Jumat, 08 Mei 2009

Keramik, Karya Cemerlang dari Era Keemasan


Buah karya para seniman Muslim di era keemasan memang sungguh luar biasa. Baru-baru ini, seorang ilmuwan Amerika Serikat (AS) bernama Peter J Lu dibuat takjub dan tercengang saat meneliti keramik yang didesain para seniman Muslim di abad ke-12 M. Ilmuwan dari Universitas Harvard itu menemukan fakta bahwa para pembuat keramik Muslim di era kekhalifahan sudah menguasai quasicrystalline geometry.

‘’Padahal, quasicrystalline geometry merupakan sesuatu yang baru dipahami para ahli matematika Barat 30 tahun terakhir ini,’‘ ungkap Lu takjub. Fakta itu membuktikan bahwa para seniman Muslim tak sembarang dalam mencipta dan mendesain sebuah keramik. Seniman Muslim, tutur Lu, sudah menguasai matematika yang justru baru ditemukan matematikus Barat pada tahun 1970-an. ‘’Ini sungguh sangat menarik.’‘

Kemampuan dan keberhasilan para seniman Muslim dalam memproduksi keramik merupakan salah satu bukti kejayaan Islam di masa kekhalifahan. Syahdan, peradaban Islam mulai menguasai teknologi pembuatan tembikar atau keramik dimulai pada tahun 622 M. Teknologi pembuatan keramik itu dikuasai para seniman Muslim, setelah kekhalifahan Islam melebarkan wilayah kekuasaannya hingga ke Bizantium, Persia, Mesopotamia, Anatolia, Mesir, hingga Andalusia.

Sejarah peradaban Islam tak ‘menutup mata’ jika kemampuan para seniman Muslim dalam mengembangkan teknik pembuatan keramik khas Islam banyak dibantu orang-orang Cina, Mesir, dan Yunani. Meski begitu, keramik dari peradab-an Islam mampu tampil beda, tentu dengan ciri khas tersendiri. Malah, teknik dan desain keramik Islam mampu memberi pengaruh yang begitu besar bagi peradaban Barat.

Menurut Emily Stockin dalam tulisannya yang bertajuk ‘The Pottery of Islam’, para seniman Muslim mampu mengembangkan beragam teknik baru pembuatan keramik yang khas Islam. ‘’Tembikar Islam paling termasyhur karena lapisannya yang berkilau,’‘ papar Stockin. Tak cuma itu, keramik Islam juga begitu unik dengan desain hiasan nan estetis.

Yang tak kalah penting, peradaban Islam di era keemasan sudah mulai menggunakan lantai keramik sebagai motif hiasan utama dalam arsitekturnya. Pada masa kekhalifahan, negerinegeri di Timur Tengah lainnya seperti, Iran, Irak, Suriah, dan Mesir merupakan sentra utama pro dusen keramik Islam. Dari kawasan itulah, aneka produk tembikar atau keramik khas Islam berkembang begitu pesat selama beberapa abad.

‘’Sejarah keramik Islam yang berkembang di sentra industri keramik itu dapat dibagi dalam tiga periode,’‘ papar Stockin. Pertama adalah periode awal yang berlangsung dari abad IX hingga abad XI. Kedua adalah periode pertengahan dari abad XII hingga abad XIV. Periode ketiga berlangsung dari abad XV hingga abad XIX.

Sebelum mampu mengembangkan teknik sendiri, pada periode awal para seniman Muslim masih banyak terpengaruh gaya dari negeri lain dalam membuat keramik. Menurut Sejarawan, Arthur Lane, produksi tembikar pada era kekuasaan Dinasti Abbasiyah mulai meningkat. Pada era itu, papar Lane, produksi keramik di dunia Islam mendapat pengaruh dari Cina.

Hal itu dibuktikan dengan catatan yang ditulis sejarawan Islam seperti Ibnu Kurdadhbih dalam risalah yang berjudul Book of Roads and Provinces bertarikh 846 M - 885 M. Dia mengungkapkan bahwa pada era itu, perdagangan antara dunia Islam dengan Cina berlangsung dengan pesat. Sejarawan Muslim Muhammad Ibnu Al-Husain Al-Baihaki mengungkapkan fakta bahwa Gubernur Khurasan, Ali ibnu Isa mengirimkan 20 pasang porselin kekaisaran Cina kepada Khalifah Harun Ar-Rasyid yang tak pernah terlihat sebelumnya di istana sang khalifah.

Pada periode awal, para seniman Islam sudah mulai mengembangkan ide tentang lusterware - jenis tembikar atau porselin dengan lapisan metalik yang memberi efek warna. Lusterware pertama diciptakan para seniman Islam dengan melalui tiga proses pembakaran. Awalnya, lusterware menggunakan beragam warna. Namun, lantaran faktor ekonomi tembikar atau keramik jenis lusterware hanya menggunakan satu warna saja.

Pada masa itu, keramik atau porselin jenis itu diproduksi di Mesir. Tembikar khas negeri Piramida itu dilukis dengan gambar burung, hewan-hewan serta manusia. Saat itu, Mesir berada dalam era kekuasaan Dinasti Fatimiyah. Selain itu, lusterware pun dikembangkan dan diproduksi di Persia dan Afghanistan.

Memasuki pertengahan abad ke-11 M, Persia ditaklukkan Dinasti Seljuk suku nomaden dari Turki. Seperti halnya Dinasti Fatimiyah, bangsa Seljuk juga membawa gaya dan teknik pembuatan keramik ke berbagai bagai wilayah yang mereka kun jungi. Selama tiga abad (11 M - 13 M), Dinasti Seljuk mampu menciptakan perdamaian. Sehingga, kesenian tumbuh pesat.

Sejarah mencatat, sepanjang separuh abad dari 1175 M hingga 1225, industri keramik berkembang dengan pesat di kawasan Timur Dekat. Pada era itu, kota Rayy dan Kashan, di utara Persia tengah menjadi sentra beragam jenis tembikar. Paling tidak, ada tiga jenis tembikar yang diperkenalkan oleh Dinasti Seljuk.

Di abad ke-13 M, sentra keramik mulai muncul di Kashan dan Mesir. Di kedua wilayah itu, industri keramik tumbuh begitu pesat. Pasalnya, pusat industri keramik di negeri Muslim lainnya telah dihancurkan tentara Mongol. Sepanjang abad ke-13 M hingga 14 M, beragam jenis keramik diproduksi di Kashan. Pusat industri keramik itu juga diakui sebagai penghasil ubin lantai yang termasyhur.

Pada periode pertengahan itu, Mesir juga menjelma menjadi sentra industri keramik yang maju. Apalagi, negeri itu tak mampu ditembus pasukan tentara Mongol. Dinasti Mamluk yang berkuasa di kawasan itu mampu memukul mundur serangan membabi-buta yang dilancarkan bangsa Mongol.

Produksi keramik berkembang pesat, lantaran penguasa Mamluk menarik banyak seniman pembuat keramik dari wilayah lain untuk berkreasi di Mesir. Ciri khas, keramik yang diciptakan seniman Mamluk adalah menampilkan tema-tema keagamaan. Dinasti ini memang sangat mendukung berkembangnya seni rupa Islam.

Pada periode akhir, ada tiga jenis keramik atau tembikar yang berkembang di dunia Islam. Salah satu keramik yang terkenal pada masa itu adalah tembikar Kubachi dan Iznik. Salah satu pusat industri keramik pada peride terakhir itu berada di Kirman. Di wilayah itu, para pembuat keramik membuat tiruan keramik Cina.

Teknik dan desain keramik Islam yang khas telah berpengaruh terhadap seni keramik di Negara-negara Eropa, seperti Italia, Prancis, Spanyol serta Inggris. Bahkan, para seniman Spanyol kerap menggunakan desain Islam dalam membuat aneka produk keramik yang dikenal dengan nama Hispano-Moresque. Begitulah, para seniman Muslim di era keemasan turut mewarnai perkembangan seni pembuatan keramik.



Ciri Khas Keramik Peninggalan Islam

Seni pembuatan tembikar atau keramik merupakan salah satu keahlian yang dimiliki para seniman Muslim di era kejayaan. Hampir di setiap wilayah kekuasaan Islam beragam seni rupa berkembang pesat - menandakan bahwa peradaban umat Muslim di zaman itu mengalami masa keemasan. Keramik atau tembikar yang diproduksi para seniman Muslim pun dikenal sangat berkualitas tinggi.

Teknik pembuatan keramik Islam memang terkenal sangat unik. Para seniman Muslim secara gemilang mampu membuat keramik dengan memadukan bahan seperti emas dan perak. Sehingga, tembikar yang dihasilkan diakui sangat anggun dan cantik. Terlebih keramik Islam menghadirkan kilauan metalik yang memukau setiap pecinta keramik.

Lantaran Islam berawal dari Jazirah Arab, sedikit-banyak seni pembuatan keramik yang tersebar di dunia Islam banyak dipengaruhi kebudayaan Arab. Pembuatan keramik di dunia Islam sangat berhubungan dengan beberapa aspek kehidupan sehari-hari, baik itu untuk memenuhi kebutuhan public maupun kebutuhan pribadi.

Para seniman Muslim di era kekhalifahan telah membuat beragam bentuk lantai keramik yang digunakan untuk menghiasi dinding dan lantai. Tak cuma itu, para seniman pun membuat beragam barang kebutuhan sehari-hari seperti, cangkir, gelas, piring, mangkuk, botol, dan penampung air dari tembikar. Salah satu faktor yang membuat tembikar dan keramik Islam unik adalah bentuk dan hiasannya. Keramik dengan desain ukiran merupakan salah satu jenis produk yang banyak ditemukan di dunia Islam.

Produksi jenis keramik ini dimulai pada era kekuasaan Dinasti Abbasiyah. Ciriciri keramik jenis ini memiliki desain geometris atau bentuk-bentuk flora yang dimasukan dengan cara distempel. Keramik jenis ini dapat ditemukan di Samara, Irak, dan Fustat, Mesir.

Keramik jenis ini diproduksi sebagai bentuk penghormatan kepada Dinasti Fatimiyah dan Aybiyah yang berkuasa di Mesir pada abad ke-11 M hingga 13 M. Tak heran, jika keramik jenis ini banyak ditemukan di Mesir. Keramik jenis ini juga dihiasi dengan beragam motif seperti flora, fauna, serta kaligrafi.

Seni membuat keramik sebagai bagian dari seni rupa Islam merupakan perpaduan seni dari daerahdaerah taklukan akibat adanya ekspansi oleh kerajaan bercorak Islam di se kitar Timur Tengah, Afrika Utara, Asia Kecil, Eropa. Wilayah itu didefinisikan sebagai Persia, Mesir, Moor, Spanyol, Bizantium, India, Mongolia, dan Seljuk. Selain itu ditemu kan pula pengaruh aki bat hubungan dagang, seperti Tiongkok. Keberagaman pengaruh inilah yang membuat seni rupa Islam sangat kaya.

By Republika Newsroom
Rabu, 18 Maret 2009 pukul 11:44:00

Tidak ada komentar:

Posting Komentar