Senin, 04 Mei 2009

ANAK................................

Dalam salah satu bukunya (terjemahan) ada cuplikan pesan Imam Al Gazali kepada muridnya : ....anakku, sebagian yang engkau tanyakan tidak akan aku jawab disini, tetapi percayalah apabila waktunya telah tiba maka engkau akan tahu apakah dia.

Dulu kita adalah seorang anak, sekarang pun masih seorang anak tetapi sekaligus sebagai orang tua. Banyak tindakan dan keputusan orang tua kita dulu yang sulit kita pahami, sekarang menjadi jelas dan mafhum setelah kita mengalaminya sendiri. Serepot dan sesenang kita mempunyai anak, seperti itulah dulu perasaan orang tua memiliki kita.

"Ya Allah ampunilah dosaku dan dosa kedua orangtuaku. Dan kasihilah mereka sebagaimana mereka mengasihi aku sewaktu aku kecil".

Anak adalah anugerah sekaligus ujian. Sejak memasuki jenjang pelaminan, kehamilan isteri untuk anak pertama, kelahirannya, usia sebulan, dua bulan dan waktu waktu berikutnya, pertama kali bisa bergumam mama papa, mulai bisa merangkak, duduk, berdiri, hingga masuk sekolah, semua memberi arti yang mendalam. Sekuel kebahagiaan seperti ini tidak pernah berkurang untuk anak kedua, ketiga dan seterusnya. O Anakku kau-lah segalanya. Tetapi disinilah persimpangan kehati hatian.

Wahai sahabat sekalian, anak bukanlah segalanya. Yang di atas sanalah yang menjadi segalanya. Jangan sampai demi anak kita melupakan yang di atas sana.

Anak memang karunia yang luar biasa. Disebut permata hati, belahan jiwa, sibiran tulang. Seorang ibu yang sedang kurang sehat tiba2 menjadi sembuh saat si kecil jatuh sakit. Seorang ayah demikian bersemangat tak kenal lelah mencari nafkah demi anaknya yang perlu makanan dan minuman yang cukup.

Baru baru ini diceritakan disalah satu media cetak seorang ibu yang tidak lagi muda di Sumbagsel, terjun ke sungai bertarung dengan seekor buaya yang menggigit dan menyeret anak gadisnya yang sedang mandi di tepian sungai. Subhanallah sang ibu memenangkan pertarungan itu.

Demi anak seseorang rela melakukan apa saja bahkan hingga tidak lagi sanggup memperhatikan keselamatan dirinya. Kasih ibu memang tak terhingga sepanjang masa, hanya memberi tak harap kembali, bak sang surya menerangi dunia.

Anak adalah anugerah dan sekaligus ujian. Derajat kita dimata Tuhan dan dimata manusia bisa terangkat karena anak, pun bisa terhempas karena anak. Anak yang baik (anak yang shaleh) akan mampu mengangkat orangtuanya yang shaleh ataupun yang belum shaleh. Anak yang tidak shaleh akan dengan mudah mencederai dirinya dengan berbagai tindakan kurang baik dan membawa orangtuanya kedalam masalah runyam berkepanjangan.

Sebagai orang tua yang diberi amanah, kitalah yang harus mengambil inisiatif terlebih dahulu untuk berjuang sungguh sungguh agar anak menjadi anugerah. Anak tidak akan tumbuh menjadi anak yang shaleh begitu saja tanpa peran orang tua. Wahai sahabat sekalian, luangkanlah waktu yang cukup untuk beriteraksi dengan ananda tercinta. Tatap muka secara reguler dengan penuh kasih sayang, mendengarkan keluhan dan pemikirannya, memberi nasehat secara rutin tanpa terlalu menggurui. Kalau mereka lebih dari satu, biasakanlah agar mereka tetap rukun sejak kecil hingga dewasa. Kerukunan cerminan keshalehan. Ingatkan agar mereka tetap saling menyayangi sampai akhir hayat, karena mereka lahir dari rahim yang sama.

Kalau saja kita bisa membayangkan betapa hebatnya kelak doa anak yang shaleh setelah kita wafat, maka semua kita tentu berlomba menciptakan anak anak yang yang shaleh seperti berlombanya kita melakukan investasi usaha yang memerlukan waktu, pikiran, tenaga dan biaya.

"Ya Allah, karuniailah kami dari pasangan kami, dan anak2 keturunan kami qurrata a'yun ( yang menyenangkan hati / pandangan ) ....Amiiin"

Salam,
Hilman Muchsin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar