Nilai tukar rupiah terus mengalami tekanan yang berimbas terhadap fluktuasi pasar modal. Kurs tengah rupiah terhadap dollar Amerika serikat di Bank Indonesia pada perdagangan Selasa (25/8/2015) melemah ke level Rp 14.067 dibandingkan Senin (24/8/2015) sebelumnya yang Rp 13.998 per dollar AS.
Perencana
keuangan dan CEO Mitra Rencana Edukasi Mike Rini mengatakan investor jangka
pendek dengan profil trader perlu mewaspadai kondisi tekanan pasar modal.
Investor ini perlu memarkir dananya untuk sementara di reksadana pasar uang
sambil menanti sinyal beli atau jual.
"Sebab
meski harga saham saat ini stabil namun masih terancam berfluktuasi. Apabila
investor membeli, maka terpaksa dijual kembali dalam waktu dekat untuk trading saham sehingga tidak merugi apabila harga jual
turun," tutur Mike.
Bagi investor trader yang terlanjur menggenggam saham, kata Mike, perlu
melakukan cut loss. Investor
ini harus memiliki risk management target loss yang bisa ditanggung.
Sebaliknya,
investor jangka panjang bisa masuk ke saham atau reksadana saham dengan
memanfaatkan melemahnya IHSG.
Sehingga, investor bisa mendapatkan saham bagus dengan harga diskon.
"Investor jenis ini bisa hold atau menambah lagi alokasi sahamnya. Saat ini waktu
yang tepat untuk masuk," ujarnya.
Untuk investor konservatif,
bisa masuk ke deposito tiga bulan ataupun reksadana pasar uang. Instrumen
tersebut menarik lantaran naiknya suku bunga deposito.
Instrumen lain
seperti emas diperkirakan kurang menarik. Pasalnya, kata Rini, instrumen ini
telah mengalami kenaikan harga sehingga cukup mahal apabila dikoleksi investor
saat ini. "Seharusnya emas beli saat kemarin turun," ujar Mike.
Demikian juga
dengan properti yang nasib berisiko karena harganya yang mahal. Menurut dia,
harga properti akan murah saat nilai tukar rupiah kembali terjun."Apabila
terdapat sinyal harga properti turun, maka investor baru bisa membelinya,"
tutur dia.
Sementara itu
Chief Economist and Director for Investor Relation Bahana TCW Investment
Management Budi Hikmat mengatakan, volatilitas pasar saham dan obligasi masih
akan berlangsung hingga adanya kepastian suku bunga bank sentral Amerika
Serikat, the Fed.
Menurut dia,
investor bisa masuk ke reksadana terstruktur ataustructured
product. Sekadar informasi, ada tiga
reksadana yang masuk jenis ini, yakni reksadana terproteksi, reksadana dengan
penjaminan dan reksadana indeks. "Sehingga tidak perlu pusing dengan
volatilitas harga," kata Budi.
Namun, bagi
investor yang terlanjur menggenggam saham bisa sabar dan tetap hold. Pasalnya, Menteri Keuangan mengindikasikan belanja
pemerintah bulan Augustus cukup baik. "Kendati demikian, kita diselimuti
sentimen negatif yang ekstrim. CDS negara berkembang melonjak dan adanya
kekhawatira terhadap dampak perlambatan Tiongkok," kata Budi.
Adapun Head of
Operation dan Business Development Panin Asset Management Rudiyanto optimistis
nilai tukar rupiah akan kembali menguat pasca keputusan suku bunga the Fed.
"Untuk sementara memang masih minim sentimen baik," kata dia.
Namun, investor
tak perlu khawatir menghadapi kondisi ini. Menurut dia, investasi dana
investasi tetap harus disesuaikan dengan tujuan keuangan dan bukan kondisi
pasar. Misalnya, tujuan investasi satu tahun, satu hingga tiga tahun, tiga
hingga lima tahun ataupun lima tahun ke atas.
Sedangkan bagi
segmen investor tertentu atau high net worth individual, aset alokasi disesuaikan dengan profile risiko,
seperti sangat konservatif, konservatif, moderate dan agresif.
Berikut pilihan
strategi investasi:
Rudiyanto
Investor ritel biasa
Investasi 1 tahun: 100 persen pasar uang
1-3 tahun: 100 persen pendapatan tetap
3-5 tahun: 100 persen campuran
5 tahun ke atas: 100 persen saham
Investor ritel biasa
Investasi 1 tahun: 100 persen pasar uang
1-3 tahun: 100 persen pendapatan tetap
3-5 tahun: 100 persen campuran
5 tahun ke atas: 100 persen saham
HNWI investor
1. Sangat konservatif
Deposito 70 persen
Reksadana Pendapatan tetap 10 persen
Reksadana Campuran 10 persen
Rekadana Saham 10 persen
1. Sangat konservatif
Deposito 70 persen
Reksadana Pendapatan tetap 10 persen
Reksadana Campuran 10 persen
Rekadana Saham 10 persen
2. Konservatif
Deposito 10 persen
Reksadana Pendapatan tetap 70 persen
Reksadana Campuran 10 persen
Reksadana Saham 10 persen
3. Moderat
Deposito 10 persen
Reksadana Pendapatan tetap 10 persen
Reksadana Campuran 70 persen
Reksadana Saham 10 persen
Deposito 10 persen
Reksadana Pendapatan tetap 70 persen
Reksadana Campuran 10 persen
Reksadana Saham 10 persen
3. Moderat
Deposito 10 persen
Reksadana Pendapatan tetap 10 persen
Reksadana Campuran 70 persen
Reksadana Saham 10 persen
4. Agresif
Deposito 10 persen
Reksadana Pendapatan tetap 10 persen
Reksadana Campuran 10 persen
Reksadana Saham 70 persen
(Wahyu Satriani)
Deposito 10 persen
Reksadana Pendapatan tetap 10 persen
Reksadana Campuran 10 persen
Reksadana Saham 70 persen
(Wahyu Satriani)
Editor
|
: Erlangga
Djumena
|
Sumber
|
: KONTAN
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar