Kamis, 06 Mei 2010

MAKNA SYUKUR DALAM ALQUR’AN

Syukur adalah ibadah yang sering ditinggalakan umat manusia banyak manusai gelisah hidup dalam ketakutan, hidup yang dibayangi dengan hal–hal yang tak mampu menikmati yang telah diberikan kepadanya, itu semua karena tidak kenal arti syukur pada Allah, rosul dalam hadis beliau yang pernah bersabda Orang yang paling syukur yang memiliki kona’ah orang yang menerima pemberian Allah, orang yang miskin selamanya adalah yang tak pernah mensyukuri nikmat Allah.

Menurut Alquran datangnya balak (bencana) adalah kerena kurang bersyukurnya kepada semua nikmat Allah, padahal kalau kita bersyukur pasti ditambah nikmat itu apapun bentukanya bisa berbentuk dhohir berupa ditambahnya hartanya dan yang lain adalah diberinya ketentraman jiwa, anak-anak yang sholeh dll belum lagi tambahan kelak di hari kiamat, ada kenikmatan yang lain dari semua yang diberikan Allah untuk hambanya adalah ketentraman jiwa sedangkan harta itu adalah yang paling rendah nilainya, karena Allah ingin menyiksa mereka dengan harta-hartanya, maksiat kita tidak akan mengurangi keagungan kerajaan Allah maka dari itu mereka sebenarnya memaksiati diri sendiri dan bila kita berbuat kebaikan tidak akan menambah megahnya kerajaan Allah itu artinya kita berbuat baik untuk diri sendiri.

Dalam QS Luqman (31): 12 dinyatakan:

Dan sesungguhnya Kami telah menganugerahkan kepada Luqman hikmah, yaitu: “Bersyukurlah kepada Allah. Dan barang siapa yang bersyukur (kepada Allah), maka
sesungguhnya ia bersyukur untuk (manfaat) dirinya sendiri.”

“Dan barangsiapa yang bersyukur, maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri, dan barangsiapa yang kufur (tidak bersyukur), maka sesungguhnya Tuhanku Maha kaya (tidak membutuhka sesuatu) lagi Mahamulia” (QS An-Naml [27]: 40)

Setiap kita mengkufuri nikmat Allah disitu juga terdapat siksaan Allah dan banyak bermacam siksaan lain, malam kaya tapi besok pagi sudah lenyap itu pun bisa terjadi dan sangatlah mudah bagi allah untuk merubah semua itu, ada bentuk siksaan Allah yang kita tak merasa tersentuh dan airmata kita membeku untuk menangisi dosa-dosa kita, kita lupa dengan hari kiamat ini juga adalah salah satu bentuk siksaan Allah juga, tapi ketika orang yang mensyukuri nikmat Allah ia tidak akan pernah mendapat siksaan Allah karena ia meyakini ini adalah yang terbaik untuknya. Kenapa Allah harus menurunkan balak kalau kita mensyukuri nikmat-Nya. Bersyukurlah kepada Allah maka Allah akan memberi sesuatu kepada kita? Kalau kita menghitung nikmat Allah maka kita tak akan pernah mampu dan tidak disebut sebagai orang yang menyembah Allah bila kita tidak bersyukur atas nikmat yang telah Allah beri, sebenarnya syukur itu adalah bimbingan Allah juga

Syukur itu tahapan;

1 Yakin
Hendaklah meyakini bahwa setiap yang diberi Allah itu adalah yang terbaik syukur yang sebenarnya adalah ketika syukur dari hati dan meyakini semua ini tak akan pernah terjadi tanpa ketentuan dari Allah.

2 Ungkapan dengan lidah “Alkhamdulillahi robbil ‘aalamin” meninggalkan yang telah Dilarang Allah kemudian yang terakhir mengungkapkan kalimat “hamdalah”

3 Praktek
Selain dengan ungkapan saja inilah harus dengan amalan, jangan harta yang telah dikirimkan tadi untuk berbuat maksiat kepada Allah karena orang yang mensyukuri nimat Allah itu sebenarnya bersyukur untuk dirinya sendiri,

@ Orang kikir berarti kikir untuk dirinya begitu juga dengan orang yang berbuat baik itu adalah untuk dirinya sendiri.

@ Orang yang syukur artinya ia juga telah bersiap untuk menerima pemberiaan Allah yang lain

@ orang yang bersyukur ia berarti telah mmbentengi dirinya dari siksaan Allah

@ orang yang selalu syukur ia selamanya selalu tentam karena ia meyakini bahwa apabila ia tidak dikasih dari apa yang telah ia minta kepada Allah berarti mungkin ada sesuatu yang bahaya untuk kita, jadi berprasangka yang baik itu kepada Allah dalam keadaan bagaimanapun. Tapi kita punya musuh yang tidak pernah mau melihat kita ini pasrah terhadap ketentuan Allah dan musuh itu adalah Setan, jadi kita ini main tarik-tarikkan dengan setan mereka menggangu dari depan maksudnya kita ini bersiap untuk akhirat tapi mereka ganggu kita, dari belakang membuat kita rakus disibukkan mencari harta untuk anak-anak kita sampai tak peduli halal haram sehingga lupa akan akhiratnya, dari samping kanan dirusak agama kita disesatkan, sedangkan samping kiri kita dibuaikan dengan keindahan dunia yang dianggap abadi sehingga mereka mengejarnya sehingga lupa keindahan akhirat yang jauh lebih indah kekal selamanya tapi kita punya dua jalan yaitu atas dan bawah, atas bermunajat kepada Allah bawah apabila kita perbanyak sujud kita mereka iblis tak akan pernah mampu mengganggu kita.

Tapi sesungguhnya manusia itu kebanyakan selalu mengkufuri nikmat Allah, setan menginginkan kita tak bersyukur atas nikmat Allah dan maka kita harus gagalkan niat setan tersebut, Allah memberikan pengelihatan, pendengaran, hati, dan akal tapi kita pergunakan untuk mengkufuri nikmat Allah dan kita ini tidak perlulah menuding yang lain intropeksilah diri sendiri.

Orang itu adalah sadar atas semua nikmat Allah setelah ditinggalkan nikmat itu, maka jagalah dengan mensyukuri nikmat tersebut dan orang yang tak bersyukur berarti orang itu bersiap-siap untuk mendapat sanksi dengan dicabutnya nikmat dari Allah, orang pada hakikatnya tidak pernah mensyukuri nikmat Allah kecuali hanya sangat sedikit orang karena itu adalah ibadah tingkat tinggi.

Takut berbuat dosa juga merupakan nikmat Allah sehingga hidupnya akan tentram selamanya segala sesuatu yang ia lakukan. Kalau kita sampai pada tahapan ini berarti telah melakukan syukur yang sebenarnya, ada pedoman yang sangat bagus kalau soal beribadah kepada Allah maka lihatlah orang yang diatasmu, tapi kalau soal harta lihatlah orang yang berada dibawahmu meski makan 3x sehari dengan lauk apa adanya maka lihatlah yang makan 2x sehari dan seterusnya tapi jangan sampai sebaliknya melihat harta orang yang diatas kita sehingga kita lupakan yang dibawah kita dan hanya mengejar harta itu tanpa sempat mensyukurinya. Orang yang berterimakasih kepada sesama manusia itu juga wujud syukur kita kepada Allah.

Surat Luqman (31): 14 menjelaskan hal ini, yaitu
dengan firman-Nya:

“Bersyukurlah kepada-Ku, dan kepada dua orang ibu bapakmu; hanya kepada-Kulah kembalimu”

http://pustaka.wordpress.com/2009/10/07/makna-syukur-dalam-alquran/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar