Salah satu SUKSES syetan yang diabadikan dalam
al-Qur’an adalah keberhasilannya memprovokasi tokoh-tokoh kafir Quraisy agar
segera bersatu menghabisi Muhammad dan Kaum Muslimin dalam perang Badr yang
terjadi pada bulan Ramadhan tahun ke 2 Hijrah. Syetan yang ketika itu menyamar
sebagai salah satu tokoh kepala suku menyatakan kesediannya membantu kafir Quraisy
hingga kemenangan mereka raih.
Namun apa yang terjadi kemudian, “Dan
ketika syetan menjadikan mereka memandang baik pekerjaan mereka dan mengatakan,
“Tidak ada seorang pun yang dapat menang atas kalian pada hari ini, dan
sesungguhnya saya adalah pelindungmu”. Maka takkala kedua pasukan telah saling
berhadap-hadapan, syetan itu balik ke belakang seraya berkata, “Sesungguhnya
saya berlepas diri daripada kalian; sesungguhnya saya dapat melihat apa yang
tidak dapat kalian lihat; sungguh saya takut kepada Allah, dan Allah sangat
keras siksanya.” (QS. 8: 48)
Jadi jelas bahwa syetan berhasil menjerumuskan manusia karena kemampuannya menjadikan baik dan indah pekerjaan buruk berlumur dosa yang dilakukan manusia. Dan ketika manusia terperangkap dalam kubangan dosa, syetan malah berlepas diri dan enggan bertanggung jawab, bahkan ia sendiri menyatakan rasa takutnya kepada Allah Ta’ala. Begitulah karakter dan sifat syetan yang sebenarnya; menjadikan kita sebagai sasaran tembak untuk ia jadikan kawan yang menemaninya kelak di dalam neraka. Wal ‘iyadzu billah!
Jadi jelas bahwa syetan berhasil menjerumuskan manusia karena kemampuannya menjadikan baik dan indah pekerjaan buruk berlumur dosa yang dilakukan manusia. Dan ketika manusia terperangkap dalam kubangan dosa, syetan malah berlepas diri dan enggan bertanggung jawab, bahkan ia sendiri menyatakan rasa takutnya kepada Allah Ta’ala. Begitulah karakter dan sifat syetan yang sebenarnya; menjadikan kita sebagai sasaran tembak untuk ia jadikan kawan yang menemaninya kelak di dalam neraka. Wal ‘iyadzu billah!
Rasulullah sudah menyampaikan peringatan bahwa, "Jalan ke Surga banyak hal yang nafsumu tidak menyukainya, sementara jalan ke neraka sangat disukai nafsumu" (HR. Muslim)
Semakin
hebat godaan, semakin kuat gelora nafsu dan semakin banyak kesempatan untuk
maksiyat, tetapi tetap bahkan semakin bertaqwa kepada Allah, sungguh semakin
besar dan mulia kedudukanmu dimata Allah, "Apakah manusia itu mengira
bahwa mereka dibiarkan saja mengatakan, "Kami telah beriman", padahal
mereka belum diuji" (QS :29:2).
Maka menjadikan ibadah shalat, puasa Ramadhan dan ibadah lainnya sebagai SUMBER kekuatan iman menjadi mutlak dibutuhkan untuk menghadapi tipu daya syetan. Karena itu, bila kita menelaah kembali tujuan dari seluruh ibadah yang kita lakukan bermuara pada satu titik; menjadikan kita sebagai MUSLIM YANG TAQWA dan terhindar dari perbuatan keji dan mungkar. Maka ketika kita mampu mempuasakan lisan, telinga, mata, bahkan hati dari perbuatan keji. Sebagaimana shalat yang ditunaikan seharusnya membuat kita mampu menjauhkan diri dari perbuatan mungkar, dan zikir kita pun sanggup menenteramkan jiwa dan membersihkannya dari penyakit-penyakit hati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar