kau kirim kan kembali
sembahanku untukmu
bunga mawar yang kini
telah layu
sembahanku untukmu
bunga mawar yang kini
telah layu
Bila kita perhatikan bait lagu di atas, pasti terkesan lagu cengeng yang dinyanyikan oleh penyanyi melankolis. Namun, siapa sangka lagu tersebut dinyanyikan oleh sebuah grup musik cadas Indonesia legendaris yang telah berusia seperempat abad, yaitu God Bless.
Lagu tersebut berjudul Persembahanku yang dinyanyikan pada saat mereka tampil dalam film Ambisi, yang meraih piala Citra FFI 1974 sebagai film komedi terbaik. Film yang disutradarai oleh Nya Abbas Akup pada 1973 dengan pemain utama Bing Slamet dan Benyamin S, selain menampilkan God Bless, juga tampil grup Koes Plus dan Bimbo yang masing-masing membawakan 2 lagu.
Untuk lagu berikutnya dalam film tersebut, God Bless membawakan lagu berbahasa Inggris berjudul Take A Free Ride. Saat itu God Bles dengan formasi pertamanya (Achmad Albar/vokal, Ludwig Lemans/gitar, Donny Fatah/bass, Deddy Dores/keyboard, dan Fuad Hasan/drum) belum mengeluarkan album.
Kisah God Bless memang banyak sisi menariknya. Diawali dari karier seorang pemuda berambut kribo, Achmad Albar. Setelah lulus sekolah lanjutan tingkat atas di tahun 1965, Albar merantau ke Negeri Kincir Angin Belanda. Di sana ia belajar gitar klasik pada sekolah musik di Bergen OP Zoon.
Di luar kegiatan sekolah, ia sempat membentuk grup band bernama Take Fiveyang kerap main di pub dan mengikuti festival sekolah. Setelah grup tersebut bubar, Albar kemudian membentuk Clover Leafdengan formasi Achmad Albar/vokal, Ludwig Lemans/gitar, Marcel Lahaye/organ, Jack Verbught/bass, dan Adrie Voorheijen/drum, yang sering mengadakan tur ke negara yang berbatasan dengan Belanda yaitu Belgia, Jerman, dan Luxemburg. Dari grup inilah, Albar berhasil mengeluarkan sebuah album dengan label Polydoor yang diedarkan di Belanda. Juga menelorkan beberapa single berlirik bahasa Inggris sepertiTell The World, Don't Spoil My Day, Come Home, dan Grey Coulds yang sempat memasuki tangga lagu populer di sana.
Selama kurang lebih 8 tahun merantau di negeri orang, Albar pun tak kuasa untuk kembali ke tanah kelahirannya. Pada Desember 1972, Albar pulang ke Indonesia bersama gitaris Ludwig Lemans temannya di Clover Leaf. Keinginan untuk membentuk grup pun terwujud. Di Jakarta mereka berdua bertemu dengan Donny Fattah (bass) dan Fuad Hasan (drum). Sebelumnya Donny dan Fuad telah membentuk grup Crazy Wheels di awal 1970. Lalu masuklah Deddy Dores (keyboard). Inilah cikal bakal terbentuknya God Bless. Nama God Bless didapat Fuad dari kata-kata yang tertera di kartu ucapan Natal.
Setelah membentuk grup, mulailah God Bless mengikuti berbagai macam pertunjukan. Penampilan perdana God Bless cukup menggebrak ketika mereka tampil di Teater Terbuka Taman Ismail Marzuki pada 5-6 Mei 1973 dengan membawakan lagu berirama rock, blues, dan soul.
Di pertunjukan inilah God Bless mulai dikenal dan mendapat sambutan yang hangat dari publik. Saat penampilan mereka di TIM, posisi Deddy digantikan Jockie Suryoprayogo, yang akhirnya banyak memberikan kontribusi dalam hal penataan musik di grup ini.
Penampilan selanjutnya ditahun yang sama, mengikuti ajang pesta musik di alam terbuka yang dinamai Semarak Suasana Kemerdekaan yang ke 28pada 18 Agustus atau lebih dikenal dengan Summer 28, di bilangan Ragunan (sekarang tempat Intercine Studio). Dua tahun kemudian tepatnya pada 15-16 November 1975, God Bless membuka pertunjukan penyanyi rock Suzi Quatro yang berasal dari Inggris, di Balai Sidang Senayan.
Dan yang membuat nama God Bless semakin berkibar, ketika mereka tampil di pertunjukan supergrup dari Inggris, Deep Purple, di Stadion Utama Senayan yang berlangsung tanggal 4-5 Desember 1975. Rencananya God Bless menjadi band pembuka pertunjukan yang disponsori majalahAktuil tersebut. Namun baru hari kedua God Bless dapat tampil. Saat itu, God Bless masih memainkan lagu-lagu luar seperti King Crimson, ELP, Kansas, maupun James Gang.
Setelah lama malang melintang di panggung-panggung pertunjukan, akhirnya pada Juni 1976 keluarlah album pertama bertitel God Bless yang direkam di studio Tri Angkasa Jakarta dan diproduksi oleh PT Pramaqua. Saat itu formasi God Bless adalah Albar, Donny, Ian, Teddy, dan Jockie yang merupakan formasi tersolid dan terawet. Tercatat di album pertama ini ada delapan lagu : Huma di Atas Bukit, Rock di Udara, Sesat, Gadis Binal, Setan Tertawa, Eleanor Rigby, Friday on My Mind, dan She Passed Away. Warna musik progresif sangat kental dalam album ini dan pengaruh musik Genesis pun sangat dominan.
Album kedua yang berjudul Cermin diluncurkan pada 1980 dan diproduksi oleh Jakarta Center/JC Record. Posisi Jockie digantikan oleh Abadi Soesman. Pengaruh art-rock dari Abadi mempengaruhi album kedua ini. Ada sembilan lagu:Selamat Pagi Indonesia, Cermin, Musisi, Balada Sejuta Wajah, Sodom Gomorah, Anak Adam, Insan Sesat, Ingat, dan Tuan Tanah. Dalam penggarapan album ini mereka latihan serius di daerah Gadog, Puncak.
Sekembalinya Donny dari Amerika (1982-1985), God Bless mulai masuk studio untuk menggarap album yang ketiga berjudul Semut Hitam. Dirilis pada 1988 dan diproduksi oleh Billboard. God Bless mencapai puncak kesuksesan dalam penjualan album ini yang terjual sebanyak 600 ribu kopi dalam waktu 2 minggu. Lagu-lagunya pun menjadi hits seperti, Kehidupan, Semut Hitam, dan Rumah Kita.
Setahun kemudian dirilis album keempat dengan judul Raksasa diproduksi atas kerja sama Log Zhelebour Production dan PT Indo Semar Sakti/Logiss Records. Posisi Ian digantikan oleh Eet Syahranie, gitaris yang pernah bergabung di grup Superdigi dan Cynomadeus. Permainan Eet ke arah musik speed metal sangat mempengaruhi album keempat ini.
Tahun 1990 God Bless merilis ulang lagu-lagu lama mereka, yaitu Huma di Atas Bukit, She Passed Away, Sesat, Setan Tertawa yang diambil dari album God Bless dan dari album Cermin, yaitu Musisi. Ditambah beberapa lagu dari album Semut Hitam dan Raksasa. Album kelima dan terbaik dari perjalanan karier God Bless ini bertajuk The Story of God Bless.
Kesibukan para personel membuat God Bless vakum mengeluarkan album selama enam tahun. Akhirnya pada 1997 dirilis album keenam berjudul Apa Kabar?diproduksi atas kerja sama Log Zhelebour Production dan PT Atlantic Tara/Logat Records. Album ini merupakan album reuni, karena Ian bergabung kembali dan formasi God Bless semakin diperkuat oleh dua gitaris yang masing-masing mempunyai warna tersendiri.
Proses pengerjaan album ini dilakukan di sebuah vila daerah Puncak, Jawa Barat, selama dua bulan dengan mendatangkan peralatan rekaman dan alat-alat musik. Dengan diluncurkannya album keenam ini, digelarlah rangkaian pertunjukan God Bless bertajuk "Tour Kembali 97" pada November-Desember 1997 di 5 kota yaitu Surabaya, Yogyakarta, Malang, Bandung, dan Jakarta.
Selama 34 tahun perjalanan God Bless berkiprah di pentas musik, mereka tidak banyak mengeluarkan album. Hanya 6 album dan ditambah dengan 2single, jadi rata-rata diperlukan waktu lebih dari 5 tahun untuk menghasilkan 1 album. Bila dibandingkan dengan grup Slank, Jamrud, atau Dewa yang rata-rata menghasilkan satu album dalam satu tahun.
Seperti terkesan 'pelit' God Bless mengeluarkan album. Albar beralasan ''Awalnya God Bless dibentuk sebagai band panggung bukan rekaman.'' Perlu diakui juga mungkin God Bless sangat selektif dan perfeksionis dalam membuat album. Selama kurun waktu tersebut, God Bless telah memasuki formasi ke-18 dengan personel Achmad Albar, Ian Antono, Donny Fattah, Abadi Soesman, dan Gilang Ramadhan yang pada 12 Februari 2006 menjadi band pembuka pertunjukan grup legendaris Uriah Heep di Jakarta Convention Center.
Di tengah gelombang musik Indonesia saat ini yang kian ramai dengan munculnya grup-grup baru dengan berbagai kekurangan dan kelebihannya, God Bless adalah Raksasa Tua yang masih mencoba bertahan dengan sisa-sisa kejayaannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar