Orang yang hidupnya akrab dengan MUHASABAH menjadikan hatinya senantiasa hidup
dan terjaga. Tidak mati dan lalai. la selalu menghitung-hitung prestasinya di
hari ini dengan kemampuannya di hari kemarin. Meningkatkah, sama, atau kian
berkurang? Beruntunglah orang yang hari ini lebih baik dari kemarin. Merugilah
orang yang hari ini sama dengan kemarin. Dan celakalah mereka yang hari ini
lebih buruk dari kemarin.
Muhasabah adalah
pelengkap lain dari kesiapan seorang hamba Allah menghadapi hari esok. Boleh
jadi, ada rute hidupnya yang nyaris melenceng dari rel perencanaan. Saat
itulah, rute itu bisa diluruskan.
Dan muhasabah, adalah di antara kunci suksesnya.
Beliau r.a. pernah mengatakan, hisablah diri sebelum dihisab orang lain. Atau,
evaluasilah diri, sebelum dievaluasi orang lain.
Umar bin Khaththab adalah di antara sahabat Rasul
yang sukses menata hari-harinya. Sebagai apa pun, termasuk seorang khalifah. Di
masa kekhalifahannyalah, dunia kian mengenal Islam dengan sukarela atau
terpaksa.
Ketika kita mampu menatap hari esok di hari ini,
tataplah dengan penuh perhitungan. Karena hari ini adalah rangkaian buat hari
esok. Hari kemarin telah menghilang, dan hari ini tak akan berulang. Pilihlah
mutu hari esok ketika ia bisa dipilih di hari ini.
Q.S. al-Baqarah [2]: 286
“Rabbanaa laa tuaakhiznaa in nasiinaa au akhta’naa. Rabbanaa
waa laa tahmil ‘alainaa isran kamaa hamaltahuu ‘ala laziina min qablina.
Rabbanaa wa laa tuhammilnaa maa laa taaqata lana bihi, wa’fu ‘annaa wagfirlanaa
warhamnaa, anta maulaanaa fansurnaa ‘alal qaumil kafiriin.”
“Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami melakukan kesalahan. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebani kami dengan beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup kami memikulnya. Maafkanlah kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami. Engkaulah pelindung kami, maka tolonglah kami menghadapi orang-orang kafir."
“Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami melakukan kesalahan. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebani kami dengan beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup kami memikulnya. Maafkanlah kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami. Engkaulah pelindung kami, maka tolonglah kami menghadapi orang-orang kafir."
Q.S. al-Mumtahanah [60]: 4
“Rabbanaa ‘alaika tawakkalnaa wa ilaika anabnaa wa
ilaikal masiiru”
“ Ya Tuhan kami, hanya kepada Engkau kami bertawakal dan hanya kepada
Engkau kami bertobat dan hanya kepada Engkaulah kami kembali."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar