Kamis, 21 Juni 2012

Islam Adalah Ajaran tentang Kebangkitan


Islam mengajarkan tentang hidup maju, bergerak, dan bangkit dari keterpurukan dan kenistaan. Islam tidak menganjurkan umatnya  segera menyerah, kalah, dan apalagi mundur. Islam mengajarkan bangkit dan menang, agar meraih keselamatan dan kebahagiaan, baik  di dunia maupun di akherat.

Misi Islam tentang keselamatan dan kebahagiaan itu dapat dipahami, setidaknya  dari doa yang selalu diucapkan pada setiap hari, yaitu rabbana atina fid dun’ya hasanah wa wafil akhirati hasanah waqina adzabannar. Doa ini selalu dibaca oleh kaum muslimin, dan hingga oleh karena sedemikian sering, dan meliputi semuanya, maka disebut sebagai doa sapu jagad. Islam mengajarkan kebahagiaan secara menyeluruh dan sempurna, yaitu sepanjang hidupnya.

Ajaran tentang kebangkitan bisa dipahami dari ayat al Qur’an yang pertama kali turun, yaitu perintah membaca. Membaca adalah awal mula atau jendela ilmu. Orang membaca akan mengetahui sesuatu yang dibaca. Tanpa membaca, seseorang tidak akan mengetahui sesuatu dan juga tidak akan bertambah ilmunya.

Sedemikian penting kemampuan dan aktifitas membaca itu bagi siapapun, hingga ayat al Qur’an yang pertama kali diturunkan adalah perintah membaca.  Kepintaran membaca adalah merupakan kunci kemenangan dan keberhasilan hidup, bahkan dalam bidang apapun. Orang yang pintar membaca potensi ekonomi dan memanfaatkannya, maka  akan menjadi kaya. Orang yang mampu  membaca politik dan memainkankannya, maka akan menguasai politik. Orang yang mampu membaca tanda-tanda zaman, maka akan mendapatkan kemenangan,  menyelamatkan diri, dan seterusnya.

Sebaliknya, orang yang tidak memiliki kemampuan membaca, maka akan selalu merugi. Contoh-contoh tentang itu sedemikian banyak. Misalnya, orang yang tidak mampu membaca politik, namun mereka berani mencalonkan diri sebagai pejabat politik, -------ikut pilkada misalnya, maka akibatnya tidak akan kalah. Kemampuan membaca,  selalu menjadi kunci keberhasilan dalam setiap usaha.

Dalam ajaran Islam, orang dianjurkan agar mau membaca, yaitu membaca ayat-ayat Allah, baik yang tertulis, maupun yang terbentang luas di jagad raya ini. Ayat-ayat yang tertulis sudah terdokumentasikan dalam kitab suci, yaitu kitab taurat, zabur, injil, dan al Qur’an. Sedangkan ayat yang belum tertulis, terbentang di alam jagad raya ini. Semua itu dianjurkan untuk dibaca, agar meraih kebahagiaan secara sempurna.

Kegiatan membaca, selain menjadikan seseorang bertambah pengetahuannya,  juga akan membangkitkan kesadaran. Selanjutnya, kesadaran itu akan melahirkan kebangkitan. Itulah sebabnya, setelah perintah membaca, maka pada ayat-ayat selanjutnya, manusia diseru dengan panggilan yang khas, yaitu ya ayuhal mudatsir, atau hai orang-orang yang berselimut. Sebutan berselimut, selalu menggambarkan keadaan pasif, tidak bergerak, dan bahkan juga malas,  oleh karena terbelenggu oleh silimutnya itu.

Ayat-ayat al Qur’an yang turtun  pada fase awal,  mengingatkan tentang ilmu, kesadaran, dan kebangkitan. Orang yang berselimut, atau dalam keadaan pasif dan atau terbelenggu, diseru agar segera menghilangkan apa saja yang menghalangi gerak atau kebangkitannya. Selanjutnya,tatkala bangkit agar segera memberi peringatan terhadap lainnya. Rangkaian ayat-ayat tersebut, manakala direnungkan secara mendalam, maka ber-Islam sebenarnya adalah mengajarkan tentang ilmu, kesadaran, dan kebangkitan.

Kebahagiaan hidup, baik di dunia maupun di akherat tidak akan diraih tanpa aktivitas berpikir, berusaha, dan bekerja. Kebahagiaan tidak akan mungkin diterima secara gratis. Kuncinya adalah kemauan dan kemampuan untuk membaca. Kegiatan membaca akan membuahkan pengetahuan. Selanjutnya, kekuatan pengetahuan itu  akan membuahkan kesadaran,  dan dari sesadaran itu pula maka akan lahir  kebangkitan.

Sebaliknya, tidak akan mungkin seseorang menjadi bangkit tanpa diawali oleh kesadaran.  Sedangkan kesadaran itu hanya akan terjadi  manakala  seseorang  mau membaca. Kegiatan membaca akan melahirkan kebangkitan,  yang selanjutnya membuahkan iman, amal saheh,  dan akhlakul karimah. Semua itu akan berbuah kebahagiaan hidup secara sempurna. Tegasnya, Islam menganjurkan  kegiatan membaca, mencari dan mengembangkan ilmu pengetahuan,  hingga menumbuhkan kesadaran, dan akhirnya lahir  kebangkitan.  Wallahu a’lam.  

        
    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar