Islam yang memiliki lima rukun, (mulai dari mengucapkan dua
kaliamah syahadat, sholat, zakat, puasa dan mengerjakan ibadah haji bagi yang
mampu) merupakan gabungan antara hablumminallah dan hablum minan nas, gabungan
antara hubungan vertikal dan horizontal.
Pengakuan seorang hamba saat mengucapkan dua kalimah syahadat merupakan tali ikatan untuk menjadi manusia yang terbaik. Kesaksian seorang hamba bahwa tiada tuhan selain Allah dan kesaksian bahwa Nabi Muhammad saw adalah rasul utusan Allah merupakan titik awal menuju manusia yang sempurna.
Pengakuan seorang hamba saat mengucapkan dua kalimah syahadat merupakan tali ikatan untuk menjadi manusia yang terbaik. Kesaksian seorang hamba bahwa tiada tuhan selain Allah dan kesaksian bahwa Nabi Muhammad saw adalah rasul utusan Allah merupakan titik awal menuju manusia yang sempurna.
Namun
pengakuan dan kesaksian tidaklah cukup tanpa terus menerus menjaga hubungan
baik dengan Sang pencipta yaitu dengan melaksanakan sholat sebagai rukun islam
yang kedua.
Sholat lima waktu yang dilakukan muslim setiap hari mengandung banyak simbol yang menggambarkan wujud ketaatan dan kerendahan manusia mu’min di hadapan Allah. Dalam sholat, seorang muslim secara simbolis mengikrarkan diri untuk menyerahkan segala gerak-gerik, hidup dan mati hanya untuk Allah. Ikrar yang secara rutin diucapkan ini diharapkan tidak hanya sebatas ucapan, namun diwujudkan sebagai bukti konkrit dalam bentuk aktivitas.
Dalam sholat terdapat simbol-simbol seperti ruku’ (lambang dari ketundukan pada hukum Allah) dan sujud (lambang dari ketaatan kepada perintah Allah). Di samping itu, sholat adalah ibadah anfus (diri). Maknanya, dalam rangka menegakkan Din (agama) Allah, selayaknya seorang Muslim mampu mengorbankan diri (kepentingan individu atau kelompok, waktu, tenaga, dan pikiran) demi tegaknya hukum.
Setelah menjaga hubungan baik dengan Allah dengan melaksanakan ibadah sholat, maka seseorang Muslim yang ingin menjadi manusia terbaik sebagaimana yang telah kita sebutkan tadi, juga hendaknya menjaga hubungan baik dengan sesama manusia, saling menasehati, peka terhadap kehidupan sosial, memiliki sikap peduli terhadap sesama, membantu orang-orang yang membutuhkan bukan malah lari atau berpikir akan ada orang lain yang akan membantunya. Dalam sebuah hadis disebutkan
"Sebaik-baik manusia adalah mereka yang paling banyak memberi manfaat untuk manusia (orang lain)"
Sholat lima waktu yang dilakukan muslim setiap hari mengandung banyak simbol yang menggambarkan wujud ketaatan dan kerendahan manusia mu’min di hadapan Allah. Dalam sholat, seorang muslim secara simbolis mengikrarkan diri untuk menyerahkan segala gerak-gerik, hidup dan mati hanya untuk Allah. Ikrar yang secara rutin diucapkan ini diharapkan tidak hanya sebatas ucapan, namun diwujudkan sebagai bukti konkrit dalam bentuk aktivitas.
Dalam sholat terdapat simbol-simbol seperti ruku’ (lambang dari ketundukan pada hukum Allah) dan sujud (lambang dari ketaatan kepada perintah Allah). Di samping itu, sholat adalah ibadah anfus (diri). Maknanya, dalam rangka menegakkan Din (agama) Allah, selayaknya seorang Muslim mampu mengorbankan diri (kepentingan individu atau kelompok, waktu, tenaga, dan pikiran) demi tegaknya hukum.
Setelah menjaga hubungan baik dengan Allah dengan melaksanakan ibadah sholat, maka seseorang Muslim yang ingin menjadi manusia terbaik sebagaimana yang telah kita sebutkan tadi, juga hendaknya menjaga hubungan baik dengan sesama manusia, saling menasehati, peka terhadap kehidupan sosial, memiliki sikap peduli terhadap sesama, membantu orang-orang yang membutuhkan bukan malah lari atau berpikir akan ada orang lain yang akan membantunya. Dalam sebuah hadis disebutkan
"Sebaik-baik manusia adalah mereka yang paling banyak memberi manfaat untuk manusia (orang lain)"
Islam
di dalam rukunnya yang ke tiga mengharuskan bagi setiap muslim untuk
mengeluarkan zakat. Dalam makna simbolis, zakat mal (harta) dan zakat fitrah
bertujuan mengikis rasa kepemilikan manusia atas hartanya, agar manusia
menyadari bahwa hartanya adalah amanat dari Sang Pemilik Harta yang Mahakaya
yaitu Allah SWT
Dengan
zakat pula penderitaan orang lain akan menjadi ringan, orang-orang yang
kelaparan sudah tidak lagi merasakan pedihnya karena tidak makan dan minum
bahkan terkadang sampai berhari-hari. Bukankah ibadah puasa yang melarang untuk
makan dan minum menjadi pelajaran bagi kita untuk dapat merasakan bagaimana
jika tidak makan dan minum.
Pada
bulan Zulhijjah sebagian umat islam melaksanakan ibadah haji, Latar belakang
ibadah ini didasarkan pada ibadah serupa yang dilaksanakan oleh nabi-nabi
sebelum nabi Muhammad SAW, terutama nabi Ibrahim. Ritual Tawaf didasarkan pada ibadah
serupa yang dilaksanakan oleh umat-umat sebelum nabi Ibarahim. Ritual Sa'i,
yakni berlari antara bukit Shafa dan Marwa, juga didasarkan untuk mengenang
ritual istri kedua nabi Ibrahim ketika mencari air untuk anaknya yaitu Nabi
Ismail. Sementara Wukuf di Arafah adalah ritual untuk mengenang tempat
bertemunya Nabi Adam. dan Siti Hawa di muka bumi. Ini semua mengajarka kita
untuk tidak lupa dengan pendahulu kita, tidak lupa dengan jasa dan pengorbanan
mereka.
Sumber : ( dengan di Edit seperlunya) Khairurrazi Mahmud
Tidak ada komentar:
Posting Komentar