Sabtu, 22 Mei 2010

Saputangan Pengemis

Suatu hari pada jaman dahulu, seorang pengemis yang kehausan pergi ke pintu depan sebuah rumah besar. Sangat jelas bahwa itu adalah rumah orang kaya. Ketika ia mengetuk pintu, nyonya rumah tidak mempedulikan dan memerintahkan pembantu mengusirnya.

Di antara para penghuni rumah ada seorang pembantu perempuan. Ketika dia melihat pengemis itu ia merasa kasihan dan diam-diam memberinya secangkir air dan beberapa makanan sisa. Setelah selesai makan, pengemis dengan lembut mengucapkan terima kasih kepada pembantu dan mengatakan "Saya tidak punya apa-apa yang layak untuk membayar Anda, saya hanya punya saputangan ini. Ambillah. "

Pagi-pagi berikutnya, pembantu tertarik menggunakan saputangan pengemis yang diberikan pada hari sebelumnya, untuk membersihkan muka. Setelah melakukan tugas pagi, ia pergi ke ruang makan untuk melayani sarapan. Ketika nyonya rumah melihat pembantunya, dia sangat terkejut apa yang dilihatnya, ia tidak bisa berbicara. Pembantunya merasa sangat aneh dan bertanya kepada nyonya rumah: Apakah Anda baik-baik saja, nyonya?" Dia menjawab 'Wajah kamu!' Apakah ada sesuatu di wajah saya?" Tanya si pelayan sambil mengusap wajahnya lagi dengan saputangan. Nyonya rumah itu bahkan lebih terkejut dan berteriak, "Sapu tangan apa itu?" Pelayannya kelihatan tidak mengerti. Setelah mendengar teriakan nyonya , orang di rumah datang dari segala penjuru berlari ke dalam ruangan. Semua orang hanya berdiri dan menatap. Pada saat ini pembantu perempuannya menjadi penasaran dan cemas, selanjutnya dia meminjam cermin. Ketika dia melihat ke cermin, ia juga menatap dirinya dengan takjub. Dia melihat wajah seorang wanita cantik, wajah seperti ini ia belum pernah lihat dalam hidupnya.

Nyonya tiba-tiba menyadari bahwa saputangan itu telah mengubah penampilan pembantunya, menjadi cantik. Dia meraih sapu tangan dari pembantunya dan segera menggunakannya untuk mencuci muka. Tapi wajahnya tidak berubah sama sekali tidak peduli seberapa keras ia membersihkan atau mengusap. Dia bertanya kepada pelayannya: "Dari mana kamu mendapatkan saputangan ini?" Pelayan itu mengatakan : Dari pengemis yang datang meminta air, ia memberikannya kepada saya " Nyonya itu iri dan menyesali tindakannya dan berkata,"Seharusnya aku yang memberinya air "Lalu ia memerintahkan pelayannya," Bawalah semua pengemis di kota itu untuk saya, segera.! "

Dia mengundang para pengemis ke rumahnya dan memberi mereka banyak makanan dan minuman. Setelah mereka minum dan makan sampai kenyang, para pengemis sangat puas, sehingga mereka pergi satu per satu. Nyonya rumah ketika melihat mereka pergi satu persatu ia berteriak, Tunggu, jangan pergi, berikan saya saputangan Anda sebelum Anda pergi! " Para pengemis mengabaikan dan terus berjalan. Dia sangat marah, ia meraih pengemis terakhir dan menuntut, "Beri aku saputangan Anda" Si pengemis tidak punya pilihan selain memberikan saputangan yang kotor!. Nyonya rumah segera mengambil saputangan dan menggunakannya untuk mengelap muka. Namun, semakin dia mengelap dan mengusap wajah, wajahnya menjadi semakin hitam.

Kisah ini menggambarkan sebuah fakta penting. Seseorang tidak dapat melakukan perbuatan baik dengan alasan egois dan maksud dibaliknya. Hanya ketika seseorang bertindak secara spontan, tanpa pamrih dengan hati yang murni dan pikiran baik, tanpa mengharapkan balasan, akan mendapat pahala yang tak terhitung. Perbuatan demikian akan menggetarkan langit dan membawa manfaat yang menakjubkan, terhadap orang-orang tanpa pamrih. Pasti. (Erabaru/art)

Grace Mann

http://erabaru.net/kehidupan/41-cermin-kehidupan/13442-saputangan-pengemis

Tidak ada komentar:

Posting Komentar