Saat ini, informasi yang disajikan tidak hanya dalam bentuk visual dan bentuk audio, tetapi sudah ada dalam bentuk audio-visual. Informasi dalam bentuk visual, seperti buku, majalah, naskah, atau jurnal. Rasanya belum selesai membaca sebuah buku, buku-buku lainnya sudah terbit dan menanti untuk dibaca.
Kemampuan membaca secara efektif amat berguna bagi mereka yang haus akan informasi. Membaca secara efektif adalah kecepatan membaca yang tergantung pada bahan dan tujuan membaca. Dengan kata lain, membaca harus fleksibel. Misalnya, untuk kategori bacaan ringan, Kita dapat membacanya dengan kecepatan yang sangat tinggi, tetapi untuk kategori bacaan yang membutuhkan analisa, kecepatan membaca perlu dikurangi sesuai kehendak dan daya nalar Kita terhadap isi buku tersebut.
Kebanyakan orang membaca hanya sekadar untuk menghabiskan waktu saja. Mereka masih belum mampu untuk mengambil nilai dari bahan bacaan yang telah mereka baca. Itu berarti, mereka tidak hanya kehilangan waktu yang berharga, tetapi secara tidak sadar telah mengembangkan kebiasaan membaca yang kurang baik, yaitu tidak menaruh perhatian pada bahan bacaan bersangkutan.
Selanjutnya, Kita perlu menanyakan terlebih dahulu, apa manfaat yang akan Kita peroleh dengan membaca? Ini bukan sebuah pertanyan “bodoh”, tetapi hanya berusaha “menyadarkan” bahwa banyak manfaat yang bisa didapat dengan membaca. Setelah minat dan perhatian pada bahan-bahan bacaan tersebut telah diperoleh, perhatikan dan fokus pada bahan-bahan bacaan yang ada dalam pangkuan Anda. Singkirkan segala sesuatu yang dapat memecah konsentrasi Anda.
Bayangkan bahwa Kita hanya memiliki kesempatan membacanya untuk sekali saja. Dalam hal ini, bukan berarti Kita harus membaca dengan “menelusuri kata demi kata dalam ribuan kata”. Kita akan mampu mengingat dengan lebih baik apabila kita memusatkan pikiran. Membaca secara cepat akan membantu kita dalam memusatkan pikiran. Informasi yang diterima diproses secara cepat.
Untuk mudahnya Kita bisa bayangkan ketika Kita sedang menyetir di dua tempat yang berbeda, satu di jalan lurus sementara satu lagi di jalan yang berkelok-kelok atau bahkan naik turun. Tentu Kita akan lebih konsentrasi saat menyetir di jalanan yang naik-turun dan berkelok-kelok. Iya kan? Awali kegiatan membaca Kita dengan suatu tujuan. Jika Kita sudah mengetahui tujuan membaca buku tersebut, itu akan meningkatkan daya ingat berkaitan dengan buku yang akan dibaca. Kenali struktur bacaan. ini juga akan membantu Kita dalam mengenali dan menemukan hal-hal penting atau “intisari” dari bacaan tersebut.
Dapatkan ide atau gagasan yang ingin disampaikan oleh penulis. Tempatkan diri Kita pada posisi penulis. Hal ini juga akan membantu Kita dalam menggali ide penulis lebih dalam lagi. Ini juga dapat bermanfaat saat Kita membaca karya-karya lain dari penulis yang bersangkutan. Namun, jika Kita masih merasa asing dengan tulisan atau penulis tersebut, coba cari tahu karya-karya apa saja yang sudah ia hasilkan. Cari informasi mengenai latar belakang penulis. Perhatikan judul dan subjudul bacaan (jika ada). Baca terlebih dahulu pendahuluan atau runutan terstruktur dari daftar isi secara saksama.
Beberapa buku juga melampirkan ringkasan dari masing-masing bab. Jika ringkasan itu ada, itu juga bisa dibaca lebih awal agar memudahkan Kita dalam memahami bacaan tersebut. Usahakan untuk mendapat gambaran umum dari bahan bacaan.
Apabila buku yang Kita baca termasuk dalam kategori sejarah, biografi, ataupun autobiografi, visualisasikan segala kejadian-kejadian layaknya adegan dalam sebuah film. Gunakan imajinasi Anda. Karakter-karakter apa saja yang terdapat dalam bahan bacaan itu. Bayangkan Kita sedang bercakap-cakap dengan tokoh tersebut, mencoba mencari tahu apa yang dirasakan. Gunakan teknik-teknik yang telah dipelajari dalam mengingat segala sesuatu terutama yang berkaitan dengan fakta. Biasakan untuk melakukan tinjauan di setiap akhir bacaan. Tanyakan kepada diri Anda, informasi apa saja yang mampu diingat setelah membaca bacaan itu. Seberapa banyak informasi yang mampu Kita ingat.
Jenis bacaan seperti jurnal, essay, atau sejenisnya juga dapat diperlakukan hampir serupa dengan kategori di atas. Baca secara saksama ringkasan yang biasanya disajikan di bagian awal bacaan. Pahami gambaran umum yang ingin disampaikan oleh penulis. Pelajari bagian-bagian yang terdapat pada bacaan. Untuk tema atau kategori bacaan yang masih asing bagi Anda, coba temukan istilah-istilah khusus yang masih belum Kita pahami. Selanjutnya, gunakan kamus untuk melihat pengertian atau rujukannya. Kamus yang dimaksud di sini bukan hanya berupa kamus terjemahan yang berkaitan dengan istilah asing, tetapi bisa juga kamus yang berkaitan dengan jenis bacaan, misalnya kamus teknik, kamus pertanian, atau kamus lainnya. Kita perlu mengetahui artinya karena besar kemungkinan istilah-istilah tersebut akan diulang pada bahan bacaan.
Berikan tinjauan pada akhir bacaan untuk mengetahui seberapa besar pemahaman dan ingatan Kita terhadap isi bacaan. Namun, agak sedikit berbeda untuk bacaan berbahasa asing (impor). Kebanyakan buku impor tersebut tergolong bacaan serius. Walaupun membaca lebih lambat dibandingkan ketika Kita membaca bacaan lokal, itu tidak jadi soal. Siapkan kamus untuk mengetahui istilah-istilah asing (dalam arti yang sebenarnya) untuk membantu Kita lebih memahami isi bacaan. Usahakan untuk memahami maksud yang ingin disampaikan oleh penulis di setiap paragrafnya. Jika perlu, buat poin-poin yang menurut Kita penting untuk diingat.
Lakukan tinjauan pada akhir tiap bagian dan secara keseluruhan di akhir bacaan. Jika Kita memiliki referensi bacaan lokal yang membahas tema yang sama, jangan lupa untuk menyempatkan membacanya. Lakukan perbandingan. Informasi apa saja yang mungkin disampaikan oleh bacaan yang satu, tetapi tidak disampaikan pada bacaan lainnya. Ini tidak hanya akan menambah wawasan, tetapi akan merangsang Kita untuk melakukan analisis dan perbandingan terhadap bahan-bahan bacaan tersebut.
Bagi Kita yang ingin mengingat naskah pidato juga dapat menerapkan beberapa cara berikut ini. Agar lebih mudah mengingat naskah pidato, buatlah poin-poin utama pidato, bukan kata demi kata. Awali dengan membuat garis besar pidato beserta urutan poin-poin yang ingin disampaikan. Pidato yang baik adalah pidato yang tidak terlalu panjang ataupun tidak terlalu pendek. Sesuaikan bahasa yang digunakan dengan segmen pendengar. Tentu akan kurang cocok bila bahasa yang disampaikan menggunakan kata-kata yang canggih (sophisticated), sementara segmen pendengar Kita malah merasa asing dengan kata-kata tersebut. Bayangkan diri Kita sedang berada di tengah-tengah pendengar atau hadirin. Baca bagian pertama kepada mereka. Setelah itu, letakkan naskah Kita dan bayangkan mereka memandang Kita dengan tatapan bertanya.
Ulangi bagian tersebut dengan menggunakan kata-kata Kita sendiri. Berikan ekspresi dan sikap tubuh yang sesuai. Jangan lupa berikan pula beberapa penekanan pada bagian-bagian yang dianggap perlu. Tidak usah takut untuk berimprovisasi. Selanjutnya, Kita bisa melihat kembali naskah pidato. Apakah ada bagian yang terlewati? Sampaikan kembali bagian tersebut kepada pendengar. Usahakan kali ini tidak ada bagian yang terlewati.
Gunakan naskah tertulis hanya bila terpaksa. Ulangi tahapan-tahapan ini pada
bagian berikutnya sehingga Kita merasa nyaman dalam menyampaikan materi
tersebut. Sampaikan keseluruhan materi tanpa perlu melihat naskah. Apabila
masih ada bagian yang terlewati, catat bagian tersebut. Gunakan teknik-teknik
mengingat lainnya yang dapat membantu dalam mengingat naskah pidato. Lakukan
secara rutin setiap kali Kita ingin berpidato. Kita tidak perlu kaget jika
ternyata naskah yang telah dibuat sama sekali tidak Kita lihat! Tetap fokus dan
gunakan segala daya improvisasi Anda. Itu akan menghindari isi pidato melebar
atau melenceng jauh dari bahasan awal pidato. Selamat mencoba!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar