Selasa, 12 Mei 2009
Mewaspadai PROVOKASI
Godaan meterial dunia. Seorang muslim sangat mungkin menjadi sasaran empuk rayuan harta dan jabatan.
Sesungguhnya setan telah berputusasa untuk disembah oleh orang-orang yang shalat di Jazirah Arab. Akan tetapi (ia masih semangat) untuk memprovokasi (memecah belah) antara mereka (HR. Muslim)
Hadist shahih yang diriwayatkan Imam Muslim itu menjelaskan antara lain, bahwa setan sudah berputus asa dan tidak lagi berharap akan disembah oleh orang-orang yang melaksanakan shalat. Akan tetapi, sang setan tidak akan henti-hentinya menanamkan kebencian dan memprovokasi kaum muslimin untuk mengorbankan permusuhan dan pertempuran didalam tubuh mereka. Ini sebuah peringatan penting dari Rasululloh SAW. Jika sampai terjebak dengan provokasi itu, tentu saja banyak kerugian yang akan menimpa kita. Di antara kerugian itu adalah sebagaimana yang Allah SWT gambarkan dalam ayat :
QS. Al Anfal 8:46.
Dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.
Sebenarnya, ketika kondisi setiap pribadi muslim dan hubungan antar pribadi muslim kokoh, segala intervensi dan provokasi dari luar tidak akan terlalu efektif. Akan tetapi, jika gempuran itu dilakukan secara gencar dan terus menerus, tidak mustahil ada juga pengaruhnya terhadap jiwa dan pemikiran kaum muslimin. Setan yang melakukan provokasi itu bisa jadi dalam bentuk jin, bia juga dalam sosok manusia. Disinilah kita dituntut untuk senantiasa menancapkan kewaspadaan. Diantara hal-hal yang perlu diwaspadai itu adalah sebagai berikut :
Pertama, hasutan untuk mengadu domba agar terjadi perpecahan. Salah satu upaya konvensional yang dilakukan oleh orang-orang yang menghancurkan Islam adalah hasutan untuk mengadu domba kaum muslimin, terutama para du’atnya. Dalam banyak kasus, politik adu domba ini cukup efektif untuk melemahkan kesatuan dan ukhuwah kaum muslimin. Penjajah Belanda terkenal dengan kelihaiannya dalam menggunakan politik belah bambu. Satu diangkat dan satu diinjak-injak. Penjajah Amerika Serikat juga melakukan hal serupa. Ada kelompok yang diangkat setinggi langit dan sebaliknya, ada kelompok yang dinjak-injak dan disandangkan padanya julukan-julukan buruk yang membuat semua orang takut dan ngeri.
Yang diangkat, dipuji, dan disanjung adalah orang-orang yang tidak menggangu dan mengancam posisi mereka, bahkan mendukung kepentingan mereka. Orang-orang yag diinjak dan dikesankan buruk adalah orang atau kelompok yang tidak mendukung atau merngrong kebijakannya.
Pada masa penjajahan Belanda, ada kalangan ulama yang dirangkul dan disanjung puja sedemikian rupa. Mengapa? Karena mereka dianggap dapat menjadi jubir kepentingan-kepentingan penjajah. Dan lebih penting lagi, dalam rangka mengimbangi atau bahkan mengahabisi eksistensi kalangan ulama yang tidak sejalan dengan leinginan penjajah. Oleh karena itu, Allah SWT selalu mengingatkankita,
QS. Alhujurat L:49:6.
Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.
Karenanya setiap muslim harus waspada menerima berita, apalagi yang bernada menghasut. Sekalipun dalam dirundung duka dan sakit hati, tetapi kita harus lebih percaya kepada sesama mukmin ketimbang orang kafir. Sekali terjebak dalam proyek adu domba tersebut, akan semakin rusak hubungan kita dengan sesama muslim atau sesama da’i. Janganlah berbahagia mendengar keburukan orang lain. Justru kita harus mampu menangkal segala isu yang tidak jelas jluntrungnya dan bukan malah ikut menyebarkannya. Allah SWT mengingatkan tentang perkataan orang-orang yang tampak indah padahal ingin menghancurkan kaum muslimin. Firmannya :
dan di antara manusia ada orang yang ucapannya tentang kehidupan dunia menarik hatimu, dan dipersaksikannya kepada Allah (atas kebenaran) isi hatinya, Padahal ia adalah penantang yang paling keras. Dan apabila ia berpaling (dari kamu), ia berjalan di bumi untuk Mengadakan kerusakan padanya, dan merusak tanam-tanaman dan binatang ternak, dan Allah tidak menyukai kebinasaan. (QS. 2: 204-205)
Kedua, Penyebaran fitnah atau berita dusta untuk merusak citra. Orang-orang yang menyimpan dendam sangat mungkin memanfaatkan kondisi keterpurukan orang Islam untuk memperburuk keadaan dengan cara menyebarkan fitnah atau haditsul-ifki (berita dusta). Tujuannya adalah untuk menimbulkan keguncangan pada kaum muslimin dan menggoyang kepercayaan orang lain terhadap dakwah.
Dalam keadaan seperti itu, seorang muslim dituntut untuk memiliki kekuatan mental untuk tidak mudah termakan oleh isu. Allah SWt memberikan bimbingan kepada kaum muslimin saat berhadapan dengan berita-berita yang jelas kenarannya, lebih-lebih bila menyangkut kehormatan kum muslim. Firman-Nya :
Mengapa di waktu kamu mendengar berita bohon itu orang-orang mukminin dan mukminat tidak bersangka baik terhadap diri mereka sendiri, dan (mengapa tidak) berkata: "Ini adalah suatu berita bohong yang nyata." Mengapa mereka (yang menuduh itu) tidak mendatangkan empat orang saksi atas berita bohong itu? Olah karena mereka tidak mendatangkan saksi-saksi Maka mereka Itulah pada sisi Allah orang- orang yang dusta. (QS. 24 : 12-13)
(ingatlah) di waktu kamu menerima berita bohong itu dari mulut ke mulut dan kamu katakan dengan mulutmu apa yang tidak kamu ketahui sedikit juga, dan kamu menganggapnya suatu yang ringan saja. Padahal Dia pada sisi Allah adalah besar. Dan mengapa kamu tidak berkata, diwaktu mendengar berita bohong itu: "Sekali-kali tidaklah pantas bagi kita memperkatakan ini, Maha suci Engkau (ya Tuhan kami), ini adalah Dusta yang besar." . (QS. 24 : 15-16)
Ketiga, Provokasi untuk melemahkan semangat. Di saat kaum muslimin membutuhkan motivasi dan penyemangat untuk bisa meneruskan amal dan perjuangannya, orag-orang yag ingin menghancurkan Islam malah memprovokasi agar kita surut langkah dan bahkan menghentikan gerak perjuangan dakwah. Dimunculkan analisis-analisis tentang Islam dalam versi seram dan menakutkan. Padahal, langkah dakwah Islam telah nyata-nyata memberikan kontribusi bagi bangsa dan Negara. Allah SWT telah mengingatkan kita,
Mereka bakhil terhadapmu, apabila datang ketakutan (bahaya), kamu Lihat mereka itu memandang kepadamu dengan mata yang terbalik- balik seperti orang yang pingsan karena akan mati, dan apabila ketakutan telah hilang, mereka mencaci kamu dengan lidah yang tajam, sedang mereka bakhil untuk berbuat kebaikan. mereka itu tidak beriman, Maka Allah menghapuskan (pahala) amalnya. dan yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (QS.33 : 19)
Orang-orang yang ditinggalkan (tidak ikut perang) itu, merasa gembira dengan tinggalnya mereka di belakang Rasulullah, dan mereka tidak suka berjihad dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah dan mereka berkata: "Janganlah kamu berangkat (pergi berperang) dalam panas terik ini". Katakanlah: "Api neraka Jahannam itu lebih sangat panas(nya)" jika mereka mengetahui. (QS.9:81)
Keempat, Menyalahkan langkah dakwah kita. Dakwah adalah kegiatan yang mengandung resiko dalam bentuk aneka ragam. Bagi orang-orang yang merasa terganggu degan dakwah kita, segala ujian yang mendera da’I akan dijadikan alasan untuk menuduh dakwah kita sebagai langkah salah. Seolah-olah dakwah yang benar tidak akan berhadapan dengan penderitaan. Ini tentu saja sebuah keterbalikan logika jika bukan kebodohan.
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu seperti orang-orang kafir (orang-orang munafik) itu, yang mengatakan kepada saudara-saudara mereka apabila mereka Mengadakan perjalanan di muka bumi atau mereka berperang: "Kalau mereka tetap bersama-sama kita tentulah mereka tidak mati dan tidak dibunuh." akibat (dari Perkataan dan keyakinan mereka) yang demikian itu, Allah menimbulkan rasa penyesalan yang sangat di dalam hati mereka. Allah menghidupkan dan mematikan. dan Allah melihat apa yang kamu kerjakan. (QS. 3 : 156)
Kelima, Godaan meterial dunia. Seorang muslim sangat mungkin menjadi sasaran empuk rayuan harta dan jabatan. Untuk itu Allah SWT. Mengingatkan :
Maka janganlah harta benda dan anak-anak mereka menarik hatimu. Sesungguhnya Allah menghendaki dengan (memberi) harta benda dan anak-anak itu untuk menyiksa mereka dalam kehidupan di dunia dan kelak akan melayang nyawa mereka, sedang mereka dalam Keadaan kafir. (QS.9: 55)
Saat kita berhadapan dengan aneka ujian itu, ayat Allah SWt selalu mengingatkan agar kita memiliki sikap sebagaimana yang digambarkan dalam firmannya :
dan berapa banyaknya Nabi yang berperang bersama-sama mereka sejumlah besar dari pengikut (nya) yang bertakwa. mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, dan tidak lesu dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Allah menyukai orang-orang yang sabar. (QS. 3 : 146)
Allahu A’lam
Penulis : Tatang Qomaruddin, lahir di Tasikmalaya 24 Januari 1965.
Buku yang pernah diterbitkan di Percikan Iman adalah "Memperkaya Jiwa : Meneladani Akhlak Rasululloh".
Cetak
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar