Gejolak 2014 -
2020 (The Crash: Mini atau Major?)
Bayangkan anda berada di dalam pesawat terbang. Kemudian
ada seorang penumpang yang memperingatkan bahwa pesawatnya sedang dalam
kesulitan dan mengalami kerusakan mesin. Dipihak lain pilot dan awak pesawat
tidak memberitahu apa-apa, mungkin mereka menyembunyikan persoalan ini.
Reputasi perlu dijaga. Lebih baik diam-diam saja sambil mencoba memperbaiki
kerusakan, dan berdoa moga-moga berhasil. Dengan demikian persoalan tidak
pernah diungkap/keluar ke publik dan nama tetap terjaga. Itu adalah pemikiran
orang yang lebih mementingkan citra diri dibandingkan keselamatan orang yang
menjadi tanggung jawabnya.
Bayangkan bagaimana menyebalkannya penumpang yang
memperingatkan terus-menerus kepada penumpang lain bahwa pesawat akan jatuh.
Itulah EOWI. Menyebalkan. Tetapi......., ketika pesawat mengalami
goncangan-goncangan kuat dalam waktu yang cukup lama, maka mulai banyak
penumpang lain yang mendengarkan ocehan si cerewet menyebalkan itu. Dan ketika
dia meneriakkan:
“Brace, brace, brace for the crash, brace for the
crash!!!!!!”
Sebagian mungkin akan mengikutinya.......mm...mmm....,
mungkin semuanya tergantung pada guncangan pesawat waktu itu. Kalau pesawatnya anteng-anteng saja, mungkin orang ini dianggap edan
dan akan disingkirkan/diamankan oleh para awak pesawat.
Sudah 2 tahun ini EOWI memperingatkan pembacanya akan
datangnya krisis dan gejolak ekonomi, sosial dan keamanan, yang disebabkan oleh
kondisi krisis ekonomi. Sebagian
dari pembaca baru mungkin berpikir bahwa Ekonomi Orang Waras, masih kurang
cukup waras. Tetapi dengan beberapa goncangan di bursa saham dan di mata uang
rupiah membuat pembaca yang skeptis berpikir kembali. Mungkin Ekonomi Orang
Waras, cukup waras, dan sebenarnya memperoleh wangsit dari Atas, serta apa yang
dikatakannya merupakan nubuat.
Nubuat atau bukan tidaklah penting. Yang penting itu
isinya. Sekarang EOWI meneriakkan:
“Brace, brace, brace for the crash, brace for the
crash!!!!!!”
Jangan ditertawakan. Mungkin crash sudah dimulai. Jangan seperti kaum
Nuh, yang mentertawakan Nuh ketika membuat bahtera di daratan kemudian menyuruh
kaumnya masuk ke dalam bahteranya. Mungkin crash kali ini benar-benar terjadi.
Bagi yang mengenal anggota-anggota EOWI secara dekat,
kami selalu memperingatkan bahwa harga minyak akan masuk ke level $30an per
bbl. Mungkin sampai $20an. Dan ketika tulisan ini dibuat....., sudah mencapai
$38an per bbl. Implikasinya akan besar terhadap ekonomi US dan ekonomi negara
berbasis ekonomi komoditi.
Bursa Cina Sudah Crash
Secara teknikal, bursa Cina sudah crash. Ada 2 lower high dan yang low sudah memiliki lower low (Chart-1). Formasi ini sudah dipastikan bahwa
bear Cina sudah datang. Targetnya harus lihat Chart-2........yaitu 1500.
Chart- 1
Wow...., EOWI kejam sekali, targetnya 1500, jadi masih
1700 lagi dari 3200 ketika tulisan ini dibuat.
Wow...., EOWI kejam sekali, targetnya 1500, jadi masih 1700 lagi dari 3200 ketika tulisan ini dibuat
Chart- 2
Disebut crash karena dari 5200 ke 1500 artinya
anjlok 71%. Sisanya 29% saja. Miskin deh kalau portofolio tabungan hari tua
kena kejatuhan seperti ini.
Peluang untuk rebound cukup besar saat ini, lebih-lebih
kalau resistance di 3100 disentuh. Tetapi mungkin bulan Oktober 2015 nanti
crash akan dilanjutkan, karena Oktober adalah jinx
month.
Cina Menyeret Emerging
Market
Indeks saham Jakarta (IHSG) juga sudah dipastikan
(kemungkinan besaaaar sekali) memasuki masa bearish,
alias crash. IHSG sudah
menembus koridor trend naiknya (Chart-3) dengan sangat menyakinkan. Entah crash atau masa bearish, apa bedanya bagi
investor? Crash secara definisi (kalau mau
didefinisikan) adalah kejatuhan yang cepat dan besar. Misalnya menguapnya 50% -
80% dari nilai asset dalam waktu 1 tahun. Kurang lebih seperti itu. Kalau anda
mau bikin definisi sendiri, silahkan.
Chart- 3
Sedangkan disebut masa secular bearish jika berlangsung cukup lama dan
menyakitkan. Karena, sebagian investor sering mengira bahwa sudah saatnya masuk
ke pasar lagi, tetapi......, kemudian nilai asset itu jatuh pelan-pelan.
Siksaannya seperti kematian dengan hukuman picis (1000 cuts). Kulitnya disileti,
mati perlahan-lahan karena luka-luka kecil yang menyiksa. Tersiksa sekali.
Kalau dilihat dari sudut Idot wave, IHSG wave C corrective biasanya akan berakhir di sekitar
1000, yaitu wave 4 pada wave utamanya. Saat ini sedang berlangsung wave A corrective. Kemudian wave B
naik lagi, yang besarnya bisa ditebak-tebak kalau wave A sudah selesai. Mungkin
IHSG akan rebound ke level di dekat 5000, sebelum melanjutkan wave C nya ke
1000.
Ada hal yang menarik. Bahwa pemerintah, c.q. Jokowi
melakukan tindakan-tindakan pencegahan agar IHSG tidak jatuh lebih jauh lagi
dengan:
- memerintahkan agar BUMN membeli
kembali (buy-back) saham-sahamnya
- Melarang short-selling
- Investor besar (misalnya dana
pensiun) tidak menjual portofolionya.
Bukankah hal yang sama
terjadi dengan bursa Cina? Apa hasilnya.....? Indeks Shanghai terjun ke level
3400an, dan ketika langkah-langkah tersebut diambil, maka indeks Shanghai
rebound ke level sekitar 4200. Kesempatan bagi investor yang terjepit untuk melepas
portofolionya. Rebound ini hanya bertahan dalam bilangan minggu saja. Kemudian
bursa Shanghai kembali pada trend crashnya.
Untuk IHSG, hal yang sama punya peluang besar terjadi.
Jadi....., investor yang tidak sempat melepas portofolionya, masih ada kesempatan
berikutnya. Bulan September 2015 ini kah? Waullahualam.
Sayangnya bulan September adalah bulan yang secara statistik, rata-rata returnnya paling negatif.
Jangan terlalu berharap bulan September ini membaik.
Seperti perintah bapak presiden Jokowi, katanya mau buy-back. Omongannya seperti
lagunya Johnny Mandel, Suicide is Painless, yang dinyanyikan oleh Marily
Manson. Coba dengar lagu Johnny Mandel ini (yang asli).
Kemudian yang dinyanyikan oleh Manic Street Preacher
Dan Marilyn Manson suaranya mirip dengan suara-suara dari
kabinet:
Kenapa saya bilang bahwa omongan Jokowi seperti lagunya
Marilyn Manson, karena omong kosong semua.
Mari kita buat hitung-hitungan: Kapitalisasi pasar ketika
di puncaknya adalah sekitar US$ 420 milyar di awal tahun 2015 dan asing
memegang sekitar US$250 milyar (60%). Kemudian pasar SUN, katakanlah US$350
milyar dan asing memegang US$140 milyar (40%). Sehingga total adalah US$490
milyar. Duitnya dari mana? BI Cuma punya cadangan devisa US$ 110 milyar? BUMN
punya duit sebesar itu? Kalau didengarkan baik-baik, omongan Jokowi persis
seperti lagunya Johnny Mandel yang dibawakan oleh Marilyn Manson...., feaky dan absurd.
Pemerintah mau membeli semua saham? Saya anjurkan anda
meminjam ucapan Clint Eastwood yang melegenda dalam film Sudden Impact: Go ahead. Make my day.
Wajar doong, kalau EOWI mentargetkan level 1000 untuk
IHSG. Suara EOWI tidak terlalu buruk seperti nyanyian Marilyn Manson.
Pemerintah mau melakukan bail-out IHSG, rupiah dan pasar hutang?
Jawabannya jelas: Go ahead. Make my day. Saya jamin akan
terjadi huru-hara. Bukan karena EOWI yang menggalang huru-hara, tetapi dampak
dari prilaku tidak bijaksana pemerintah. Ketidak-bijaksanaan pemerintah. Saya
akan pinjam kata-kata Clint Eastwood: you've
got to ask yourself one question: 'Do I feel lucky?'... Well, do ya, punk? Go
ahead. Make my day.
Di dunia ini, Tuhan akan bersama orang-orang yang saleh.
Tuhan akan mewariskan dunia ini kepada orang-orang yang saleh. Dalam hal ini
orang yang memposisikan diri pada cash.
Cash is the king. Orang-orang yang bersama nabi Nuh lari kedalam
bahtera/kapal, ketika tanda-tanda datangnya banjir tiba. Walaupun mungkin Cuma
tanda-tanda palsu, tetapi ketika tsunami datang, waktunya sangat cepat. Anda
hanya punya sedikit waktu untuk menyelamatkan diri.
Bursa Cina tidak hanya menyeret bursa Indonesia, tetapi
juga bursa-bursa emerging
market lainnya, seperti
Brazil (Chart – 4).
Chart- 4
Mungkin untuk bursa Brazil tidak bisa disebut crash, tetapi lebih tepat
disebut bearish, karena
penurunan indeks sahamnya yang sangat volatile sudah terjadi sejak tahun 2011 (4
tahun lalu). Tetapi kalau ada yang mau menyebutnya sebagai crash, dengan alasan bahwa
dalam 3 bulan saham kehilangan nilainya sebesar 30%, silahkan juga.
Indeks MSCI emerging market juga telah keluar dari pola
sideways nya (Chart-5)
Chart- 5
Bursa Saham Negara Maju Terseret Juga
Ternyata bukan hanya bursa emerging market yang terkena imbasnya, tetapi juga
bursa-bursa negara maju.
Indeks Dow Industrial di US, pada hari senen lalu (24
Agustus 2015), melorot sampai 1089 poin, walaupun akhirnya sebagian bisa
kembali dan ditutup jatuh 588 poin. Walaupun bagaimanapun melorot 1089 poin
akan membuat investor panas-dingin. Dan kejadian seperti ini kalau mau disebut crash,....terserah saja. Nama
menjadi tidak penting. Tetapi dampak psikologisnya yang membuat badan gemetaran
dan panas dingin, itu lebih penting. Apalagi volumenya meningkat......., makin
membuat panas dingin.
Chart- 6
Berapa target Dow? Mungkin crash tidak terjadi kali ini. Bursa bisa
rebound dan membuat rekor tertinggi terbaru lagi, tetapi EOWI tetap
mentargetkan 5000 – 6000 jika terjadi crash yang sesungguhnya.
Tidak hanya bursa US, tetapi juga bursa Jerman, Inggris
dan Eropa lainnya (Chart–7 dan Chart-8).
Chart- 7
Chart- 8
Apakah kejatuhan seperti ini bisa disebut crash, atau masih harus
dilanjutkan agar bisa disebut crash.
Nanti akan dijawab dibagian akhir.
Harga Minyak Memasuki Target EOWI
Ternyata tidak hanya bursa yang terkena. Minyak mentah
juga terkena sapuan badai dari gurun Gobi. Harga minyak WTI jatuh di level
30an. Suatu level yang diramalkan oleh EOWI dalam laman Gejolak 2014 – 2020.
Silahkan baca lagi laman EOWI ini, supaya pembaca ingat pesan-pesan EOWI.
Chart- 9
Pasar High Yield Bond US Terpapar Resiko US$ 1 Trilliun
Implikasi dari jatuhnya harga minyak di level $30 per
bbl, adalah rentanya pasar bond. Ada sekitar US$ 1 trilliun high yield bond
yang berkaitan dengan fracking (teknologi yang dipakai di shale oil
dan shale gas). Lapangan-lapangan minyak/gas shale,
yang ongkos produksinya mencapai $60/bbl, akan mengalami gagal bayar terhadap
hutang-hutangnya. Dampaknya baru akan terasa di tahun depan. Kita akan lihat
tahun depan. Bayangkan jika krisis sub-prime ditimbulkan oleh hutang sebesar
$600 milyar berdampak seperti yang anda lihat di tahun 2008, sekarang bagaimana
krisis yang diakibatkan oleh US$ 1 trilliun fµcking
freaking fracking (3F)
credit. Tentunya dampaknya 1,5 - 2 kali lebih besar.
Bursa Arab Terjerembab
Kita tidak perlu menunggu kredit 3F meledak. Jebolnya
harga minyak sudah membuat bursa saham negara-negara penghasil minyak yang kaya
seperti Saudi Arabia sekalipun sudah crash (Chart-10 dan Chart-11).
Chart- 10
Chart- 11
Saat ini mungkin sudah mencapai 42% dari perjalanan
indeks TASI ke level 4000. Jadi masih agak jauh. Saya tidak bisa membayangkan
bagaimana rasanya orang-orang Saudi yang membeli saham di bursa Saudi di tahun
2006, dikala indeks TASI mencapai 21000 dan sekarang menjadi 7000 saja.
Kemudian nanti 4000 saja. Memang dengan bubble,
investor yang benga, bisa
terbabat sampai 80% - 90% dari investasinya.
Oktober = Jinx
Month
Tidak ada orang yang tahu kapan hari perhitungan tiba.
Jesus mengatakan:
(Matius 24:36) Tetapi
tentang hari dan saat itu tidak seorangpun yang tahu, malaikat-malaikat di
sorga tidak, dan Anak (Jesus) pun tidak, hanya Bapa sendiri."
Tetapi kita diberi inspirasi lewat data-data mengenai
masa lalu. Statistik. Ingat ungkapan:
“Sell in May and go away?”
Secara statistik, catatan data dari 75 tahun lalu, antara
bulan May sampai bulan September, return bursa saham adalah negatif (Chart-12).
Dan yang terburuk adalah bulan September. Kalau bulan Agustus bisa dibilang
bulan ke-2 terburuk. Jadi crash yang buruk ini yang terjadi di bulan Agustus
ini, secara statistik bukan yang terburuk. Orang yang percaya kepada statistik,
akan mengantisipasi bahwa yang terburuk akan datang lagi di bulan September.
Chart- 12
Jadi bagi yang punya strategi buy on dip, akan saya ingatkan
pada ungkapan Clint Eastwood: you've
got to ask yourself one question: 'Do I feel lucky?'... Well, do ya, punk?
Anda bisa kegorok!
Oktober adalah jinx
month, bulan terkutuk. Menurut kepercayaan, kebanyakan crash terjadi di
bulan Oktober. Jangan katakan bahwa setelah nyungsep di bulan Agustus dan
September, pasar menjadi overbought dan akan rebound di bulan Oktober.
Ingat: datangnya hari perhitungan tidak ada yang tahu, bahkan malaikat
sekalipun.
Berikut ini adalah statistik mengenai crash bursa dari tahun 1929. Berhati-hatilah
sampai Desember nanti.
That’s a wrap folks, walaupun pertanyaan apakan crash ini adalah mini crash atau masih berlanjut menjadi major crash. Apakah itu penting? Ada baiknya kita
akhiri dongeng ini dengan mendengarkan lagu Iron Maiden: Run to the Hill, run for your
life.....
Disclaimer: Ekonomi (dan investasi) bukan sains dan tidak pernah dibuktikan
secara eksperimen; tulisan ini dimaksudkan sebagai hiburan dan bukan sebagai
anjuran berinvestasi oleh sebab itu penulis tidak bertanggung jawab atas segala
kerugian yang diakibatkan karena mengikuti informasi dari tulisan ini. Akan
tetapi jika anda beruntung karena penggunaan informasi di tulisan ini, EOWI
dengan suka hati kalau anda mentraktir EOWI makan-makan.
FRIDAY, AUGUST 21, 2015
Kudeta Palsu: SDR, Yuan dan US Dollar
Untuk beberapa waktu, media
ribut mengenai kemungkinan hancurnya US dollar pada bulan Oktober 2015
dikarenakan oleh masuknya yuan ke dalam Special
Drawing Right (SDR), suatu super currency yang dikeluarkan oleh IMF. Walaupun
bulan Oktober 2015 tidak lama lagi dan orang ribut dan ketakutan akan adanya
kejatuhan US dollar, tetapi EOWI nampak cuek
banget, tenang-tenang saja. Dampak masuknya yuan ke dalam SDR pada saat ini
bukan seperti gempa berkekuatan 8 – 9 skala Richter, tetapi mungkin hanya 1 – 2
saja. Dengan kata lain, gempa yang ditimbulkannya tidak lebih besar dari
getaran akibat saya menjatuhkan diri dari tempat tidur.
Belum lagi bulan Oktober 2015 datang, tiba-tiba dunia
dikejutkan oleh keputusan devaluasi........., bukan US dollar tetapi yuan.
Ternyata bukan US dollar yang jeblok,
tetapi yuan.....dan diikuti oleh beberapa mata uang negara lainnya. Ketidak-kuatiran EOWI memang
beralasan dan berdasar.
Apa Itu SDR?
Sebelum kita menginjak pada pertanyaan apakah masuknya
yuan ke dalam SDR akan membahayakan US dollar (investasi utama EOWI saat ini),
atau tidak, sudah sepatutnya kita mengerti apa itu SDR. Dinyatakan dengan
kata-kata sebanyak 1 paragraf, beginilah gambarannya:
The Special Drawing Right (SDR) is an international
reserve asset, created by the IMF in 1969 to supplement the existing official
reserves of member countries. The SDR is neither a currency, nor a claim on the
IMF. Rather, it is a potential claim on the freely usable currencies of IMF
members.
Ceritanya begini: dalam perdagangan internasional tidak
praktis kalau setiap negara menggunakan mata uangnya sendiri-sendiri. Negara
Tonga misalnya mau membeli minyak dari Nigeria. Apakah penjual di Nigeria mau
menerima pa’anga (mata uang Tonga)? Walaupun kita tahu jawabannya, tetapi
lupakanlan dulu jawaban itu dan anggap penjual di Nigeria mau menerima pa’anga
Tonga, kemudian mau diapakan pa’anga itu? Pelaku bisnis di Nigeria akan
memperoleh banyak problem, jika mereka memiliki pa’anga Tonga.
Sayangnya penjual minyak dari Nigeria ini tidak bisa minta
dibayar dengan naira (mata uang Nigeria), karena Tonga tidak punya naira. Kalau
Tonga tidak punya barang yang dibutuhkan Nigeria, maka pa’anga yang parkir di
Nigeria tidak ada gunanya. Nigeria harus mencari negara lain yang berniat
membeli sesuatu dari Tonga, dan pa’anga yang dimilikinya bisa ditukarkan dengan
sesuatu yang berguna bagi Nigeria. Ribet ‘kan?
Jaman dulu, tergantung jamannya, perdagangan
internasional menggunakan berbagai mata uang. Pada abad 17 (sampai abad 19),
real Spanyol yang berbasis perak. Pedagang
juga mau menerima mata uang perak lainnya, asal terbuat dari perak dengan kadar
tertentu. Mata uang perak mudah diterima dimana saja. Kemudian setelah itu ada
standard emas. Sebenarnya antara standard emas dan perak, sering digunakan
secara bersamaan.
Pounds sterling adalah sisa peradaban abad 19 ketika
Inggris mendominasi perekonomian dunia. Walaupun bajunya pounds sterling,
tetapi pada hakekatnya adalah standard emas, karena pounds sterling menggunakan
standard emas (walaupun beberapa kali dibekukan standard emasnya untuk
sementara, dan akhirnya pada tanggal 21 September 1931 standard emas ditinggalkan).
Sampai tahun 1971 perdagangan internasional masih
digunakan standard emas, walaupun bajunya US dollar. Karena sampai tahun 1971
US dollar masih dikaitkan dengan cadangan emas. Setelah itu, kebanyakan adalah
menggunakan US dollar yang diambangkan.
Jadi dalam perdagangan internasional diperlukan satu mata
uang yang bisa diterima semua negara. Kalau tidak maka ribet jadinya. Dan sudah beberapa dekade ini
beberapa mata uang yang diambangkan (free float) seperti US dollar,
euro, yen, dijadikan mata uang untuk bisnis internasional dan dijadikan
cadangan devisa di banyak negara.
Persoalannya adalah, yang hidup di dunia ini bukan saja
pedagang yang menjembatani antara produser dan konsumen, tetapi juga spekulator,
pemodal, penabung dan pelaku bisnis lainnya. Ada masanya para pemodal ini
merasa tidak aman untuk memmarkir uangnya di suatu negara. Maka mereka mulai
menerbangkan dana investasinya keluar. Tentu yang dibawa bukan mata uang negara
tersebut. Kalau mereka di Argentina, maka yang dibawa keluar bukan peso,
melainkan US dollar atau euro. Demikian juga kalau mereka di Indonesia, yang
mereka bawa bukan rupiah, melainkan US dollar. Karena rupiah atau peso tidak
laku kecuali di Indonesia atau Argentina.
Akibatnya, negara yang mengalami aliran dana keluar akan
kekurangan cadangan devisa. Kalau demikian bagaimana caranya untuk membayar
barang-barang impor yang dibutuhkan? Mata uang lokal akan jeblok karena
kelangkaan mata uang asing (cadangan devisa). Kalau tidak bisa membeli barang
impor yang kebetulan adalah makanan......, bisa terjadi huru-hara. Orang lapar
akan menjadi cepat marah. Orang yang kehilangan nilai tabungannya akan menjadi
cepat marah. Orang yang mengalami kesulitan membeli barang-barang yang biasa
dibelinya, akan menjadi cepat marah.
Oleh sebab itu, belajar dari krisis-krisis yang lalu,
banyak negara menumpuk cadangan devisa agar perekonomiannya tidak tergagnggu.
Tentu saja tindakan menumpuk uang seperti ini agak mubazir. Oleh sebab itu IMF
mengeluarkan SDR yang gunanya untuk memberi jalan bagi negara yang terpojok
karena menipisnya cadangan devisa mereka. Dengan SDR tersebut, negara-negara
yang kekurangan devisa tersebut bisa mengambil mata uang yang diperlukan dari
IMF.
Kurang lebih itulah SDR.
Apakah SDR akan Menghancurkan US Dollar?
Pertanyaan yang ada di benak banyak investor naif adalah: Apakah dengan adanya SDR maka US
dollar akan hancur? Karena peran US dollar sebagai mata uang internasional dan
mata uang cadangan devisa akan susut dan digantikan oleh SDR.
Jawabannya sederhana saja. Pertama, SDR sudah ada sejak
tahun 1969 dan itu tidak membuat US dollar hancur. Bahkan terhadap rupiah, US
dollar sudah terbang entah kemana. Tahun 1969 harga 1 US dollar adalah Rp 326
dan saat tulisan ini dibuat sudah di level Rp 13800. Kita tidak juga harus
menyimpulkan bahwa adanya SDR membuat rupiah terpuruk. Tidak ada kaitan
sebab-akibat nya.
Walaupun banyak yang mengatakan bahwa SDR adalah uang,
pada hakekatnya SDR bukan mata uang/currency yang dikeluarkan oleh IMF atau
bukan juga klaim (hak untuk meminta asset) kepada IMF. Tidak ada perdagangan
yang menggunakan SDR. SDR tidak bisa digunakan secara langsung untuk membeli
minyak, membeli gandum, membayar hutang......dan lainnya. SDR adalah hak untuk
meminta suatu mata uang, US dollar, euro, pounds sterling dan yen kepada
anggota IMF. Dengan kata lain, dengan SDR suatu negara yang memilikinya bisa
menukarkannya dengan salah satu dari empat (4) mata uang yang menjadi cadangan
devisa anggota IMF.
Andaikata yuan dimasukkan sebagai mata uang yang boleh
ditukarkan, maka posisinya akan sama saja dengan US dollar, euro, pounds
sterling dan yen. Lalu bagaimana selanjutnya?
Apakah Masuknya Yuan ke SDR akan Menghancurkan US Dollar?
Andaikata yuan masuk menjadi salah satu reserve currency dalam SDR, apakah US dollar akan
hancur? Jawaban dari pertanyaan itu akan bisa membenarkan/menyangkal mereka
yang akhir-akhir ini mengatakan bahwa US dollar akan hancur. Opini ini (yang
mengatakan bahwa US dollar akan hancur), bersebrangan dengan opini EOWI. Memang
EOWI berpendapat bahwa akhirnya nilai US dollar (dan juga semua uang kertas)
akhirnya sama dengan nilai interinsiknya, yaitu kertas (sama dengan toilet paper), tetapi untuk US
dollar hal itu tidak terjadi dalam waktu dekat ini, tidak juga dalam 5 tahun
mendatang. Oleh sebab itu menjelaskan kepada pembaca, maka menjawab pertanyaan
berikut ini adalah sangat penting.
Bagaimana US dollar bisa jatuh karena masuknya yuan ke
dalam mata uang yang bisa ditukarkan dengan SDR? Mekanismenya bagaimana?
Mungkin sebelum pertanyaan di atas bisa terjawab,
pertanyaan berikut ini bisa membantu:
Apakah US dollar, euro, pound, yen sedemikian
dibutuhkannya sehingga IMF perlu mengeluarkan SDR bagi mata-mata uang ini?
Dengan kata lain, kenapa bukan SDR untuk dollar Zimbawe atau rinngit
Malaysia?Bagaimana dengan yuan?
Pertanyaan ini sudah terjawab pada pembahasan sebelumnya.
US dollar, pound, euro, yen diperlukan karena supaya tidak ribet.
Suatu negara membutuhkan US dollar atau yen atau euro
banyak sebabnya. Di dalam perdagangan internasional, harga minyak, harga kapas,
harga tembaga, harga pesawat terbang dalam US dollar. Kalau saya kerja di
Malaysia, atau Saudi Arabia, kontrak kerja saya dalam US dollar. Bukan ringgit,
rupiah atau real. Itu adalah kenyataan yang tidak ideal dan harus ditelan.
Jangan heran kalau US dollar ditumpuk di banyak negara sebagai cadangan devisa.
Ketika neraca pembayarannya surplus, maka cadangan dollarnya naik yang nantinya
berguna ketika neracanya mengalami defisit.
Karena US dollar, euro dan beberapa mata uang lainnya
digunakan dalam perdagangan dan bisnis internasional, maka banyak negara harus
mempunyai cadangan mata uang ini.
Berikut ini adalah besarnya cadangan devisa global. Saat
ini 64% adalah US dollar dan 20% euro. Selebihnya adalah mata uang lainnya.
Kenyataan saat ini menunjukkan bahwa banyaknya yuan yang
disimpan sebagai cadangan devisa tidak lebih dari 3% saja. Bagaimana yuan bisa
menggantikan US dollar dalam waktu dekat ini. Bahkan kalau dilihat
faktor-faktor lain, peluang yuan untuk menggantikan US dollar sampai tahun
2050, juga tidak besar. Kami di EOWI memprojeksikan bahwa nasib perjalanan
ekonomi Cina tidak lebih baik dari Jepang. Yaitu akan mengalami krisis deflasi
dan selama beberapa dekade tidak pernah bisa bangkit lagi. Mereka bisa maju,
separti Jepang, tetapi pertumbuhan ekonominya marginal. Itu adalah topik yang
bisa diceritakan panjang lebar.
Kembali pada pertanyaan yang tertama:
Bagaimana US dollar bisa jatuh karena masuknya yuan ke
dalam mata uang yang bisa ditukarkan dengan SDR?
Mekanismenya apa?
Kami di EOWI tidak tahu jawabannya. Oleh sebab itu adalah
cukup sahih (valid) jika kami mengatakan bahwa pengaruhnya hanya seperti
gempa yang ditimbulkan karena saya jatuh dari tempat tidur.
Apakah Yuan Layak Menjadi Cadangan Devisa?
Pertanyaan ini harus dilontarkan jauh sebelum bertanya
apa pengaruh yuan jika dimasukkan ke menjadi salah satu reserve currency (mata uang cadangan devisa, atau MUCD)
dari SDR.
Kalau saya disuruh bikin kriteria persyaratan reserve currency (MUCD), maka jadinya adalah
seperti ini:
Pertama, mata uang tersebut tidak di-pegged terhadap mata uang lain dan harus
diperdagangkan secara bebas. Bayangkan jika mata uang tersebut di-pegged,
ketika di kantong kita sudah banyak, tiba-tiba di devaluasi. Maka lenyaplah
sebagian dari nilai (value) cadangan uang kita. Menjadi lebih miskin
mendadak tanpa bisa berbuat apa-apa, atau melarikan diri adalah suatu hal yang
tidak disukai. Jadi sebuah reserve
currency(MUCD) harus diperdagangkan secara bebas dan harganya ditentukan
oleh pasar. Sayangnya yuan tidak demikian.
Kedua, pada mata uang tersebut ada pasar modal yang cukup
besar dan likwid serta bebas, sehingga tidak terlalu volatile. Pasar modal,
apakah itu pasar hutang (bond) atau pasar saham, merupakan salah satu tempat
parkir uang yang bisa menghasilkan keuntungan. Bukan sekedar uang tanpa
bunga/keuntungan.
Adanya pasar modal yang besar, likwid dan bebas, bisa
meredam volatilitas. Dengan kata lain, asset tersebut (cash, bond dan
saham lainnya) harus cukup likwid. Suatu hal yang tidak anda sukai adalah,
ketika mata uang tersebut mengalami krisis dan anda mau melepas asset
anda.......pasar beku, tidak ada yang mau beli (atau harganya jatuh sekali).
Atau anda dilarang menjual asset anda. Akhirnya anda harus memegang barang
busuk. Apakah yuan memenuhi kriteria ini? Cina punya cadangan devisa sebesar US
$ 4 triliun, tidak berarti pasar modal berbasis yuan besar.
Untuk persyaratan yang kedua ini, baru saja investor
mengalami hal yang buruk. Ketika bursa saham Cina crash di tahun 2015 ini, pemerintah melarang
institusi besar untuk menjual saham di portfolionya. Capital control adalah sesuatu yang haram bagi mata
uang yang menjadi cadangan devisa.
Ketiga, negara itu cukup stabil ekonominya, sehingga
resiko mata uangnya terdepresiasi
kecil. Kriteria ini agak meragukan dan dilain waktu akan kita bahas. Dulu
Jepang juga dipersepsikan sebagai negara yang secara ekonomi stabil, tetapi
sejak tahun 1990, dengan meletusnya bubble properti dan saham di Jepang,
perekonomian Jepang sering goyah dan langkah-langkah ekonomi negaranya sering
tidak masuk akal. Apakah persyaratan ini masih diperlukan? Bagi EOWI, tentu
saja masih.
Keempat, ukuran ekonomi negara itu (Cina) besar
dibandingkan dengan yang lain sehingga dalam perdagangan internasional menjadi
penting. Internasionalisasi yuan bisa belangsung. Cina sedang mengarah kesana.
Dimulai dengan perdagangan bilateral, yang bisa menggunakan yuan. Lama-lama
makin banyak negara yang menyimpan yuan dalam cadangan devisanya (karena
diperlukan untuk membeli barang-barang Cina).
Bisakah SDR atau Yuan menggantikan US Dollar?
Lupakan ide yuan masuk ke dalam SDR. Itu dampaknya kecil
terhadap US dollar. Kita tanya skenario yang lebih jauh, yang lebih menohok
dollar, yang lebih punya pengaruh terhadap nasib US dollar. Yaitu: Bisakah SDR
atau Yuan menggantikan US Dollar?
Secara definisi dan rancangannya, SDR tidak bisa
menggantikan US dollar. SDR bukan mata uang. Andaikata mau dipaksakan, saat ini
semua SDR yang beredar hanya ada dengan US$ $280 milyar dan 40% nya adalah US
dollar (US$ 112 milyar). Apakah ini cukup untuk dipakai dalam perdagangan
dunia? Cadangan devisa Indonesia yang katanya cukup untuk kebutuhan impor
selama 7 bulan saja adalah US$ 110 milyar.
Orang yang berpikir waras akan mengatakan bahwa bulan
Oktober 2015 atau 2016 atau......katakan lah 2020, SDR belum bisa menggantikan
US dollar. Sebagai contoh, pergantian pounds sterling ke dollar memakan waktu
cukup lama dan bertahap, dari 1914 sampai 1950. Memang ada yang berjalan cepat,
yaitu pergantian mata uang cadangan devisa dari US dollar berbasis emas ke US berbasis no-thing (fiat) di tahun 1971. Cumadalam hitungan beberapa detik…… mungkin menit. Pergantian peran sebagai
cadangan devisa global antara 2 mata uang fiat akan memakan waktu yang lama.
Seandainya US
dollar digantikan oleh mata uang lain sebagai mata uang dunia, kapan waktunya.
Untuk pertanyaan ini waulahualam,
hanya Allah yang tahu. Mungkin antara tahun 2030 – 2050. Di masa itu harga
minyak bisa mencapai $400/bbl dan emas mungkin sampai $10,000 per oz. Tetapi
sampai waktu tersebut datang.....,dan sampai 10 tahun ke depan….., target EOWI
adalah di level $30/bbl dan $600/oz mungkin akan dilalui dulu. Apakah saya
masih hidup di tahun 2030 - 2050 untuk menyaksikannya......, entahlah.
Bagaimana dengan yuan? Bisakah yuan menjadi mata uang
cadangan devisa. Jawabnya bisa dan berjalan perlahan-lahan. Dan opini EOWI:
Nasib perjalanan yuan
saat ini tidak akan jauh dari nasib perjalanan yen Jepang dimulai dari tahun
1990.
Tidak heran kalau harganya saat ini jatuh. Dan kejatuhan
yuan saat ini adalah awal dari kejatuhan yang panjang..........Maka
hati-hatilah memegang yuan........
Sampai lain kali….bye.
Disclaimer: Ekonomi (dan investasi) bukan sains dan tidak pernah dibuktikan
secara eksperimen; tulisan ini dimaksudkan sebagai hiburan dan bukan sebagai
anjuran berinvestasi oleh sebab itu penulis tidak bertanggung jawab atas segala
kerugian yang diakibatkan karena mengikuti informasi dari tulisan ini. Akan
tetapi jika anda beruntung karena penggunaan informasi di tulisan ini, EOWI
dengan suka hati kalau anda mentraktir EOWI makan-makan.
http://ekonomiorangwarasdaninvestasi.blogspot.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar