Hijrah merupakan sunatullah bagi mereka yg menginginkan PERUBAHAN
agar hidup lebih baik. Jika kita menelusuri sejarah perjalanan ummat manusia
maka kita akan dapat melihat bhw hijrah merupakan untaian sejarah yg diperlukan
bagi perkembangan hidup manusia.
Dan dlm rangka utk MENCAPAI kemajuan, kita harus merencanakan HIJRAH utk PERUBAHAN, dan perubahan itu harus datang dan dimulai dari diri
sendiri. Perubahan sejatinya tidak dapat dipaksakan dari luar, tetapi merupakan
REVOLUSI kesadaran yg lahir dari
dalam. Itu sebabnya, kpd orang yg bertanya soal hijrah dan jihad, Nabi
berpesan. Kata beliau, “Ibda’ bi nafsik, faghzuha” (mulailah dari dirimu sendiri, lalu
berperanglah). (HR. al-Thayalisi dari Abdullah Ibn `Umar).
Perubahan itu dimulai dari perubahan “CARA PANDANG” atau perubahan
“PARADIGMA PIKIR” (mindset). Kita tak mungkin mengubah hidup kita, jika kita
tak mampu mengubah paradigma pikiran kita. Karena itu, kita disuruh mengubah “PIKIRAN KITA” agar kita dapat mengubah
HIDUP KITA. Selanjutnya, perubahan
paradigma harus disertai dgn perubahan dalam penguasaan ILMU dan KETERAMPILAN.
Perubahan yg satu ini memerlukan pembelajaran dan pembiasaan (learning habits) yg
perlu terus diasah.
Akhirnya, perubahan diri itu, menurut Imam al-Ghazali, membutuhkan tindakan NYATA (al-Af`al). Ilmu hanya menjadi kekuatan jika ia benar-benar dikelola menjadi program dan tindakan nyata yg mendatangkan kebaikan bagi orang lain. Pada tahap ini, tindakan menjadi faktor pamungkas, dan menjadi satu-satunya kekuatan yg bisa mengubah cita2 (harapan) menjadi realita (kenyataan).
Akhirnya, perubahan diri itu, menurut Imam al-Ghazali, membutuhkan tindakan NYATA (al-Af`al). Ilmu hanya menjadi kekuatan jika ia benar-benar dikelola menjadi program dan tindakan nyata yg mendatangkan kebaikan bagi orang lain. Pada tahap ini, tindakan menjadi faktor pamungkas, dan menjadi satu-satunya kekuatan yg bisa mengubah cita2 (harapan) menjadi realita (kenyataan).
Perubahan pada hakekatnya adalah ketetapan Allah (sunnatullah) yg
berlangsung konstan (ajek), tidak pernah berubah, serta tidak bisa dilawan,
sebagai bukti dari wujud dan kuasa-Nya
(QS. Ali Imran [3]: 190-191).
(QS. Ali Imran [3]: 190-191).
Namun,
perubahan yg dikehendaki, yaitu perubahan menuju kemajuan, tidak datang dari
langit (given) atau datang secara cuma-cuma (taken for granted). Hal ini,
karena Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum, kecuali kaum itu sendiri
mengubah diri mereka sendiri (QS.
Al-Ra`d [13]: 11).
“Siapa yg berpindah pd jalan Allah, niscaya akan diperolehnya di
bumi ini (tempat ia pindah) rezeki yg banyak (dan ketentraman). Siapa yg keluar
rumahnya untuk hijrah kpd Allah dan Rasul-Nya, kemudian ia meninggal (di tengah
jalan), maka sesungguhnya pahalanya sudah dijamin Allah. Dan adalah Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS An-Nisaa’ [4]:100)..
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar