”
“Doa
yang terbaik ialah Alhamdulillah, Zikir yang terbaik ialah Laa ilaaha
illallaah.” (H.R. at-Tirmizi, Ibnu Majah, Hakim, az-Zahabi)
لآ حَـوْلَ وَلآ قُوَّةَ
إِلاَّبِاللهِ
“Laa haula walaa quwwata illa
billah(i).”
“Perbendaharaan
syurga” (H.R. Bukhari dalam Fathul Bari dan Muslim)
وَلآ إِلَـهَ إِلاَّ الله،
وَالله أَكْبَرُ لآ حَـوْلَ وَلآ قُوَّةَ
إِلاَّبِاللهِ
“Walaa ilaaha illallah(u),
wallahu akbar(u) laa haula walaa quwwata illa billah(i).”
“Kalimat-kalimat
yang baik” (H.R. Ahmad, an-Nasa-‘i, Ibnu Hajar, “Hadits ini sahih menurut Ibnu
Hibban dan Hakim)
DZIKIR
PETANG
أَعُوذُ بِاللهِ مِنْ
الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ
"Aku berlindung kepada Allah
dari godaan syaitan yang terkutuk.”
أَلله لآ إِلَـهَ إِلاَّ هُوَ
الْحَيُّ الْقَيُّوْمُ لآ تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلآ نَوْمٌ لَّـهُ مَا فِي
السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي أْلأَرْضِ مَنْ ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلاَّ
بـِإِذْنِهِ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيْهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ وَلآ يُحِيْطُوْنَ
بِشَيْءٍ مِّنْ عِلْمِهِ إِلاَّ بِمَا شَاءَ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ
وَأْْلأَرْضَ وَلآ يَؤُوْدُهُ حِفْظُهُمَا وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيْمُ
“Allahu laa ilaaha illa huwa
l-Hayyu l-Qoyyuum(u) laa ta’khu-dzuhu sinatun(w) walaa naum(un) lahu maa fii
s-samaawaati wa maa fii l-ardh(i) man zaa l-ladzii yasyfa-‘u ‘indahu illa
bi-idznih(i) ya’lamu maa baina aidiihim wa maa kholfahum walaa yuhi-thuuna
bi-syai-‘in(m) min ‘ilmihi illa bimaa syaa-‘a wa si-‘a kursiyyuhu s-samaawaati
wa l-ardh(a) walaa ya-‘uuduhu hif-zhuhumaa wa huwa l-‘aliyyu l-‘a-zhiimi.” (Dibaca pagi dan sore 1x) (Dibaca setiap
selesai sholat 1x)
“Allah
tidak ada ilah (yang berhak diibadahi dengan benar) melainkan Dia Yang Hidup
Kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak
tidur. Kepunyaan-Nya apa yang ada di langit dan di bumi. Tidak ada yang dapat
memberi syafa’at di sisi Allah tanpa izin-Nya. Allah mengetahui apa-apa yang
(berada) dihadapan mereka, dan dibelakang mereka dan mereka tidak mengetahui
apa-apa dari Ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah
meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya,
Allah Mahatinggi lagi Mahabesar.” (Al-Baqarah: 255)
“Siapa
membaca kalimat ini ketika pagi hari, maka ia dijaga dari jin hingga petang.
Dan siapa mengucapkannya ketika petang, maka ia dijaga dari jin hingga pagi”
(H.R. Hakim, disahihkan Al-Albani)
“Barang
siapa membacanya setiap selesai sholat, maka tidak ada yang dapat mencegahnya
untuk masuk syurga kecuali kematian (maksudnya,
seharusnya ia sudah masuk syurga, tetapi karena ia masih hidup maka ia tidak
bisa masuk syurga, karena syurga itu nanti setelah seorang hamba meninggal)”
(H.R. an-Nasa-‘i dan Ibnu Sunni)
قُلْ هُوَ الله أَحَدٌ. أَلله الصَّمَدُ. لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْ. وَلَمْ يَكُنْ لَّـهُ
كُفُوًا أَحَدٌ
“Qul
huwallaahu ahad(un). Allaahu sh-shomad(u). Lam yalid walam yuulad. Walam
yakun(l) lahu kufuwan ahad(un).” (Dibaca pagi
dan sore 3x)
“Katakanlah,
Dia-lah Allah Yang Mahaesa. Allah adalah (Robb) yang segala sesuatu bergantung
kepada-Nya. Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada
seorang pun yang setara dengan-Nya.” (QS. Al-Ikhlash: 1-4)
قُلْ أَعُوْذُ بِرَبِّ
الْفَلَقِ. مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ. وَمِنْ شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا
وَقَبَ. وَمِنْ شَرِّ
النَّـفَّاثَاتِ فِي الْعُقَدِ.وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ
“Qul a’uudzu birobbi l-falaq(i).
Min syarri maa kholaq(o). Wa min syarri ghoosiqin i-dzaa waqob(a). Wa min
syarri n-naffaa-tsaati fii l-‘uqod(i). Wa min syarri haasidin i-dzaa hasad(a).”
(Dibaca
pagi dan sore 3x)
“Katakanlah,
Aku berlindung kepada Robb Yang menguasai (waktu) Shubuh dari kejahatan
makhluk-Nya. Dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita. Dan dari
kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul. Serta
dari kejahatan orang yang dengki apabila dia dengki.” (QS. Al-Falaq: 1-5)
قُلْ أَعُوْذُ بِرَبِّ
النَّاسِ. مَلِكِ النَّاسِ. إِلَـهِ النَّاسِ. مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ
الْخَنَّاسِ. الَّذِي يُوَسْوِسُ فِي
صُدُوْرِ النَّاسِ. مِنَ الْجِنَّةِ وَ
النَّاسِ
“Qul a-‘uudzu birobbi n-naas(i).
Maliki n-naas(i). ilaahi n-naas(i). Min syarri l-waswaasi l-khonnaas(i).
Alla-dzii yuwaswisu fii shuduuri n-naas(i). Mina l-jinnati wa n-naas(i).” (Dibaca pagi dan sore 3x)
“Katakanlah,
Aku berlindung kepada Robb (yang memelihara dan menguasai) manusia. Raja
manusia. Sembahan (Ilah) manusia. Dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa
bersembunyi. Yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada-dada manusia. Dari
golongan jin dan manusia.” (QS. An-Naas: 1-6)
“Barang
siapa membaca tiga surat tersebut (al-Ikhlas, al-Falaq dan an-Naas) tiga kali
setiap pagi dan petang hari, maka itu (tiga surat
tersebut) cukup
baginya dari segala sesuatu” (H.R. Abu Daud II/86 dan an-Nasa-‘i III/68. Lihat
pula Shahih at-Tirmizi II/8)
Dan
ketika sore, Rasulullah صلي
الله
عليه
وسلم membaca:
أَمْسَيْنَا وَأَمْسَى
الْمُلْكُ لِلَّهِ، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ، لآ إِلَـهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لآ
شَرِيْكَ لَـهُ، لَـهُ الْمُلْكُ وَلَـهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ
قَدِيْرُ .رَبِّ أَسْأَلُكَ خَيْرَ
مَا فِيْ هَذَا الْيَوْمِ وَخَيْرَ مَا بَعْدَهُ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا
فِيْ هَذَا الْيَوْمِ وَشَرِّ مَا بَعْدَهُ، رَبِّ أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْكَسَلِ
وَسُوْءِ الْكِبَرِ، رَبِّ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابٍ فِي النَّارِ وَعَذَابٍ فِي
الْقَبْرِ
“Amsainaa wa amsa l-mulku
lillah(i), wa l-hamdu lillah(i), laa ilaaha illallahu wahdahu laa syariika
lah(u), lahu l-mulku wa lahu l-hamdu wa huwa ‘alaa kulli syai-‘in qodiir(u).
Robbi as-‘aluka khoiro maa fii hadzaa l-yaum(i) wa khoiro maa ba’dahu, wa
a-‘uudzu bika min syarri maa fii hadzaa l-yaum(i) wa syarri maa ba’dahu, robbi
a-‘uudzu bika mina l-kasali wa suu-‘i l-kibar(i), robbi a-‘uudzu bika min
‘adzaabin fii n-naar wa ‘adzaabin fii l-qobr(i).”(Dibaca sore 1x)
“Kami
telah memasuki waktu sore dan kerajaan hanya milik Allah, segala puji hanya
milik Allah. Tidak ada Ilah (yang berhak diibadahi dengan benar) kecuali Allah
Yang Mahaesa, tiada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan dan bagi-Nya pujian.
Dia-lah Yang Mahakuasa atas segala sesuatu. Wahai Robb, aku mohon kepada-Mu
kebaikan di malam ini dan kebaikan sesudahnya. Aku berlindung kepada-Mu dari
kejahatan malam ini dan kejahatan sesudahnya. Wahai Robb, aku berlindung
kepada-Mu dari kemalasan dan kejelekan di hari tua. Wahai Robb, aku berlindung
kepada-Mu dari siksaan di Neraka dan siksaan di kubur.” (H.R. Muslim IV/2088)
Dan
ketika sore, Rasulullah صلي الله عليه وسلم membaca:
أَللَّهُمَّ بِكَ
أَمْسَيْنَا، وَبِكَ أَصْبَحْنَا، وَبِكَ نَحْيَا، وَبِكَ نَمُوْتُ وَإِلَيْكَ
الْمَصِيْرُ
“Allahumma bika amsainaa, wa bika
ashbahnaa, wa bika nahyaa, wa bika namuut(u) wa ilaika l-mashiir(u).” (Dibaca sore 1x)
“Ya
Allah, dengan rahmat dan pertolongan-Mu kami memasuki waktu sore dan dengan
rahmat dan pertolongan-Mu kami memasuki waktu pagi. Dengan rahmat dan
kehendak-Mu kami hidup dan dengan rahmat dan kehendak-Mu kami mati. Dan
kepada-Mu tempat kembali (bagi semua makhluk).” (H.R. at-Tirmizi V/466, dan
lihat Sahih at-Tirmizi III/142)
Membaca
SAYYIDUL ISTIGHFAR
أَللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّيْ
لآ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ، خَلَقْتَنِيْ وَأَنَا عَبْدُكَ، وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ
وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ، أَبُوْءُ
لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ، وَأَبُوْءُ بِذَنْبِيْ فَاغْفِرْ لِيْ فَإِنَّهُ لآ
يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلاَّ أَنْتَ
“Allahumma anta robbii laa ilaaha
illa Anta, kholaqtanii wa anaa ‘abduk(a), wa anaa ‘alaa ‘ahdika wa wa’-dika maa
s-ta-tho’tu, a-‘uudzu bika min syarri maa shona’tu, abuu-‘u laka bini’matika
‘alayya, wa abuu-‘u bi zan(m)bi faagh-firlii fainnahu laa yaghfiru dz-dzunuuba
illa Anta.” (Dibaca pagi
dan sore 1x)
“Ya
Allah, Engkau adalah Robb-ku, tidak ada Ilah (yang berhak diibadahi dengan
benar) kecuali Engkau, Engkau-lah yang menciptakanku. Aku adalah hamba-Mu. Aku
akan setia pada perjanjianku dengan-Mu semampuku. Aku berlindung kepada-Mu
dari kejelekan (apa) yang kuperbuat. Aku mengakui nikmat-Mu (yang diberikan)
kepadaku dan aku mengakui dosaku, oleh karena itu, ampunilah aku. Sesungguhnya
tidak ada yang dapat mengampuni dosa kecuali Engkau.”
“Barang
siapa membacanya dengan yakin ketika petang hari, lalu ia meninggal dunia pada
malam itu, maka ia masuk syurga, dan demikian juga ketika pagi hari” (H.R.
Bukhari VII/150)
أَللَّهُمَّ عَافِنِيْ فِيْ
بَدَنِيْ، أَللَّهُمَّ عَافِنِيْ فِيْ سَمْعِيْ، أَللَّهُمَّ عَافِنِيْ فِيْ
بَصَرِيْ، لآ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوْذُ بِكَ مِنَ
الْكُفْرِ وَالْفَقْرِ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ، لآ إِلَـهَ إِلاَّ
أَنْتَ
“Allahumma ‘aafinii fii badanii,
Allahumma ‘aafinii fii sam-‘ii, Allahumma ‘aafinii fii ba-shorii, laa ilaaha
illa Anta, Allahumma innii a-‘uudzu bika mina l-kufri wa l-faqr(i), wa a-‘uudzu
bika min ‘adzaabi l-qobr(i), laa ilaaha illa Anta.” (Dibaca pagi dan sore 3x)
“Ya
Allah, selamatkanlah tubuhku (dari penyakit dan dari apa yang tidak aku
inginkan). Ya Allah, selamatkanlah pendengaranku (dari penyakit dan maksiat
atau dari apa yang tidak aku inginkan). Ya Allah, selamatkanlah penglihatanku,
tidak ada ilah (yang berhak diibadahi dengan benar) kecuali Engkau. Ya Allah,
sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kekufuran dan kefakiran. Aku
berlindung kepada-Mu dari siksa kubur, tidak ada ilah (yang berhak diibadahi
dengan benar) kecuali Engkau.” (H.R. Abu Daud IV/324, Ahmad V/42, an-Nasa-‘i
dalam ‘Amalul Yaum wa Lailah 22/146, Ibnu Sunni 69 dan Bukhari dalam al-Adabul
Mufrad, Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin Baaz menyatakan sanad hadits tersebut hasan.
Lihat juga Tuhfaul Akhyaar 26)
أَللَّهُمَّ إِنِّيْ
أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِي الدُّنْيَا وَاْلآخِرَةِ، أَللَّهُمَّ
إِنِّيْ أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِي دِيْنِيْ وَدُنْيَايَ وَأَهْلِيْ
وَمَالِيْ. أَللَّهُمَّ احْفَظْنِيْ
مِنْ بَيْنِ يَدَيَّ، وَمِنْ خَلْفِيْ، وَعَنْ يَمِيْنِيْ وَعَنْ شِمَالِيْ،
وَمِنْ فَوْقِيْ، وَأَعُوْذُ بِعَظَمَتِكَ أَنْ أُغْتَالَ مِنْ تَحْتِيْ
“Allahumma innii as-‘aluka
l-‘afwa wa l-‘aafiyati(h) fii d-dunyaa wa l-aakhiroti(h), Allahumma innii
as-‘aluka l-‘afwa wa l-‘aafiyati(h) fii diinii wa dunyaaya wa ahlii wa maalii.
Allahumma h-fazh-nii min(m) baini yadayya, wa min kholfii, wa ‘an(y) yamiinii
wa ‘an syimaalii, wa min fauqii, wa a-‘uudzu bi-‘azhomatika an-ughtaala min
tahtii.” (Dibaca pagi
dan sore 1x)
“Ya
Allah, sesungguhnya aku memohon kebajikan dan keselamatan di dunia dan akhirat.
Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kebajikan dan keselamatan dalam agama,
dunia, keluarga dan hartaku. Ya Allah, tutupilah auratku (aib dan sesuatu yang
tidak layak dilihat orang) dan tentramkan-lah aku dari rasa takut. Ya Allah,
peliharalah aku dari depan, belakang, kanan, kiri dan dari atasku. Aku
berlindung dengan kebesaran-Mu, agar aku tidak disambar dari bawahku (aku berlindung dari dibenamkan ke dalam bumi).”
(H.R. Abu Daud dan Ibnu Majah, lihat Sahih Ibnu Majah II/332)
أَللَّهُمَّ عَالِمَ
الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَاطِرَ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ، رَبَّ كُلِّ شَيْءٍ
وَمَلِيْكَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لآ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ
نَفْسِيْ، وَمِنْ شَرِّ الشَّيْطَانِ وَشِرْكِهِ، وَأَنْ أَقْـتَرِفَ عَلَى
نَفْسِيْ سُوْءًا أَوْ أَجُرُّهُ إِلَى مُسْلِمٍ
“Allahumma ‘aalima l-ghoibi wa
sy-syahaadati(h) faathiro s-samaawaati wa l-ardh(i), robba kulli syai-‘in(w) wa
maliikah(u), asy-hadu an laa ilaaha illa Anta, a-‘uudzu bika min syarri nafsii,
wa min syarri sy-syaithooni wa syirkih(i), wa an-aqtarifa ‘alaa nafsii suu-‘an
au ajurruhu ilaa muslim(in).”
(Dibaca
pagi dan sore 1x)
“Ya
Allah Yang Mahamengetahui yang ghaib dan yang nyata, wahai Robb Pencipta langit
dan bumi, Robb atas segala sesuatu dan Yang Merajainya. Aku bersaksi bahwa
tidak ada iIah (yang berhak diibadahi dengan benar) kecuali Engkau. Aku
berlindung kepada-Mu dari kejahatan diriku, syaitan dan sekutunya, (aku berlindung
kepada-Mu) dari berbuat kejelekan atas diriku atau mendorong seorang muslim
kepadanya.” (H.R. at-Tirmizi dan Abu Daud, Lihat Shahih at-Tirmizi III/142)
بِسْمِ اللهِ لآ يَضُرُّ
مَعَ اسْمِهِ شَيْءٌ فِي اْلأَرْضِ وَلآ فِي السَّمَاءِ وَهُوَ السَّمِيْعُ
الْعَلِيْمُ
“Bismillahi laa ya-dhurru ma-‘a
s-mihi syai-‘un fii l-ardh(i) wa laa fii s-samaa-‘i wa huwa s-samii-‘u
l-‘aliim(u).” (Dibaca pagi
dan sore 3x)
“Dengan
Nama Allah yang tidak ada bahaya atas Nama-Nya sesuatu di bumi dan tidak pula
dilangit. Dia-lah Yang Mahamendengar dan Mahamengetahui.” (H.R. Abu Daud dan
at-Tirmizi, Lihat Shahih Ibnu Majah II/332)
“Barang
siapa membaca tiga kali ketika pagi dan petang, tiada sesuatu pun yang
membahayakan dirinya” (H.R. Abu Daud, at-Tirmizi, Ibnu Majah dan Ahmad, Menurut
Ibnu Baaz isnadnya hasan)
رَضِيْتُ بِاللهِ رَبًّا،
وَبِاْلإِسْلآمِ دِيْنًا، وَبِمُحَمَّدٍ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
نَبِيًّا
“Ro-dhiitu billahi robbaa(n), wa
bi l-islaami diinaa(n), wa bi muhammadin shollallahu ‘alaihi wa sallama
nabiyyaa(n).” (Dibaca pagi
dan sore 3x)
“Aku
rela (ridho) Allah sebagai Robb-ku (untukku dan orang lain), Islam sebagai
agamaku dan Muhammad صلي الله عليه وسلم sebagai Nabiku (yang diutus oleh Allah).”
“Barang
siapa membacanya sebanyak tiga kali ketika pagi dan petang hari, maka hak Allah
memberikan keridhoan-Nya kepadanya pada hari Kiamat” (H.R. Ahmad IV/337,
an-Nasa-‘i dalam ‘Amalul Yaum wa Lailah 4, Ibnu Sunni 68, Abu Daud IV/418,
at-Tirmizi V/465, dan Syaikh Ibnu Baaz berpendapat hadis tersebut hasan)
يَـا حَيُّ يَـا قَـيُّوْمُ
بِرَحْمَتِكَ أَسْتَغِيْثُ، أَصْلِحْ لِيْ شَأْنِيْ كُلَّهُ وَلآ تَكِلْنِيْ إِلَى
نَفْسِيْ طَرْفَةَ عَيْنٍ
“Yaa Hayyu yaa Qoyyuum(u) bi
rohmatika astaghiits(u), ash-lihlii sya’nii kullahu wa laa takilnii ilaa nafsii
thorfata ‘aiin(in).” (Dibaca pagi
dan sore 1x)
“Wahai
Robb Yang Mahahidup, Wahai Robb Yang berdiri sendiri (tidak butuh segala
sesuatu) dengan rahmat-Mu aku meminta pertolongan, perbaikilah segala urusanku
dan jangan diserahkan kepadaku meski sekejap mata sekali pun (tanpa mendapat
pertolongan dari-Mu).” (H.R. Hakim menurut pendapatnya hadits tersebut shahih
dan imam adz-Dzahabi menyetujuinya I/545)
Dan
ketika sore, Rasulullah صلي
الله
عليه
وسلم membaca:
أَمْسَيْنَا وَأَمْسَى
الْمُلْكُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، أَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ خَيْرَ
هَذِهِ اللَّيْلَةِ؛ فَتْحَهَا، وَنَصْرَهَا وَنُوْرَهَا، وَبَرَكَتَهَا،
وَهُدَاهَا، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا فِيْهَا وَشَرِّ مَا بَعْدَهَا
“Amsainaa wa amsa l-mulku lillahi
robbi l-‘aalamiin(a), Allahumma innii as-‘aluka khoiro hadzihi l-lailati(h),
fat-hahaa, wa nashrohaa wa nuurohaa, wa barokatahaa, wa hudaahaa, wa a-‘uudzu
bika min syarri maa fiihaa wa syarri maa ba’dahaa.” (Dibaca sore 1x)
“Kami
memasuki waktu sore, sedang kerajaan hanya milik Allah, Robb seluruh alam. Ya
Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu agar memperoleh kebaikan, pembuka
(rahmat), pertolongan, cahaya, berkah dan petunjuk di hari ini. Aku berlindung
kepada-Mu dari kejelekan apa yang ada di dalamnya dan kejahatan sesudahnya.”
(H.R. Abu Daud IV/322, serta Syu’aib dan ‘Abdul Qodir al-Arnauth dalam tahqiq
Zaadul Ma’aad II/273)
لآ إِلَـهَ إِلاَّ الله
وَحْدَهُ لآ شَرِيْكَ لَـهُ، لَـهُ الْمُلْكُ وَلَـهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى
كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرُ
“Laa ilaaha illallahu wahdahu laa
syariika lah(u), lahu l-mulku wa lahu l-hamdu wa huwa ‘alaa kulli syai-‘in
qodiir(u).” (Dibaca
setiap hari 100x atau
10x atau 1x)
“Tidak
ada ilah (yang berhak diibadahi dengan benar) selain Allah Yang Mahaesa, tidak
ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan dan bagi-Nya segala puji. Dan Dia
Mahakuasa atas segala sesuatu.”
“Barang
siapa membacanya sebanyak seratus kali dalam sehari, maka baginya (pahala)
seperti memerdekakan sepuluh budak, ditulis seratus kebaikan, dihapus darinya
seratus keburukan, baginya perlindungan dari syaitan pada hari itu hingga
petang hari. Tidaklah seseorang itu dapat mendatangkan yang lebih baik dari apa
yang dibawanya kecuali ia melakukan lebih baik lagi dari itu.” (H.R. Bukhari
IV/95 dan Muslim IV/2071)
“Dibaca
sepuluh kali, atau cukup sekali dalam keadaan malas” (H.R. Abu Daud IV/319,
Ibnu Majah dan Ahmad IV/60)
أَعُوْذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ
التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ
“A-‘uudzu bi kalimaatillahi
t-taammaati(h) min syarri maa kholaq(o).” (Dibaca sore
3x)
“Aku
berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna, dari kejahatan sesuatu
yang diciptakan-Nya.”
“Tidak
membahayakan sengatan pada malam itu” (H.R. Ahmad II,290, an-Nasa-‘i dalam
‘Amalul Yaum wal Lailah 590 dan Ibnu Sunni 68. Lihat Shahih at-Tirmizi III/187,
Shahih Ibnu Majah II/266 dan Tuhfatul Akhyaar 45)
سُبْحَانَ اللهِ
وَبِحَمْدِهِ
“Sub-hanaallahu wa bihamdih(i).” (Dibaca pagi dan sore 100x)
“Mahasuci
Allah, aku memuji-Nya.”
“Barangsiapa
membacanya 100 kali dalam sehari, maka kesalahannya akan dihapus sekalipun
seperti buih di lautan” (H.R. Bukhari, Muslim IV/2071)
أَسْتَغْفِرُ الله وَأَتُوْبُ
إِلَيْهِ
“Astaghfirullah wa atuubu
ilaih(i).” (Dibaca
setiap hari 100x)
“Aku
memohon ampunan kepada Allah dan bertaubat kepada-Nya.” (H.R. Bukhari dengan
Fathul Bari XI/101, dan Muslim IV/2075)
حَسْبِيَ الله لآ إِلَـهَ إِلاَّ هُوَ
عَلَـيْهِ تَـوَكَّلْتُ وَهُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيْمِ
“Hasbiyallahu laa ilaaha illa
Hu(wa) ‘alaihi tawakaltu wa Huwa robbu l-‘arsyi l-‘azhiim(i).”
(Dibaca
pagi dan sore 7x)
“Allahlah
yang mencukupi (keperluanku), tiada Tuhan (yang berhak diibadahi dengan benar)
kecuali Dia, kepada-Nya aku bertawakkal Dialah Tuhan yang menguasai ‘Arasy yang
agung.”
“Barangsiapa
membacanya ketika pagi dan petang hari sebanyak tujuh kali, maka Allah akan
mencukupkan baginya dari perkara dunia dan akhirat yang menjadi perhatiannya.”
(H. R. Ibnu Sunni marfu’a dan Abu Daud mauquf. Syu’aib dan Abdul Qodir
al-Arnauth, isnadnya sahih)
أَللَّهُمَّ إِنِّيْ
أَمْسَيْتُ أُشْهِدُكَ وَأُلشْهِدُ حَمَلَةَ عَرْشِكَ، وَمَلآئِكَتَكَ وَجَمِيْعَ
خَلْقِكَ، أَنَّكَ أَنْتَ الله لآ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ وَحْدَكَ لآشَرِيْكَ
لَكَ، وَأَنَّ مُحَمَّدً عَبْدُكَ وَرَسُوْلُكَ
“Allahumma innii amsaitu
usy-hiduka wa usyhidu hamalata ‘ursyik(a), wa malaaikataka wa jamii-‘a kholqik(a),
annaka Antallahu laa ilaaha illa Anta wahdaka laa syariika lak(a), wa anna
Muhammadan ‘abduka wa rosuuluk(a).” (Dibaca sore
hari 4x)
“Ya
Allah, sesungguhnya aku di waktu sore ini mempersaksikan Engkau, malaikat yang
memikul ‘Arsy-Mu, malaikat-malaikat dan seluruh makhluk-Mu, bahwa sesungguhnya
Engkau adalah Allah, tidak ada ilah (yang berhak diibadahi dengan benar) selain
Engkau semata, tidak ada sekutu bagi-Mu dan sesungguhnya Muhammad adalah hamba
dan utusan-Mu.” (H.R. Abu Daud IV/317, al-Bukhari dalam ‘Adabul Mufrad 1201,
an-Nasa-‘i dalam kitab ‘Amalul Yaum wa Lailah IX/138, Ibnu Sunni 70, Syaikh
‘Abdul ‘Aziz bin ‘Abdullah bin B
Tidak ada komentar:
Posting Komentar