Minggu, 07 Februari 2010

Dan Syetan pun Takut Kepada Tuhan


Selain nilai takwa yang ingin kita raih di bulan Ramadhan, maka kita juga ingin memiliki kemampuan lebih baik menghadapi berbagai godaan dan rayuan syetan yang tiada henti ia hembuskan ke dalam hati-hati kita sebagai orang yang beriman. Di antara kita ada yang mampu menghadapi berbagai godaan tersebut dan mengalahkannya, namun tidak sedikit yang akhirnya jatuh terperangkap tanpa daya di hadapan beragam rayuan maut yang ia ditiupkan. Dan kebersamaan kita dengan Ramadhan adalah sarana sangat penting untuk memperkuat perisai iman yang kita miliki agar Allah swt. Senantiasa melindungi kita dari bujuk rayu musuh abadi itu.

Begitu sangat kuatnya keinginan syetan menjerumuskan manusia ke dalam neraka jahannam agar kelak bersamanya di sana, membuatnya memiliki kecerdasan dan tipu daya luar biasa yang dapat ia gunakan agar rencana yang telah dipancangkannya sejak permusuhan abadi dengan Adam bermula, “Dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya,” (QS. 15: 39) meraih sukses. Keinginan kuat syetan tersebut dinyatakan sacara tegas dengan kata, “…pasti..”, dan ‘mereka semuanya’, hingga membuat kita harus selalu waspada dan hati-hati semoga tidak termasuk dalam kelompok ‘mereka semuanya’ itu.

Keinginan kuat syetan kemudian dibuktikan dengan keahliannya memperdaya manusia, khususnya yang tidak memiliki perisai kuat yang dapat melindunginya dari serangan syetan. Salah satu cara yang paling sering ia lakukan adalah, bagaimana agar manusia memandang indah kemaksiatan yang ada di bumi ini. Saat ia berkata, “Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka (manusia) memandang baik (kemaksiatan) di muka bumi.” (QS. 15: 39), dan kita pun akhirnya tertipu dengan sangat mudahnya saat memandang berbagai kemaksiatan dan dosa menjadi tampak baik dan indah pada pandangan mata kita. Ketika kita sudah memandang indah kemaksiatan dan dosa, maka syetan mungkin tidak perlu lagi bersusah payah melontarkan godaan dan rayuannya, karena pada saat itu kita telah menjadi kawan akrabnya. Wal ‘iyadzu billah!

Salah satu sukses syetan yang diabadikan dalam al-Qur’an adalah keberhasilannya memprovokasi tokoh-tokoh kafir Quraisy agar segera bersatu menghabisi Muhammad dan Kaum Muslimin dalam perang Badr yang terjadi pada bulan Ramadhan tahun ke 2 Hijrah. Syetan yang ketika itu menyamar sebagai salah satu tokoh kepala suku menyatakan kesediannya membantu kafir Quraisy hingga kemenangan mereka raih. Namun apa yang terjadi kemudian, “Dan ketika syetan menjadikan mereka memandang baik pekerjaan mereka dan mengatakan, “Tidak ada seorang pun yang dapat menang atas kalian pada hari ini, dan sesungguhnya saya adalah pelindungmu”. Maka takkala kedua pasukan telah saling berhadap-hadapan, syetan itu balik ke belakang seraya berkata, “Sesungguhnya saya berlepas diri daripada kalian; sesungguhnya saya dapat melihat apa yang tidak dapat kalian lihat; sungguh saya takut kepada Allah, dan Allah sangat keras siksanya.” (QS. 8: 48)

Jadi jelas bahwa syetan berhasil menjerumuskan manusia karena kemampuannya menjadikan baik dan indah pekerjaan buruk berlumur dosa yang dilakukan manusia. Dan ketika manusia terperangkap dalam kubangan dosa, syetan malah berlepas diri dan enggan bertanggung jawab, bahkan ia sendiri menyatakan rasa takutnya kepada Allah Ta’ala. Begitulah karakter dan sifat syetan yang sebenarnya; menjadikan kita sebagai sasaran tembak untuk ia jadikan kawan yang menemaninya kelak di dalam neraka. Wal ‘iyadzu billah!

Maka menjadikan ibadah shalat, puasa Ramadhan dan ibadah lainnya sebagai sumber kekuatan iman menjadi mutlak dibutuhkan untuk menghadapi tipu daya syetan. Karena itu, bila kita menelaah kembali tujuan dari seluruh ibadah yang kita lakukan bermuara pada satu titik; menjadikan kita sebagai Muslim yang takwa dan terhindar dari perbuatan keji dan mungkar. Maka esensi puasa sesungguhnya ketika kita mampu mempuasakan lisan, telinga, mata, bahkan hati dari perbuatan keji. Sebagaimana shalat yang ditunaikan seharusnya membuat kita mampu menjauhkan diri dari perbuatan mungkar, dan zikir kita pun sanggup menenteramkan jiwa dan membersihkannya dari penyakit-penyakit hati.

Ya Allah, lindungi kami dari godaan syetan yang terkutuk!

http://filsafat.kompasiana.com/2009/09/10/dan-syetan-pun-takut-kepada-tuhan/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar