Rabu, 10 Februari 2010
Akal, dunia dan akhirat
Dunia ini adalah alam yang fana dan bohong belaka. Keindahan alam dunia Allah Swt ciptakan adalah agar manusia mengenal kepada Allah Swt. Itulah maksud Allah Swt. menciptakan akal. Adanya langit, matahari, bintang, bulan, lautan, gunung-gunung adalah agar manusia paham siapa yang menciptakannya. Agar akal manusia paham bahwa dibalik semua itu ada yang menciptakan dan yang mengaturnya. Maka nanti ketika kita mati maka akal kita akan ditanya untuk apa digunakan selama hidup di dunia. Tanggung jawab akal kita yang pertama harus kita tunaikan adalah bagaimana akal kita ini mengenal dan memahami Allah Swt.
"Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana dia diciptakan, dan langit, bagaimana ia ditinggikan?, Dan gunung-gunung bagaimana ia ditegakkan?, Dan bumi bagaimana ia dihamparkan?" (Al Ghaasyiyah 17-20)
Akal adalah karunia yang Allah Swt berikan kepada manusia, yang menjadikan manusia berbeda dengan makhluk Allah Swt yang lain. Ketinggian derajat manusia dibandingkan dengan mahkluk yang lain adalah karena manusia memiliki akal. Namun Allah Swt menghendaki agar akal kita digunakan untuk memikirkan tentang keberadaan dan keEsaan Allah Swt. Jika akal manusia digunakan untuk memikirkan keberadaan dan keEsaan Allah maka manusia akan mengenal Allah Swt. Dan akal manusia akan menjadi bernilai di sisi Allah Swt.. Padahal akal manusia yang Allah ta’ala ciptakan memiliki kapasitas dan kemampuan berpikir yang luar biasa.
Di dalam otak manusia dimana manusia menggunakan akalnya terdiri dari 200 Milyar sel otak, Mampu menampung 100 Milyar bite informasi (bandingkan dengan hardisk komputer kita), Kecepatan berpikir hingga 300 mil/jam, Konfigurasi 100 trilyun hubungan yang mungkin, Kapasitas 4.000 pikiran dalam 24 jam.
Allah Swt telah menciptakan suatu komponen yang tak terbayangkan di dalam tubuh kita yaitu akal. Dengan kemampuan akal manusia tersebut maka manusia sebenarnya mampu untuk menggunakan akalnya untuk menyimpan jutaan informasi tentang keberadaan dan kebesaran Allah Swt. Akan tetapi saat ini kita sekarang masih menggunakan sebagian kecil akal kita hanya untuk mendalami dan mempelajari tentang keduniawian. Bahkan sebagian orang telah mengotori akal dan pikirannya untuk memikirkan bagaimana bermaksiat kepada Allah Swt.
Kita sering melihat langit, matahari, bintang, gunung-gunung, petir dan ciptaan-ciptaan Allah yang lain, tapi akal kita senantiasa jarang menghubungkan bahwa dibalik itu semua ada sesuatu yang Maha Dahsyat yang menciptakannya. Ketika kita melihat laut tidak terpikir dalam akal kita betapa Allah Swt luar biasa sekali menciptakannya dan mensuplai air yang tak pernah habis sejak jaman dulu kala. Ketika kita melihat indahnya warna bunga-bunga kita hanya sanggup mengaguminya tanpa berpikir betapa indahnya Allah ta’ala menciptakan warna-warna pada bunga. Ketika kita melihat api yang panas kita terlalu sering lupa bahwa yang menciptakan sifat panas pada api adalah Allah Swt. Ketika kita melihat petir maka tidak timbul rasa takut dalam diri kita betapa Allah ta’ala menciptakan petir untuk bertasbih memujiNya. Sekarang ini kebanyakan kita menggunakan akal adalah untuk memenuhi kebutuhan nafsu dan syahwatnya.
Padahal maksud lain Allah ta’ala menciptakan akal juga adalah untuk manusia berpikir bahwa di dunia ini semuanya serba terbatas. Ada kehidupan dan kematian, ada awal dan akhir. Akan tetapi kebanyakan kita sering melupakan hal tersebut. Kebanyakan kita selalu berangan-angan panjang tentang dunia dan selalu memikirkan kesejahteraan hidup di dunia akan tetapi melupakan akhirat. Manusia terlalu sering sibuk dan disibukkan dengan hal-hal yang bersifat dunia. Dibalik kehidupan dunia yang fana ini sebenarnya telah menghadang suatu alam ghaib yang bernama kubur dan akhirat. "Semua yang bernyawa pasti mengalami kematian". Dan jika nanti kita mati maka kita akan terheran-heran melihat keberadaan alam akhirat yang sungguh-sungguh berbeda dengan alam dunia baik dari sisi dimensinya maupun waktunya. Rasulullah saw. adalah manusia satu-satunya yang pernah diperlihatkan tentang alam akhirat. Beliau mengabarkan bahwa batu neraka yang paling kecil adalah sebesar seluruh gunung yang ada di muka bumi ini. Beliau juga mengabarkan bahwa alam akhirat panjang waktunya adalah 1 hari akhirat sama dengan 1000 tahun dunia untuk orang yang beriman dan 50.000 tahun dunia untuk orang yang mengingkarinya. Dan alam akhirat adalah abadi. Tidak ada batasan waktu mengenai alam akhirat. Dikatakan oleh alim ulama bahwa perbandingan besarnya alam dunia dengan alam akhirat ini adalah seperti alam kandungan dengan dunia ini. Jika alam dunia ibarat kandungan seorang wanita maka alam akhirat seperti alam dunia ini. Begitulah perbandingannya. Namun ini mungkin saja hanya sekedar gambaran supaya manusia mudah memahami besaran dan panjangnya waktu alam akhirat.
Sesungguhnya alam akhirat tidak pernah terbayangkan besar dan lamanya oleh akal manusia. Maka maksud sebenarnya Allah menciptakan dunia adalah sebagai tempat persinggahan agar manusia banyak-banyak mempersiapkan bekal untuk alam akhirat.
Sayang sekali potensi akal manusia yang begitu luar biasa tidak dipergunakan untuk memikirkan keberadaan alam akhirat.
Dunia ini adalah ibarat sebuah lubang kecil yang menghubungkan antara alam ruh dengan alam akhirat. Alam dunia diapit oleh dua alam yang memiliki dimensi yang besar sekali yaitu alam ruh dan alam akhirat. Alam ruh adalah alam dimana kita pernah tinggal dan berjanji dan mengakui bahwa Allah swt adalah tuhan semesta alam. Ketika kita dihadirkan oleh Allah Swt. ke alam dunia, maka kebanyakan manusia lupa akan janjinya. Dunia adalah tempat persinggahan sementara yang sangat singkat waktunya. Dahulu Rasulullah Saw sering menasehatkan kepada para sahabatnya agar para sahabat senantiasa takut dan menangis akan kedahsyatan alam akhirat. Sehingga ketika Rasulullah menceritakan kedahsyatan alam akhirat para sahabat seperti benar-benar melihat alam akhirat dan kebanyakan mereka berjatuhan pingsan mendengarnya. Para sahabat senantiasa takut akan alam akhirat, sehingga mereka giat dan berlomba-lomba untuk berbuat amal shaleh agar mereka dapat selamat dari azab alam akhirat. Sholat mereka senantiasa membawa rasa takut dan cemas yang luar biasa. Sehingga tak jarang para sahabat dalam sholatnya dijumpai menangis menggigil karena takut akan Allah Swt dan alam akhirat. Sebaliknya kita sholat menangis karena takut akan miskin di dunia.
"Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya) dan kepada Tuhan-lah mereka bertawakal".
(AL ANFAAL (Rampasan perang) ayat 2)
http://hanafishahdan.blogsome.com/2007/05/24/akal/
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar