Kali ini saya akan mencoba mereview tiga maskapai pengangkut
jamaah umrah ini (Garuda Indonesia – Emirates dan Saudia), alhamdulillah
ketiganya sering saya tumpangi ketika umrah.
Harga
Ketiga
maskapai di atas tergolong sebagai maskapai dengan harga yang tinggi, sekalipun
disini saya tidak dapat memberikan angkanya, namun setidaknya dari beberapa
musim keberangkatan umrah, Garuda Indonesia selalu mematok harga tertinggi,
kemudian diikuti Saudia dan Emirates. Lantas berapa harga yang terpaut?
perbedaan ketiganya tidak terlalu banyak, berkisar antara USD 100 hingga USD
300. Untuk lebih jelasnya bisa menghubungi para pakar ticketing.
Rute
Penerbangan
Sudah
menjadi hal yang lazim, setiap maskapai akan transit di negara asalkan jika
dalam perjalanannya dia melewati negara asal. Maka Emirates yang berasal dari
Uni Emirat Arab akan transit di Dubai sebelum tiba di Jeddah. Sedangkan Garuda
dan Saudia yang memang berasal dari Indonesia dan Arab Saudi tidak akan transit
di negara manapun sampai tiba di negara tujuan. Ini menjadi nilai lebih bagi Saudia
dan Garuda.
Berapa
lama transit?
Sekalipun harus transit, seluruh fasilitas di bandara Dubai
sangat hebat. Mulai voucher makan jika transit lebih dari 4 jam, kereta listrik
untuk berpindah Gate / gerbang terminal hingga mall untuk berbelanja Free Duty.
Dari Bandara pun anda bisa melihat kemegahan gedung tertinggi di dunia, Burj
Khalifa. Pada saat transit, setiap penumpang hanya memerlukan waktu +- 4 jam.
Barang dalam bagasi tidak perlu dipindahkan karena semuanya connecting dari
Jakarta ke Jeddah.
Jika
Garuda hanya memiliki rute penerbangan Jakarta – Jeddah, maka kelebihan lainnya
Saudia dan Emirates memiliki rute tujuan ke bandara Madinah. Rute menuju
Madinah ini sering menjadi pilihan bagi para jamaah umrah yang rute
perjalanannya menuju Madinah sebelum ke Makkah.
Dalam skala
1-10 Garuda mendapatkan nilai 9, Saudia 9,5 dan Emirates 8.
Jenis
Pesawat
Antara
Garuda dan Saudia mengoperasikan jenis pesawat yang sama, untuk pesawat lama
mereka akan memakai Boeing 747, sedangkan maskapai baru menggunakan Boeing 777.
Rata-rata maskapai lama yang dimiliki keduanya belum dilengkapi dengan
fasilitas multimedia yang mencukupi, maka para penumpang pun selama penerbangan
selama 9 jam harus puas dengan radio, tanpa monitor untuk menonton hiburan
lain. Sedangkan untuk pesawat Boeing 777, pesawat telah dilengkapi dengan layar
monitor dan berbagai video di dalamnya.
Lantas
bagaimana dengan Emirates? Pesawat Emirates dari Jakarta menuju Dubai akan
menggunakan Boeing 777 dan kemudian melanjutkan perjalanan menuju Jeddah dengan
Airbus A380 atau Boeing 777. Bagaimana dengan fasilitas di dalamnya? semuanya
sangat lengkap dan keren laah.
Dalam skala
1-10 Garuda mendapatkan nilai 8, Saudia 8, dan Emirates 9,5.
Fasilitas
Ibadah
Saudia
memiliki catatan baik dalam hal fasilitas ibadah, fasilitas apakah itu?
Pertama,
Saudia meluangkan sekitar 12 kursinya di bagian belakang untuk memberikan
kesempatan penumpang menjalankan shalat dengan cara berdiri seperti biasa,
sedangkan Emirates dan Garuda tidak memilikinya.
Kedua,
sensor konten multimedia yang diterapkan Saudia lebih ketat dibanding Garuda
dan Emirates, selain itu juga konten taushiyah dan bacaan Al-Quran lebih
komplit.
Ketiga,
disediakan tombol air untuk cebok di WC sehingga para penumpang yang membuang
hajat tidak harus cebok menggunakan tisu karena maskapai telah menyediakan
cadangan air yang lebih untuk membersihkannya.
Setidaknya ketiga hal ini menjadi nilai lebih bagi Saudia.
Dalam skala
1-10 Garuda mendapatkan nilai 7, Saudia 9,5 dan Emirates 7
Fasilitas
Umum
Kelebihan
bagi Garuda adalah seluruh awak kabin yang dapat berbahasa indonesia dan menu
makanannya pun sangat bersahabat.
Namun entah kenapa, kesan saya beberapa kali
menggunakan maskapai Garuda selalu saja para awak kabin terlihat begitu angkuh
dan terasa berat untuk tersenyum dengan para jamaah umrah.
Saya
memperkirakan, karena para awak kabin yang cantik jelita itu mengerti
bahwa para jamaah berasal dari desa dan kasta mereka sejatinya lebih rendah
dari para awak kabin.
Sedangkan
Saudia, sekalipun beberapa awak kabinnya juga berasal dari Indonesia dan cukup
ramah, namun beberapa petunjuk yang tersedia di kursi atau di dalam toilet
berbahasa Inggris dan Arab tanpa adanya terjemahan dalam bahasa Indonesia.
Maka
jangan heran jika dalam toilet sering kali terdapat tisu yang tertempel pada
cermin dengan tulisan tangan berbahasa indonesia berisi himbauan, saya kira ini
adalah ulah dari awak kabin. Sekalipun membantu, namun kesannya menjadi kumuh
dan kurang menghormati penumpang.
Adapun
Emirates, sekalipun 90% awak kabin berdarah timur tengah atau justru cina /
eropa, namun sangat terkesan ramah, senyumnya manis dan parasnya cantik.
Para pramugari pun kerap berkeliling ke kursi penumpang
untuk memberi boneka pada penumpang kecil dan memberi foto dengan kamera
polaroid / instax. lebih dari itu interior pesawat pun terkesan lebih lux.
Toilet dengan corak kayu, sehingga terkesan natural hingga layar monitor yang
lebih lebar.
Bagi
pengguna Emirates, penumpang pun tetap bisa mengakses internet melalui wifi dalam
pesawat (by credit card), menelepon ke penumpang di kursi lain (free) atau juga
menelepon ke rumah (by credit card).
Dalam skala
1-10 Garuda mendapatkan nilai 8, Saudia 8,5 dan Emirates 9,5.
http://hilmanmuchsin.blogspot.com/2015/01/umrah-antara-maskapai-garuda-emirates.html
kabin
garuda
kabin
saudia airlines
kabin
emirates airlines
Assalamualaikum salam kenal
BalasHapusSaya juga puas alhamdulilah nyaman naik Saudi Airlines untuk umroh, pengalamnya saya ceritakan disini
https://ceritanggita.blogspot.co.id/2017/08/review-saudi-airlines-jakarta-madina.html