Kamis, 08 Oktober 2009
Subhash Chandra, Konglomerat India yang Tidak Lulus SMA
Subhash Chandra merupakan salah satu konglomerat India. Dia adalah pendiri salah satu perusahaan kemasan terbesar di dunia, Essel Propack Limited. Chandra yang tak lulus dari bangku sekolah menengah atas itu juga terkenal sebagai Raja Media India karena merupakan pendiri sekaligus pemilik jaringan televisi satelit Zee TV. Majalah Forbes edisi Maret 2009 menempatkan Chandra di urutan 647 orang terkaya dunia dengan kekayaan mencapai 1,1 miliar dollar AS.
Di industri pertelevisian India, nama Subhash Chandra terbilang kondang. Maklum, ia adalah pendiri sekaligus pemilik stasiun televisi satelit swasta pertama India, Zee TV. Zee TV kini merupakan saluran televisi berlangganan terbesar dan paling populer di India, mengalahkan Sony Entertainment Television dan Star Plus.
Saluran Zee TV yang juga memiliki beberapa stasiun televisi lokal dalam beberapa bahasa daerah yang sampai saat ini memiliki 32 juta pelanggan di India. Bahkan, channel Zee TV juga merambah ke negara lain, seperti di Amerika Serikat (AS), Timur Tengah, Eropa, Afrika, Australia, dap Selandia Baru.
Chandra membangun kerajaan media miliknya tidak dalam sekejap. Ia mulai merintis bisnis televisi satelit dan mendirikan Zee TV sejak tahun 1992. Keputusannya terjun ke bisnis televisi kabel rupanya tak salah. Lewat Zee TV inilah bisnis media Chandra terus mengembang.
Penciuman bisnis Chandra yang tajam ini sudah terasah sedari muda. Chandra lahir di Hissar, kota kecil di sebelah utara India, pada 30 November 1950. Dia terlahir dari keluarga pedagang beras ternama di India. Sejak muda, dia memang sudah menaruh minat besar pada dunia bisnis. Bahkan, ia harus terdepak alias drop out dari bangku kelas 12 atau setara kelas 3 sekolah menengah atas (SMA) gara-gara lebih memilih mencari duit ketimbang menghabiskan waktu di bangku sekolah.
Chandra yang saat itu baru berusia 19 tahun, akhimya berketetapan sebagai pebisnis tulen di perdagangan beras. Naluri bisnis Chandra besar-benar terasah sewaktu mengurusi bisnis beras milik keluarganya itu. Dia berhasil mengembangkan bisnis beras tersebut sehingga bisa masuk ke dalam salah satu eksportir beras ternama di India.
Toh, ia tidak puas hanya berdagang beras. Chandra mulai mencoba-coba bisnis lain yang berpeluang mendatangkan untung lebih besar. la pun menjajal peruntungan bisnis minyak sayur. Chandra lantas membangun pabrik minyak sayur. Hanya dalam waktu singkat, minyak sayur buatan pabrik Chandra telah menguasai pasar. Dua tahun berdiri, omzet penjualan pabrik minyak sayur itu mencapai 2,5 juta dollar AS per tahun.
Perlahan bisnis Chandra mulai mengembang. Pada 1981, ia menerjuni bisnis kemasan. Chandra memperoleh ide bisnis kemasan itu setelah mendatangi pameran usaha pengemasan. Tanpa pikir panjang Chandra mendirikan Essel Packaging Limited. Chandra merupakan salah satu pionir bisnis pengepakan barang di India.
Essel Packaging makin menggurita setelah melakukan penggabungan usaha alias merger dengan perusahaan pengepakan asal Swiss bernama Propack AG. Pascamerger tersebut, perusahaan Chandra berganti nama menjadi Essel Propack Limited. Saat ini Essel Propack Limited merupakan salah satu perusahaan pengepakan terbesar di dunia.
Lewat Essel, bisnis Chandra mulai beranak pinak. Tahun 1988, Chandra membuat taman bermain dan taman rekreasi (theme park) terbesar di Asia bernama EsselWorld. Dunia fantasi dengan beragam wahana permainan tersebut berdiri di Mumbai dan menempati lahan seluas 64 hektar. Hebatnya lagi, EsselWorld merupakan taman bermain pertama di Asia yang menerapkan prinsip ramah lingkungan dan memenuhi standar internasional.
Agar pengunjung membanjiri taman hiburan itu, pada 1998 Chandra menambahkan wahana wisata air Water Kingdom di EsselWorld. Untuk mendesain Water Kingdom tersebut, Chandra memakai jasa arsitek asal Perancis, Jean Michel Rouls.
Membangun kerajaan televisi pertama di India
Meski tersohor sebagai tempat hiburan keluarga terbesar di Asia, EsselWorld ternyata tak terlalu banyak memberi keuntungan buat Subhash Chandra. Padahal, jumlah pengunjung EsselWorld rata-rata mencapai 10.000 orang per hari. Chandra memang kurang puas dengan kinerja EsselWorld. Namun, baginya EsselWorld menjadi pelajaran penting tentang bagaimana mengelola bisnis hiburan keluarga.
Pria ini kemudian melirik bisnis baru untuk menopang pertumbuhan bisnisnya. Kali ini penciuman Chandra mengendus bisnis televisi satelit. Chandra melihat ceruk bisnis ini masih sangat besar di India, apalagi waktu itu belum ada pengelola televisi satelit di India. Maka pada tahun 1992, Chandra meluncurkan saluran televisi berbahasa Hindi pertama, bernama Zee Television (Zee TV). Pengoperasian Zee TV ini mengejutkan masyarakat India karena waktu itu hanya bisa menikmati tayangan televisi terbatas dari saluran televisi milik pemerintah.
Saluran televisi satelit India pertama itu mulai tayang pada tanggal 2 Oktober 1992. Chandra menyewa transponder satelit AsiaSat milik Star TV, sebelum konglomerat media Rupert Murdoch mengambil alih Star TV.
Setahun kemudian, Chandra mendirikan perusahaan perfilman atau rumah produksi bernama Zee Telefilms Limited. Rumah produksi ini yang mengisi dan menyajikan konten siaran Zee TV. Ini merupakan bisnis terintegrasi Zee TV sehingga mereka tak perlu mengeluarkan ongkos besar untuk membeli program televisi.
Pada tahun 1995, Chandra memulai kerja sama dengan News Corp, raksasa media milik Murdoch. News Corp inilah yang memasok program Zee News untuk siaran berita, dan Zee Cinema yang menayangkan berbagai program film. Awalnya hubungan Chandra dengan Murdoch berlangsung mesra. Berkat kongsi dengan Star TV dan News Corp, jaringan Zee TV cepat membesar dan populer. Hanya dalam tempo kurang dari tujuh tahun, Zee TV menjadi jaringan televisi kabel paling populer di India. Bahkan, Zee TV kemudian menjadi salah satu jaringan televisi kabel top dunia yang memiliki jaringan di 120 negara dengan lebih dari 200 juta penonton.
Kerja sama Chandra dan Murdoch hanya bertahan lima tahun. Itu terjadi setelah perusahaan media Murdoch, News Corporation, mengambil alih Star TV. Pasca-akuisisi tersebut, Murdoch dan Chandra bersepakat mengakhiri kerja sama bisnis. Banyak analis yang menilai putusnya hubungan kerja sama itu menguntungkan kedua belah pihak. Satu sisi, Murdoch terlepas dari kontrak yang melarang Star TV membuat program yang serupa dengan program yang dimiliki Zee TV. Di sisi lain, Chandra semakin berpeluang untuk membesarkan Zee TV dengan tangan sendiri. Gara-gara pemutusan kerja sama itu Zee TV harus membayar kompensasi kepada Star TV senilai 150 juta dollar AS.
Namun, ada spekulasi lain yang muncul di balik pecahnya kongsi Zee TV dengan Star TV. Konon, hubungan kerja sama itu berakhir lantaran Murdoch terlalu mendikte Chandra bagaimana harus menjalankan bisnisnya.
Toh, Zee TV tidak limbung meski berpisah dengan Star TV. Malah, Chandra semakin tertantang untuk mengembangkan Zee TV. Chandra pun terus membuat gebrakan. Pada tahun 2000, Zee TV menjadi perusahaan televisi kabel pertama di India yang meluncurkan layanan internet melalui jaringan TV kabel.
Tak cuma itu, pada tahun 2003, Zee TV menjadi service provider pertama di India yang menyediakan layanan direct to home (DTH). Dalam waktu singkat Zee TV telah menjadi media besar dan kemudian malah menjadi kompetitor kuat Star TV. (Abdul Wahid Fauzie/Kontan)
Selasa, 1 September 2009 | 13:21 WIB
KOMPAS.com
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/xml/2009/09/01/13214180/subhash.chandra.konglomerat.india.yang.tidak.lulus.sma
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar