Sabtu, 01 Mei 2010
Karakter Mukmin Sejati
Setiap muslim yang baik pasti mempunyai cita-cita untuk menggapai “gelar kehormatan” sebagai seorang mukmin dari Allah SWT. Keunggulan dari segi kuantitas yang menjulang tinggi akan terlihat pincang jika sekiranya dari sisi kualitas jauh di bawah rata-rata.
Berikut petikkan beberapa penggalan “Karakter Seorang Mukmin” dari beberapa sumber yang saya dapat dengan harapan bisa saling berbagi sebuah gambaran, cita dan harapan akan keber-islam-an dalam sisa-sisa usia kita untuk terus menjadi lebih baik.
Kegembiraan seorang mukmin akan tampak pada wajahnya, sedangkan kesedihannya tersimpan di dalam hatinya. Dadanya adalah yang paling lapang, dan hatinya sangat lembut dan ringan. Hati dan nuraninya dapat mencegah segala bentuk kejahatan dan mendorong untuk melakukan segala bentuk kebaikan. Hatinya dapat mengendalikan sifat iri hati, dengki, memaki orang lain, perbuatan tercela, kebencian, kesombongan, dan ingin dipuji.
Ketika hendak berbuat, akalnya selalu mempertimbangkan akibat perbuatannya. Orang beriman tidak suka berceloteh dan sangat menghargai waktu, tidak pernah sombong dan membuang-buang waktu. Tertawanya hanya dengan senyum, bentuk pertanyaannya adalah pelajaran yang berharga, dan evaluasinya adalah pemahaman. Ia tidak pelit dan tidak pernah terburu-buru, tidak pernah bosan dan tidak bodoh, tidak pernah mengeluh atau gelisah, tidak kasar dan tidak sombong.
Apabila menghadapi konflik, ia segera mengevaluasi segala sesuatunya dengan bijak dan simpatik. Ia selalu adil meski dalam keadaan marah. Bersikap lembut saat dibutuhkan dan memiliki cinta yang tulus. Janjinya dapat dipercaya dan selalu ditepati. Ia selalu menanamkan rasa kepedulian dan ingin selalu membantu orang, dermawan dan bertanggung jawab, selalu mengorbankan waktu untuk kepentingan agamanya, selalu mengendalikan hawa nafsunya, tidak suka membalas orang yang menyakitinya, dan tidak peduli terhadap hal yang tidak begitu penting.
Orang mukmin, jika dicaci dan dicela tidak pernah balas mencela; jika diminta atau dituntut sesuatu – bahkan dicegah untuk melakukan sesuatu – tidak pernah marah. Ia tidak pernah gembira yang membuat dirinya lupa diri, tidak iri atas kedukaan dan prestasi orang lain, dan bahkan rela mensyukuri nikmat orang lain.Ia tidak pernah menggunjingkan keburukan orang, selalu gembira dan manis mukanya, tidak keji dan tidak pernah menipu. Ia mampu menahan marah dan senantiasa tersenyum. Pandangannya amat teliti dan kehati-hatiannya begitu besar.
Inilah ciri-ciri Mukmin sebenarnya.
Wallahu a’lam
http://zidaburika.wordpress.com/2007/08/20/karakter-mukmin-sejati/
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar