Kamis, 18 Februari 2010

Hubungan Kesehatan dengan Makanan


Agama memerintahkan makan makanan yang halal dan baik. Perbedaan antara bahan-bahan makanan yang halal dan haram didasarkan pada prinsip-prinsip kebersihan. Pemakaian makanan yang haram dan susah dicerna sering membahayakan kesehatan.


Minuman keras merupakan jenis minuman yang susah dicerna sehingga tidak hanya membahayakan kesehatan badan, dan dalam banyak kasus merupakan.bibit bagi tindakan-tindakan kejahatan seperti pencurian, perampokan, pembunuhan, pemerkosaan dan tindakan kekerasan lainnya.

Kesederhanaan sejati mengajarkan kita supaya menjauhkan sama sekali segala hal yang membahayakan bagi jiwa dan raga kita. Kesederhanaan sejati juga mengajarkan kepada kita agar dengan bijaksana mengkonsumsi makanan dan minuman yang menyehatkan. Hanya sedikit orang yang menyadari betapa kebiasaan mereka dalam hal makan berakibat pada kesehatan mereka, tabiat/sifat mereka, manfaat diri mereka di dunia ini dan nasib mereka di akhirat. Tubuh harus menghamba kepada pikiran. Bukan pikiran yang menjadi hamba bagi tubuh.

Berjangkitnya flu burung misalnya, tidak lepas dari perilaku kita dalam industri unggas. Industri peternakan modern sebenarnya telah menentang alam, sekaligus menentang hukum Allah. "Kanibalisme" dalam industri pakan ternak yang antara lain mengakibatkan degradasi genetic, sekaligus ikut berperan memciu terciptanya virus Avian Influence (AV) subtype baru atau virus burung.

Pola makan dan jenis makanan yang dikonsumsi berresiko memicu penyakit. Akibatnya adalah menurunnya tingkat kesehatan masyarakat. Padahal dari makanan inilah kita berharap tubuh kita sehat dan kuat sehingga dapat bekerja dan beribadah dengan baik.

Makanan dan minuman yang jelas kehalalannya saja belum tentu menyehatkan, apalagi makanan dan minuman yang diharamkan Allah. Sudah pasti di dalam larangan ini, Allah menghendaki agar manusia mampu mengendalikan diri dari mengkonsumsi makanan dan minuman yang haram serta tidak menyehatkan. Allah SWT berfirman :
Artinya : "Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu."
"Sesungguhnya syaitan itu hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan keji, dan mengatakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui."

Dengan memahami firman Allah ini, kita menyadari bahwa masyarakat Islam seharusnya memiliki pola konsumsi yang menyehatkan.

Secara rohani, memakan makanan yang halal, berarti mendidik diri kita mengendalikan diri dan menghindari hal-hal buruk yang merugikan diri sendiri dan orang lain. Ini berarti hati kita akan sehat.

Adapun secara fisik, memakan makanan yang baik, berarti mendidik kita agar memakan makanan yang bergizi yang bermanfaat bagi tubuh. Sehingga makanan yang halal dan baik, akan menyehatkan mental dan tubuh kita. Dengan kesehatan mental dan tubuh ini, sebagai manusia kita akan dapat berpikir, merasakan dan bekerja dengan sungguh-sungguh sehingga tidak merugikan diri sendiri dan orang lain atau berbuat aniaya. Allah SWT berfirman dalam surat Al A'raf, ayat 160 yang artinya :
"Makanlah yang baik-baik dari apa yang telah Kami rezkikan kepadamu". Mereka tidak menganiaya Kami, tetapi merekalah yang selalu menganiaya dirinya sendiri ".
Rasulullah SAW bersabda :

"Sesungguhnya Allah telah mewajibakan segala yang wajib, karena itu janganlah kamu menyia-nyiakannya. Dan Allah membuat batasan-batasannya, maka janganlah kamu melampaui batasanya. Dan Allah telah mengharamkan beberapa hal, maka janganlah kamu mengabaikannya, dan Allah mendiamkan (membolehkan) beberapa hal dikarenakan kasih sayang kepadamu bukan karena lupa, maka janganlah kamu mencari-cari)nya. " (HR. Daruquthni).

Halal dan haram sesungguhnya merupakan syari'at yang tegak diatas landasan terwujudnya kebaikan bagi seluruh ummat manusia. Dengan aturan-aturan, Allah hendak menghilangkan kesulitan dan memudahkan hidup manusia. Aturan ini tegak di atas prinsip memusnahkan kerusakan dan mewujudkan kemaslahatan; kemaslahatan baik fisik, ruhani maupun akal pikirannya. Juga kemaslahatan bagi seluruh masyarakat dimanapun ia berada; yang kaya, miskin, laki-laki, perempuan, penguasa, rakyat jelata

Segala sesuatu yang diharamkan oleh Allah pasti berakibat buruk, hanya mungkin waktunya saja yang kita tidak tahu kapan akibat buruk itu terjadi.
Oleh karenanya apabila kita mengkonsumsi makanan yang halal dan baik, pasti kita akan mendapatkan kebaikan di dunia dan akhirat. Allah SWT berfirman dalam surat Al A'raf, ayat 156-7.

"Dan tetapkanlah untuk kami kebajikan di dunia ini dan di akhirat; sesungguhnya kami kembali (bertaubat) kepada Engkau. Allah berfirman: "Siksa-Ku akan Kutimpakan kepada siapa yang Aku kehendaki dan rahmat-Ku meliputi segala sesuatu. Maka akan Aku tetapkan rahmat-Ku untuk orang-orang yang bertakwa, yang menunaikan zakat dan orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami".

"(Yaitu) orang-orang yang mengikut Rasul, Nabi yang ummi yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka, yang menyuruh mereka mengerjakan yang ma`ruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk ."

Marilah kita berusaha mengendalikan diri dari segala sesuatu yang diharamkan Allah. Sebab segala sesuatu yang dilarang Allah pada waktunya, pasti menghancurkan hidup kita dan masyarakat kita. Dan sesungguhnya kita semua mengharapkan kebaikan di dunia dan akhirat. Ketundukan manusia terhadap hawa nafsu tidak akan memiliki arti kebaikan dunia, sebaliknya tunduk kepada Allah, akan mendapatkan kebaikan dunia dan akhirat.

"Andaikata kebenaran itu menuruti hawa nafsu mereka, pasti binasalah langit dan bumi ini, dan semua yang ada di dalamnya. Sebenarnya Kami telah mendatangkan kepada mereka kebanggaan mereka tetapi mereka berpaling dari kebanggaan itu". (Q.S. Almukminun:71)

http://menujucahayaterang.blogspot.com/search/label/Kesehatan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar