Sejak upaya penangkaran dilakukan
lebih dari 120 tahun lalu, Indonesia untuk pertama kalinya sukses menangkarkan
badak sumatera (Dicerorhinus sumatrensis) dengan sistem semialami. Induk
betina yang bernama Ratu, Sabtu (23/6/2012), pukul 00.45, melahirkan bayi
jantan di Suaka Rhino Sumatera, Taman Nasional Way Kambas, Lampung.
Badak sumatera ini dilahirkan di tempat penangkaran alami yang berada di hutan habitat aslinya. Petugas medis fauna Taman Nasional Way Kambas terus mengawasi bayi badak yang kini mulai menyusu kepada induknya.
Proses kelahiran badak sumatera ini tidak mudah. Ratu dijodohkan dengan Andalas dan sempat keguguran dua kali. Andalas adalah badak sumatera jantan hasil penangkaran selama 112 tahun dan lahir di Kebun Binatang Cincinnati, Amerika Serikat, pada 13 September 2001. Tahun 2007, Andalas diboyong ke Taman Nasional Way Kambas untuk dijodohkan dengan Ratu.
Perkawinan badak pun tergolong sulit karena masa berahi empat bulan, namun mood bersamaan hanya empat hari agar sperma ovumnya bisa bersatu.
Sejak 10 Juni 2012, petugas Suaka Rhino Sumatera meningkatkan pengawasan dan rutin melakukan ultrasonografi setiap tiga hari kepada Ratu. Hasilnya, detak dan denyut jantung induk serta janin terdengar jelas dan normal.
Kelahiran anak badak ini sesuai perkiraaan dengan melihat usia kehamilan 15 bulan pada Juni 2012. Berdasarkan referensi dari Kebun Binatang Cincinnati di AS, masa kehamilan badak sumatera selama 475 hari (15-16 bulan).
Direktur Konservasi dan Keanekaragaman Hayati Kementerian Kehutanan Novianto Bambang Wawandono mengatakan, kelahiran anak Ratu ini menunjukkan keberhasilan upaya Indonesia menyelamatkan fauna badak sumatera.
Di Indonesia, badak merupakan satu dari 14 spesies yang terancam punah. Selain badak sumatera, ada badak jawa (Rhinoceros sondaicus) yang jumlahnya terpantau 30 ekor di Taman Nasional Ujung Kulon, Banten.
Badak sumatera jumlahnya sekitar 200 ekor di belantara Sumatera. Sementara, empat ekor berada di Suaka Rhino Sumatera Taman Nasional Way Kambas; tiga ekor di Sabah, Malaysia; dan tiga ekor di Amerika. (ICH)
Badak sumatera ini dilahirkan di tempat penangkaran alami yang berada di hutan habitat aslinya. Petugas medis fauna Taman Nasional Way Kambas terus mengawasi bayi badak yang kini mulai menyusu kepada induknya.
Proses kelahiran badak sumatera ini tidak mudah. Ratu dijodohkan dengan Andalas dan sempat keguguran dua kali. Andalas adalah badak sumatera jantan hasil penangkaran selama 112 tahun dan lahir di Kebun Binatang Cincinnati, Amerika Serikat, pada 13 September 2001. Tahun 2007, Andalas diboyong ke Taman Nasional Way Kambas untuk dijodohkan dengan Ratu.
Perkawinan badak pun tergolong sulit karena masa berahi empat bulan, namun mood bersamaan hanya empat hari agar sperma ovumnya bisa bersatu.
Sejak 10 Juni 2012, petugas Suaka Rhino Sumatera meningkatkan pengawasan dan rutin melakukan ultrasonografi setiap tiga hari kepada Ratu. Hasilnya, detak dan denyut jantung induk serta janin terdengar jelas dan normal.
Kelahiran anak badak ini sesuai perkiraaan dengan melihat usia kehamilan 15 bulan pada Juni 2012. Berdasarkan referensi dari Kebun Binatang Cincinnati di AS, masa kehamilan badak sumatera selama 475 hari (15-16 bulan).
Direktur Konservasi dan Keanekaragaman Hayati Kementerian Kehutanan Novianto Bambang Wawandono mengatakan, kelahiran anak Ratu ini menunjukkan keberhasilan upaya Indonesia menyelamatkan fauna badak sumatera.
Di Indonesia, badak merupakan satu dari 14 spesies yang terancam punah. Selain badak sumatera, ada badak jawa (Rhinoceros sondaicus) yang jumlahnya terpantau 30 ekor di Taman Nasional Ujung Kulon, Banten.
Badak sumatera jumlahnya sekitar 200 ekor di belantara Sumatera. Sementara, empat ekor berada di Suaka Rhino Sumatera Taman Nasional Way Kambas; tiga ekor di Sabah, Malaysia; dan tiga ekor di Amerika. (ICH)
Jelang Melahirkan, Badak Berperilaku Aneh
Setiap spesies makhluk hidup memiliki perilaku khas saat akan
bertelur atau melahirkan anaknya. Tak terkecuali badak Sumatera (Dicerorhinus
sumatrensis).
Perilaku badak Sumatera menjelang melahirkan diamati oleh tim
konservasi badak Sumatera di Suaka Rhino Indonesia, Taman Nasional Way Kambas.
Tim mengamati Ratu, induk betina badak yang baru saja melahirkan bayinya pada
Sabtu (23/6/2012) lalu.
"Sejak dua minggu sebelum melahirkan, Ratu sudah
menunjukkan perilaku aneh, tidak mau kembali ke kandang dan tidak mau menuruti keeper,"
kata Widodo S Ramono, Direktur Eksekutif Yayasan Badak Indonesia dalam
konferensi pers di Kantor Kementerian Kehutanan, Jakarta, Senin (25/6/2012).
Ia menambahkan, dua hari sebelum melahirkan anak, Ratu
menjerit-jerit, mulai menggigit pagar, dan menggigit kabel CCTV yang dipasang
di sekitar lokasi penangkarannya.
Sekitar dua jam sebelum melahirkan, Ratu juga sempat menaikkan
kakinya ke pohon. Perilaku tersebut diduga bertujuan memudahkan keluarnya anak.
Melihat perilaku Ratu, tim sempat khawatir. Namun, para ahli
badak dan dokter hewan mengatakan bahwa perilaku Ratu termasuk normal.
Badak Sumatera rata-rata melahirkan setelah 475 hari sejak masa
kehamilan. Ratu melahirkan 5 hari lebih cepat dari yang diperkirakan. Bayi Ratu
merupakan hasil perkawinan dengan badak Sumatera dari Kebun Binatang Cincinnati
di Amerika Serikat bernama Andalas.
Bayi Ratu kini dinamai Andatu, kependekan dari anak Andalas dan
Ratu serta anugerah dari Tuhan.
Keberhasilan Ratu melahirkan bayi badak Sumatera adalah prestasi.
Kelahiran Andatu, anakan ratu, sudah dinanti sejak riset dilakukan dalam 124
tahun terakhir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar