Nilai produk yang
dihasilkan negeri Paman Sam kwartal kedua tahun ini kembali melenting jauh
melewati harapan periode ini dan juga pencapaian sebelumnya. Torehan GDP 3.7
persen yang dicapai melewati hitungan para ekonom yang hanya memperkirakan 3.2
persen. Di kesempatan yang sama, jumlah klaim pengangguran juga mendukung
lonjakan GDP kali ini dengan berkurang ke level 271 ribu.
Masih Dipertanyakan
Hampir keseluruhan
faktor yang dinilai dan disimpulkan menjadi indeks GDP dalam perhitungan yang
kedua ini mengalami kenaikan. Sebagai penggerak utama yang terpantau adalah
faktor investasi usaha yang meliputi sektor konstruksi, penelitian dan
pengembangan serta sektor persediaan barang dan jasa.
Terspesifikasi dalam
sektor persediaan barang dan jasa ini, para produsen tampaknya harus
pandai-pandai untuk mengatur strategi agar untuk jangka waktu dari bulan Juli
kemarin in sampai dengan September nanti persediaan tetap tertata dengan baik.
Seperti sudah tersampaikan dalam laporan indeks tersebut, timbunan
persediaan barang dan jasa sudah menumpuk sampai dengan 121.1 milyar dolar dan
ini semakin terasa signifikan karena paling tidak sudah menyumbang sekitar 0.2
persen bagi penghitungan GDP.
Hal tersebut ternyata
juga menjadi perhatian bagi sebagian ekonom seperti Sam Coffin dari UBS
Securities LLC. pada Bloomberg, “Memang nampaknya akan terjadi sedikit resiko
koreksi untuk beberapa periode mendatang. Jika kita mendorong terus produksi di
saat ini maka untuk penghitungan indeks berikutnya kemungkinan tidak akan
setinggi ini,” seperti itu hal yang disampaikan beliau kepada situs berita
Bloomberg.com.
Biarpun begitu,
sebagian ekonom lain nampak tetap nampak optimis terhadap kondisi yang sudah
dicapai sampai dengan kwartal kedua ini. Jenifer Lee dari BMO Capital Market
menegaskan pada situs yang sama,”Konsumsi secara umum masyarakat AS terutama
terhadap sektor tempat tinggal semakin membaik. Hal ini juga mendapat
dukungan dari sektor pasar tenaga kerja yang juga semakin menguat”. Mungkin
dikarenakan perbedaan sektor yang menjadi perhatian inilah maka masing ekonom
mempunyai keyakinan dan kekhawatirannya masing-masing.
Ketenagakerjaan
Menguat
Bebarengan dengan
optimisme Jenifer Lee tersebut, survei jumlah pengangguran yang memohon jaminan
hidup kembali turun bulan ini. Dengan tetap menggunakan pagu 300 ribu sebagai
level psikologisnya, minggu ini jumlah pengangguran turun menjadi 271 ribu
orang. Jika ditampilkan dalam hitungan perkiraan rata-rata selama periode empat
mingguan, hasilnya hanya naik tipis dari 271 ribuan menjadi 272 ribuan.
Penguatan sektor
tenaga kerja ini tampaknya memang tidak main-main. Mengapa demikian? Menurut
pendapat ekonom yang sempat diungkap dalam Bloomberg.com juga, bahwa
perusahaan-perusahaan di AS sekarang ini benar-benar sedang giat-giatnya
meningkatkan produksi, sehingga mereka sangat membutuhkan tambahan tenaga
kerja. “Mereka tidak dapat lagi seenaknya memecat karyawannya, karena jika
sudah keluar maka mereka dipastikan akan kesulitan untuk mendapatkan tenaga
yang akan menggantikannya,” demikian diungkapkannya.
Ada suatu persepsi
lain yang cukup menarik jika disinergikan dengan munculnya kedua data di atas.
Adalah pemimpin The Fed cabang New York, William Dudley, yang kemarin sempat
meluangkan waktu untuk menyampaikan pandangannyatentang
kondisi perekonomian sekarang jika dikaitkan dengan rencana kenaikan suku bunga
acuan. Beliau masih memposisikan diri dan menyarankan agar lebih waspada dan
berhati-hati dalam pengambilan keputusan tentang kenaikan suku bunga. “Saya
melihat kondisinya sekarang berbeda dengan bebeberapa masa yang lalu. Mengapa
demikian? Saya melihat pasar domestik kita begitu bergairah pertumbuhannya.
Namun agar lebih kepada orientasi jangka panjang, saya merasa juga harus
mempertimbangkan efek dari situasi yang sedang terjadi di luar negara kita.”
Greenback Masih
Menarik
Hari ini dolar AS
kembali di atas angin. Paling tidak termonitor terhadap Euro dan Cable.
Terhadap Cable, dolar AS masih tetap perkasa sedari kemarin sehingga hari ini
dan dengan mudah bisa menohok Cable sebanyak 0.4 persen. Euro juga tak kalah
menyedihkan. Setelah dibuka pada level 1.1337 hari ini, praktis dolar Euro
nurut saja untuk dibawa turun ke level 1.1215 yang berarti kalah sekitar 0.6
persen lebih. Apakah imbas GDP dan Unemployment malam ini akan membuat
Greenback tetap cukup menarik untuk dilirik investor?
http://www.seputarforex.com/berita/forex/detail.php?nid=244277&title=gdp_as_melompat_tinggi_unemployment_claims_makin_rendah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar