Sabtu, 22 Mei 2010

Tiga Jenis Pintu


Dahulu kala ada seorang pangeran, dia bertanya kepada gurunya seorang cendekiawan :” Bagaimana perjalanan hidup saya.” Gurunya menjawab :”Didalam perjalanan hidupmu, engkau akan bertemu dengan tiga jenis pintu, diatas setiap pintu tertulis sebaris kata, pada saat engkau melihatnya engkau tentu akan mengerti apa yang saya katakan.”

Akhirnya pangeran memulai perjalanannya. Tidak berapa lama kemudian, dia bertemu dengan pintu yang pertama. Diatas pintu tertulis “Merubah Dunia”. Pangeran lalu berpikir, sesuai dengan cita-cita saya, saya harus merubah dunia ini, merubah hal-hal yang saya tidak suka lihat. Akhirnya dia berbuat sesuai dengan rencananya. Beberapa tahun kemudian dia bertemu lagi dengan pintu yang kedua. Diatasnya tertulis “Merubah Orang Lain.” Pangeran berpikir, Saya dengan pikiran saya yang cemerlang akan mengajarkan orang lain, supaya mereka dapat lebih berkembang. Pada akhirnya dia bertemu dengan pintu yang ketiga. Diatasnya tertulis “Merubah Dirimu Sendiri.” Pangeran berpikir, saya akan merubah karakter saya menjadi lebih baik lagi. Akhirnya dia melakukan semuanya.

Pada suatu hari, pangeran bertemu kembali dengan gurunya, dia berkata :”saya sudah menemukan tiga jenis pintu dalam perjalanan hidup saya, yang saya pahami adalah “Merubah dunia” lebih bagus merubah setiap orang yang ada didunia ini. Daripada merubah orang lain lebih bagus merubah diri sendiri.” Gurunya yang cendekiawan setelah mendengar perkataannya dengan tersenyum menjawab :”Mungkin sekarang lebih bagus engkau berjalan balik , dengan teliti melihat dengan jelas tiga jenis pintu itu.”

Pangeran dengan setengah percaya setengah sangsi berjalan balik kembali. Dari jauh ia sudah melihat pintu yang ketiga, tetapi kelihatannya tidak sama seperti ketika dia datang, dari sisi ini kelihatan diatas pintu tertulis “Mencoba Menerima Dirimu Sendiri.” Pada saat ini pangeran mengerti pada saat dia merubah dirinya sendiri dia merasa hidup ini sangat susah dan menderita; disebabkan karena dia tidak bisa mengakui dan menerima kekurangan dirinya sendiri, dia selalu mengejar cita-cita yang diluar kemampuannya, yang menyebabkan dia tidak bisa melihat kelebihan yang dimilikinya. Pada saat ini dia menjadi sadar dan menghargai diri sendiri. Pangeran melanjutkan perjalanannya berjalan balik. Dia melihat pintu yang kedua tertulis “Mencoba Menerima Orang Lain.” Pada saat ini dia mengerti kenapa dia begitu kesal, Karena dia tidak bisa mengakui dan menerima perbedaan pendapat antara dirinya sendiri dengan orang lain, dia selalu tidak bisa memaklumi kesulitan orang lain. Pada saat ini sadar dia harus lapang dada menerima orang lain. Pangeran melanjutkan perjalannyanya, dia melihat pintu yang pertama diatasnya tertulis “Mencoba Menerima Dunia Ini.” Pada saat ini pangeran mengerti kenapa ketika dia merubah dunia ini dia selalu gagal, karena dia menolak menerima bahwa banyak hal didunia ini tidak dapat dilakukan tangan manusia, sehingga membuat dirinya tidak melakukan hal-hal baik yang bisa dilakukannya. Sekarang dia mengerti bahwa harus menerima dunia ini apa adanya.

Pada saat ini gurunya yang cendekiawan sudah menunggunya dan berkata kepada pangeran :” Saya kira, sekarang engkau tahu apa artinya hidup damai dan tenteram?.”
(Minghui School/hui)

http://erabaru.net/cerita-budi-pekerti/71-cerita-budi-pekerti/13246-tiga-jenis-pintu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar