Kita semua punya waktu yang sama, yaitu 24 jamdalam satu hari. Tetapi, mengapa ada orang-orang yang lebih sukses dari kita? Salah satu alasannya adalah pemanfaatan waktu yang kurang optimal dan kurang efektif.
Lalu bagaimana caranya agar waktu bisa berpihak pada kita dan memberikan kita manfaat melimpah?
Belajar
Apakah Anda sering menghabiskan waktu untuk sebuah perjalanan jauh? Apakah Anda sering menghabiskan waktu untuk menunggu? Daripada membiarkan waktu berlalu tanpa hasil, Anda bisa mencoba memanfaatkan waktu untuk mempelajari sesuatu yang baru seperti yang dilakukan oleh beberapa orang berikkut.
Prof Barney
Prof Barney adalah seorang ilmuwan yang sering menghabiskan waktunya untuk perjalanan jauh dari satu tempat ke tempat lainnya. Ia berhasil memanfaatkan waktu perjalanannya untuk mempelajari bahasa asing. Berkat upayanya ini, ia mampu menggunakan lebih dari tiga bahasa yang akhirnya sangat membantunya dalam memperlancar pekerjaannya di negara-negara yang dikunjunginya.
Marita
Marita adalah seorang penulis buku dan wartawan sebuah majalah berita mingguan. Ia juga sering bepergian dan bertemu dengan banyak orang. Di tengah kegiatan jurnalistiknya yang dipenuhi tenggat, Marita berhasil menyisihkan waktu untuk menuliskan ide-ide yang muncul dari hasil observasi lingkungan, hasil wawancara dengan beberapa tokoh, dan hasil membaca artikel di majalah atau surat kabar lain. Ide-ide ini yang dicatatnya dalam buku saku khusus yang dibawa kemana pun ia pergi, telah menghasilkan beberapa novel dan buku nonfiksi yang cukup laris dan bermanfaat, tidak saja untuk Marita tetapi juga untuk pembacanya.
Dino
Dino punya cara lain memanfaatkan waktunya, yaitu dengan menuliskan segala sesuatu yang baru baginya dalam sebuah buku (learning journal). Setiap hari, menjelang tidur, ia selalu menyempatkan diri mengisi buku ini dengan hal-hal baru yang dipelajarinya hari itu: kata-kata baru, ide baru, pemikiran baru, ilmu baru, ataupun keterampilan baru—apa pun yang belum pernah diketahui Dino sebelumnya.
Tak heran, Dino dianggap oleh rekan sekelilingnya sebagai ensiklopedia berjalan, karena ia tahu banyak hal. Pendapatnya dan pertimbangannya akan banyak hal juga menjadi andalan banyak orang untuk didengarkan. Dalam waktu singkat pun Dino berhasil mendongkrak kariernya dari staf biasa menjadi manajer.
Berubah
Selain memanfaatkan waktu untuk belajar dan menambah ilmu serta keterampilan, kita juga bisa memanfaatkan waktu untuk berubah dan menjalani proses perubahan menuju kondisi yang lebih baik.
Rajawali
Ilustrasi ini penulis dapatkan dari khotbah seorang rohaniwan. Menurut sang rohaniwan, burung rajawali harus melewati perubahan yang menyakitkan ketika mencapai usia 40 tahun. Pada usia ini, paruhnya meruncing dan mengeras dan bisa membahayakan dirinya ketika mematuk makanan. Kuku dari kakinya juga mengeras dan melengkung sehingga sulit untuk digunakan secara luwes. Selain itu, bulu-bulunya juga mengeras, sehingga menambah berat beban badannya saat harus terbang lama.
Sang rajawali harus memilih apakah akan mati karena kondisi tubuhnya yang berubah, atau memutuskan untuk berubah, yaitu menjalani proses perubahan yang menyakitkan. Sebagian besar rajawali memilih berubah untuk menjadi lebih baik, walalupun perubahan itu membutuhkan waktu dan perjuangan. Sang rajawali akan terbang ke tempat tinggi untuk berubah. Ia mematuk-matukkan paruhnya ke batu sehingga paruh lepas dan diganti secara alami dengan paruh yang lebih baru dan lentur.
Ia juga akan mematuk kuku kaki yang keras serta mencabut bulu-bulu tubuh yang sudah mengeras, sehingga jatuh dan tergantikan dengan yang baru yang lebih lembut dan ringan. Proses ini berjalan sekitar lima bulan yang menyakitkan. Tetapi sang rajawali sangat sadar bahwa perubahan ini diperlukan jika ia ingin tetap hidup.
Manusia
Dari ilustrasi tentang rajawali ini kita bisa belajar bahwa perubahan itu penting. Walaupn terkadang menyakitkan dan membutuhkan waktu untuk proses perubahan tersebut, kita harus berubah sebelum kita tergilas oleh perubahan tersebut.
Kita bisa meneladani apa yang dilakukan Ranita yang mengubah nasibnya melalui perubahan cara pandang. Bagi keluarga Mira, seorang wanita tidak perlu mengecap pendidikan terlalu tinggi, yang penting ia bisa menjadi istri dan ibu yang baik. Selayaknya anak yang berbakti kepada orang tua, Ranita mengikuti kemauan orang tuanya agar menikah selepas dari sekolah menengah perawat.
Namun, Mira tetap memegang mimpinya untuk menjadi seorang tenaga medis. Ketika anak-anaknya sudah menginjak usia remaja dan masuk perguruan tinggi, Mira pun mulai kembali ke bangku sekolah untuk meneruskan ilmu dan keterampilannya di bidang keperawatan.
Kebetulan, ia juga satu universitas dengan anak bungsunya. Ia tidak minder ataupun malu, bahkan merasa senang karena ada teman belajar. Hari-hari dilalui dengan belajar dan berdiskusi. Sang ibu dan anak lulus pada waktu yang bersamaan. Ketika sang suami harus kehilangan pekerjaan karena sakit lalu meninggal, Mira tidak terlalu kebingungan dalam menghadapi masalah keuangan keluarga, karena dengan ilmu dan keterampilannya yang baru ia sudah mendapatkan pekerjaan di sebuah rumah sakit.
Berbuat Terbaik
Apa pun yang Anda berikan itu akan kembali kepada Anda. Demikian yang diyakini Estee Lauder, seorang kaisar bisnis wanita di bidang kosmetik. Menurut Estee, jika kita senantiasa memberikan yang terbaik dari apa yang bisa kita kerjakan, kita pun akan menerima yang terbaik dari lingkungan kita. Berbuat baik kita lakukan tidak hanya untuk kepentingan diri sendiri, tetapi terutama juga untuk kepentingan lingkungan kita juga.
Hasil Baik
Kebiasaan berbuat yang terbaik akan mendorong kita untuk selalu menghasilkan yang terbaik. Konsisten hasil terbaik yang kita tunjukkan akan membuat lingkungan memperhatikan kita dan juga mempercayai kita untuk melakukan banyak hal. Semakin banyak hal baik yang kita lakukan, semakin baik apresiasi lingkungan kepada kita. Jadi, sebenarnya berbuat baik dengan kualitas terbaik merupakan investasi yang positif bagi kita. Suatu waktu kita pasti akan memetik buah baik yang pernah kita tanamkan.
Kepuasan
Dengan hasil yang baik dari perbuatan baik kita, kita bisa menikmati kepuasaan yang luar biasa. Karena tidak hanya kita sendiri yang bisa menikmati mahakarya yang kita hasilkan tetapi juga orang-orang lain di sekitar kita. Dengan demikian hasil karya kita tidak menjadi sia-sia atau mubazir, tetapi bisa termanfaatkan dengan baik.
Hidup Berarti
Perbuatan yang baik juga merupakan investasi dalam hubungan baik. Semakin sering kita berbuat baik, semakin banyak orang yang kita rangkul untuk menikmati perbuatan baik kita, semakin luas dan dalam hubungan pertemanan kita dengan orang-orang di sekitar kita, teman-teman ini membuat hidup kita menjadi lebih bergairah dan bermakna.
Sebuah penelitian medis mengungkapkan bahwa orang yang memiliki hubungan baik dengan orang lain (suami/istri, sahabat, bahkan binatang yang dijadikan teman) cenderung merasa lebih bahagia dibanding mereka yang memiliki lingkungan pertemanan yang terbatas.
Berkarya
Satu hal lagi yang bisa kita lakukan untuk memanfaatkan waktu dengan baik adalah berkarya.
Karya yang Bernilai
Selama kita masih mampu, berkaryalah sebanyak-banyaknya. Tentu saja karya yang kita hasilkan haruslah karya yang memiliki nilai tinggi. Apa kriteria karya yang memiliki nilai tinggi? Karya tersebut haruslah bisa bermanfaat bagi diri sendiri dan juga orang lain.
Melalui karya ini kita menambah nilai bagi kualitas hidup orang lain, misalnya jika kita adalah seorang guru, jadilah guru yang tidak hanya “mengajar” tetapi juga memastikan kalau murid kita benar-benar memahami dan bisa menerapkan apa yang kita ajarkan.
Jika kita adalah pelaku bisnis, pastikan apa yang kita tawarkan (jasa atau produk) bisa mempermudah hidup orang lain dalam arti positif, atau bisa membantu memecahkan masalah orang lain.
Karya Abadi
Karya yang bernilai biasanya memiliki sifat abadi atau bisa melegenda. Misalnya saja Florence Nightinggale yang karya-karya dalam bidang keperawatannya sampai saat ini menjadi standar bagi kebersihan dan kualitas pelayanan di rumah sakit. Karya yang abadi biasa adalah karya yang dilahirkan dari rasa cinta akan pekerjaan dan rasa cinta akan umat manusia.
Kombinasi keduanya inilah yang memberikan sifat abadi dari karya yang dihasilkan. Jadi, kita bisa belajar bahwa untuk menghasilkan karya abadi, pertama-tama yang harus kita lakukan adalah mencintai pekerjaan kita dan orang-orang yang menjadi target hasil karya kita. Tanpa rasa cinta, tak akan pernah ada mahakarya yang menjadi abadi yang juga bisa dinikmati dan dimanfaatkan oleh generasi selanjutnya.
Semua orang memiliki waktu yang sama: 24 jam sehari. Yang membedakan orang sukses dan tidak sukses adalah cara memanfaatkan waktu tersebut. Jika ingin sukses, pastikan waktu Anda bisa dimanfaatkan dengan baik, misalnya untuk belajar, berubah, berbuat baik dan berkarya. Sukses untuk kita semua.
Oleh Prof Dr Roy Sembel / Sandra Sembel
http://www.sinarharapan.co.id/berita/0809/16/man01.html
Copyright © Sinar Harapan 2008
Tidak ada komentar:
Posting Komentar