“ Hai Daud, sesungguhnya Kami menjadikan kamu
khalifah (penguasa) di muka bumi, maka berilah keputusan (perkara) di antara
manusia dgn adil dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan
kamu dari jalan Allah.” (QS Shaad [38]: 26).
Firman Allah SWT tsb menjelaskan bhw hawa nafsu bukan esensi yg tercela. Ia telah hadir dan bersemayam pada diri setiap insan. Namun, akan menjadi tercela jika hawa nafsu tsb cenderung diperturutkan TANPA KENDALI.. Tanpa sadar, kita pun akhirnya melupakan perintah kebaikan dan melupakan larangan yg sudah digariskan Allah SWT.
Memperturutkan hawa nafsu tanpa mampu mengekangnya adalah sebuah BENCANA yg dapat menjerumuskan hamba Allah SWT ke dalam KENISTAAN. Karena, hawa nafsu selalu memerintahkan kita kpd SYAHWAT yg berlebihan dan kesenangan SEMU belaka.
Angan2 kosong, ambiguitas keinginan tanpa dibarengi nilai moral yg tinggi, tentunya hanya mengantarkan hawa nafsu dalam kelakuan diri manusia tanpa terkontrol. Dan, hawa nafsu yg diperturutkan, juga akan menjadikan manusia hidup dalam kesia-siaan belaka.
Memang, tiada kebaikan yg bisa diharapkan dari seseorang pengabdi hawa nafsu. Namun idealnya, orang yg mampu menguasai hawa nafsunya dan menggunakan akal sehatnya sbg tali kendaraan untuk mengatur laju hawa nafsu dalam dirinya, dapat menghadirkan kecerdasan dan kemuliaan dalam hidupnya.
Firman Allah SWT tsb menjelaskan bhw hawa nafsu bukan esensi yg tercela. Ia telah hadir dan bersemayam pada diri setiap insan. Namun, akan menjadi tercela jika hawa nafsu tsb cenderung diperturutkan TANPA KENDALI.. Tanpa sadar, kita pun akhirnya melupakan perintah kebaikan dan melupakan larangan yg sudah digariskan Allah SWT.
Memperturutkan hawa nafsu tanpa mampu mengekangnya adalah sebuah BENCANA yg dapat menjerumuskan hamba Allah SWT ke dalam KENISTAAN. Karena, hawa nafsu selalu memerintahkan kita kpd SYAHWAT yg berlebihan dan kesenangan SEMU belaka.
Angan2 kosong, ambiguitas keinginan tanpa dibarengi nilai moral yg tinggi, tentunya hanya mengantarkan hawa nafsu dalam kelakuan diri manusia tanpa terkontrol. Dan, hawa nafsu yg diperturutkan, juga akan menjadikan manusia hidup dalam kesia-siaan belaka.
Memang, tiada kebaikan yg bisa diharapkan dari seseorang pengabdi hawa nafsu. Namun idealnya, orang yg mampu menguasai hawa nafsunya dan menggunakan akal sehatnya sbg tali kendaraan untuk mengatur laju hawa nafsu dalam dirinya, dapat menghadirkan kecerdasan dan kemuliaan dalam hidupnya.
Menurut Ghazali, perang dan pertarungan melawan nafsu
berlangsung setiap saat. Dalam pertarungan ini, kita bisa menang pd suatu
waktu, tetapi kalah pd waktu yg lain. Begitulah seterusnya, menang dan kalah
silih berganti.
Namun, bagi orang2 tertentu, yg terpelajar dan terlatih, serta mendapat pertolongan dari Allah, mereka mampu menaklukkannya dan keluar sbg pemenang. Mereka itulah yg dinamakan petarung sejati.
Namun, bagi orang2 tertentu, yg terpelajar dan terlatih, serta mendapat pertolongan dari Allah, mereka mampu menaklukkannya dan keluar sbg pemenang. Mereka itulah yg dinamakan petarung sejati.
Allah SWT menjanjikan kemuliaan dan surga kpd mereka.
"Dan adapun orang-orang yg takut kpd kebesaran Tuhannya dan
menahan diri dari keinginan nafsunya, maka sesungguhnya surgalah tempat
tinggal-(nya)." (QS al-Nazi`at (79):40-41).
Semoga kita akan selalu terhindar dari hawa nafsu yg TIDAK
TERARAH dan tak terkendali. Karena
sesungguhnya, itu adalah senjata setan yg telah dikutuk untuk menjerumuskan
manusia ke dalam lembah kemurkaan Allah SWT.
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar