Biasanya ahli tasawuf memberikan nasehat-nasehatnya dalam
membersihkan batin dan mensucikan hati dengan beberapa kewaspadaan pada
beberapa hal sebagai berikut.
Latifatul Qalbi, ini erat kaitannya
dengan jantung manusia.
Letaknya di bawah payudara. Dari sini lahir sifat-sifat
kemusyrikan (tahayul dan khufarat). Untuk mensucikannya, kita perlu
memperbanyak dzikrullah lahir dan batin, terutama zikir bil qalb.
Latifatur Ruhi, berkaitan dengan
paru-paru manusia.
Tempat ini merupakan sumber lahirnya sifat nafsu kebinatangan
sehingga menimbulkan sifat-sifat murka, tamak, zalim, dendam. Usaha untuk
mengikis sifat-sifat ini adalah dengan mujahadah secara sungguh-sungguh dan
istiqomah. Syahadat dan kalimah tayyibah perlu diperbanyak.
Latifatus Sirri, merupakan sifat
binatang buas.
Beberapa akibat yang nampak bagi pemiliknya adalah suka
menuruti hawa nafsu yang buruk dan membahayakan diri sendiri. Bentuknya adalah
nafsu syahwat yang berlebih-lebihan, angan-angan negatif, melamun tidak pada
tempatnya, mengkhayal yang sukar untuk dicapai. Usaha untuk mengobatinya adalah
memperbanyak dzikir dengan suara halus dan khusyu’, berusaha menghidupkan rasa
kasih sayang pada orang lain, menyantuni dan melindungi wanita, bergaul dengan
orang yang bertaqwa.
Latifatul khafy, terletak dalam limpa
manusia.
sifat-sifat menyerupai sifat syaiton timbul dari sini yaitu
hasad, iri, tidak jujur, khianat, provokatif, dll. Yang diperlukan untuk
mengobatinya adalah dzikir bil qalb dan menghidupkan sifat sabar dan syukur.
Latifatul Akhfa, terletak dalam
empedu.
Sifat yang terlahir adalah ujub, takabur, bangga diri dan
pamer. Bahayanya sifat ini dapat menghancurkan amal ibadah yang dilakukan.
Untuk menghacurkan sifat ini adalah dengan taqarrub muaqabah (mencermati dan
menghisap diri) serta memperbanyak dzikir asmaul husna yang berkaitan dengan
keagungan dan kebesaran Allah SWT.
Latifatun Nafsun Natifa, pada
kening manusia.
Dari tempat tersebut bersumber nafsu ammaratun bissu’ (emosi
yang berlebihan, murka tak terkendali, tidak ada dama dan kasih sayang).
Mendorong banyak angan-angan, sifat keras dan kasar dalam jiwa pemiliknya.Perlu
memperbanyak membaca asmaul husna yang berhubungan dengan kasih sayang dan
kelembutan Allah SWT.
Latifah Kullul Jasad, yakni
sifat jahil dan lalai, tergesa-gesa.
Perlu memperbanyak istighfar dan do’a yang memohon dilindungi
dari lalai dan malas, menghindar dari fikiran pada keduniawian dan beribadah
sungguh-sungguh.
Wallahu a’lam.
Sumber: Djamaluddin Ahmad Al-Buny. 2002. Menelusuri Taman-taman
Mahabah Shufiyah. Mitra Pustaka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar