Teleportasi adalah suatu
teknik pemindahan materi atau benda secara langsung dalam waktu sekejap
ke tempat yang berbeda. Teleportasi memiliki arti pemindahan sesuatu (materi)
dari satu titik ke titik lain melalui sebuah proses penguraian dan pengembalian
kembali susunan dari sesuatu tersebut. Teleportasi, dalam arti harfiahnya
adalah perpindahan dari suatu benda, objek, ataupun manusia dari satu tempat ke
tempat lain yang berbeda dalam waktu yang relatif singkat, atau instan.dalam kecepatan
cahaya. Teleportasi adalah proses untuk menguraikan sebuah objek menjadi atom
dan menyusunnya kembali di tempat lain.
Catatan sejarah mengenai pertemuan
antara Nabi Sulaiman dengan Ratu Saba’ menjadi jelas dengan penelitian yang
dilakukan negeri tua Saba’ di Yaman Selatan. Penelitian yang dilakukan terhadap
reruntuhan mengungkapkan bahwa seorang “ratu” pernah hidup di kawasan ini
antara tahun 1000-950 SM dan melakukan perjalanan ke utara (ke
Darussalam/Yerusalem). Nabi Sulaiman meminta salah seorang asistennya untuk
membawa singgasana Ratu Balqis dari Kerajaan Saba’ di Yaman ke Palestina,
sebelum pemiliknya tiba.
Berkatalah seseorang yang mempunyai ilmu Al-Kitab: “Aku akan membawa singgasana
itu kepadamu sebelum matamu berkedip”. (QS An-Naml [27]:40.
Menurut Tauhid Nur Azhar & Eman
Sulaiman, dalam bukunya Ajaib Bin Aneh: 52, pemindahan tahta Ratu Balqis dari
Yaman ke Palestina yang berjarak sekitar 1500 mil ini dapat disebut quantum
teleportation, yaitu proses pemindahan suatu benda dengan memanfaatkan keacakan
tempat tanpa terkena jarak. Bagaimana hal ini terjadi?
Menurut Albert Einstein, kecepatan
tertinggi dalam dunia relatif adalah kecepatan cahaya yang berjarak tempuh
299,792,458 meter/detik. Seandainya semua partikel dapat diubah menjadi
kecepatan cahaya, kecepatan tempuhnya pun akan menyamai kecepatan cahaya.
Permasalahannya, apakah seseorang itu
bisa mengubah karakter dirinya menjadi karakter menyerupai cahaya? Rupa-rupanya
asisten Nabi Sulaiman ini memiliki kemampuan untuk mentransformasi karakter
partikel singgasana Ratu Balqis.
Ada dua cara yang mungkin ia
lakukan-sebetulnya masih menjadi hipotesis para ahli fisika. Pertama, dipapari
medan magnet yang sangat kuat sehingga semua partikel singgasana tersebut
berubah karakter. Contoh konkretnya terlihat dalam proses fusi nuklir dan
cahaya matahari. Di dalamnya terdapat reaksi fusi yang melibatkan energi sangat
kuat. Prinsip ini digunakan dalam teori quantum teleportation di film Star
Trek. Mr. Spock (partikel-partikel selnya) diubah, dibuat berputar lebih cepat,
didekoding dan ditransfer ke tempat tujuan.
Sesampai di sana, ia di-encoding sehingga bisa utuh kembali. Hal yang sulit
dilakukan adalah bagaimana proses meng-encoding dan menjadikan hal tersebut
dilakukan, sehingga tidak terjadi perubahan struktur pada benda yang
dikirimnya. Itulah kelebihan teknologi pada zaman Nabi Sulaiman.
Cara kedua, asisten Nabi Sulaiman ini
mampu memasuki sebuah dimensi dimana ruang dan waktu tidak lagi menjadi
pembatas. Mungkin, inilah yang dinamakan dimensi malaikat. Dengan cara ini,
suatu benda bisa berpindah dan dipindahkan tanpa terhalang jarak dan waktu.
Agar bisa memasuki dimensi ini, boleh jadi ada kata kunci atau password untuk
membukannya. Password ini sampai sekarang belum kita temukan. Namun, kita tak
berasumsi bahwa gerbang dimensi itu ada pada persepsi. Artinya, keyakinan atau
persepsi, kita menyebutnya kualitas keimanan, bisa membawa seseorang, memasuki
dimensi yang tidak terkait oleh jarak dan waktu. Entahlah.
Sebagai catatan, pada tahun 1993, ide
tentang teleportasi berpindah dari ranah fiksi ilmiah ke dalam dunia nyata. Ini
terjadi ketika fisikawan Charles Bennet dan tim peneliti dari IBM
mengkonfirmasikan bahwa teleportasi kuantum adalah mungkin, tapi hanya jika
objek asli yang dipindahkan dihancurkan. Pencerahan ini pertama di singgung
oleh Bennet pada saat annual meeting American Physical Society (APS) pada Maret
1993, diikuti dengan tulisannya tentang Physical review letters pada tanggal 29
Maret 1993. Sejak saat itu, eksperimen menggunakan photons telah membuktikan
bahwa teleportasi kuantum adalah mungkin.
Pada tahun 1998, ahli fisika di
California Institute of technology (Caltech), bersama dengan tim dari eropa,
mengubah ide IBM menjadi kenyataan dengan sukses menteleportasikan photon,
partikel energi yang dalam cahaya. Grup Caltech berhasil membaca struktur atom
dari photon, mengirimkan informasi ini melewati 3,28 kaki (kira-kira 1 meter)
kabel koaksial dan menciptakan replikanya. Sesuai perkiraan, photon asli tidak
lagi eksis setelah replica di buat.
Eksperimen selanjutnya, tim Caltech
berhasil mengatasi prinsip ketidakpastian Heisenberg, rintangan terbesar dalam
teleportasi objek yang lebih besar dari photon. Prinsip ini mengatakan bahwa
anda tidak dapat mengetahui lokasi dan kecepatan partikel secara bersama-sama.
Tapi jika anda tidak dapat mengetahui posisi suatu partikel, lalu bagaimana
anda menteleportasikannya? Untuk menteleportasikan photon tanpa melanggar
prinsip Heisenberg, ahli fisika Caltech menggunakan sebuah fenomena yang di
sebut Entanglement.
Teleportasi adalah proses untuk
menguraikan sebuah objek menjadi atom dan menyusunnya kembali di tempat lain.
Pada Juni 2002 lalu, seorang ahli fisika Australia, Ping Koy Lam, melakukan
teleportasi sinar laser. Sinar laser yang terdiri atas miliyaran foton, oleh
Lam diukur kecepatan pertikel, bentuk, dan polarisasinya, untuk kemudian
dibentuk ulang menggunakan sekumpulan foton di tempat lain. Lam meramalkan
bahwa lima tahun ke depan, seseorang bisa melakukan teleportasi atom atau molekul.
Lalu, bagaimana dengan teleportasi manusia? Cerita akan lain. Pasalnya, tubuh
manusia terdiri tas 10 pangkat 28 molekul atom atau lebih dari satu triliun
atom, sehingga sangat sulit diuraikan untuk kemudian di susun kembali di tempat
lain, walaupun hal ini bisa saja terjadi.
Boleh dikatakan, memindahkan objek ke
dimensi lain dalam jarak jauh adalah hal yang mustahil dan sama sekali tidak
masuk akal. Katakanlah, zaman dulu cara berfikir orang yang dikabarkan primitif
tak akan pernah menjangkau dan hanya menerka atau sekedar percaya tanpa tahu
ilmunya.
Kini di jaman teknologi, ilmu fisika
berkembang jauh dari peradaban. Di zaman kita saling mengirimkan objek suara
melalui handphone tanpa batas jarak. Dan di mana kita pun bisa berkomunikasi
visual lewat video call adalah hal biasa.
Lihatlah orang-orang dari seluruh
penjuru dunia, saling berkomunikasi tanpa terhalang jarak. Bukankah semua itu
hal mustahil & tidak masuk akal suara kita bisa didengar oleh orang di
Negara lain yang jauhnya ribuan kilometer.
Lalu, apa bedanya suatu saat nanti
diciptakan alat teleportasi mengirimkan objek nyata ke tempat yang jauh? Sama
halnya saat Nabi Muhammad melakukan Isra’ Mi’raj dari Masjidil Haram (Mekah) ke
Masjidil Aqsha (Palestina) lalu naik ke Sidratul Muntaha dan kembali lagi ke
Masjidil Haram hanya dalam waktu semalam.
Begitu pula tentang akhirat, kita berpindah ke dimensi lain setelah kita meninggal. Apakah kita juga tidak mempercayai adanya kehidupan dimensi lain setelah kita wafat? Itu artinya kita masih berfikir Primitif.
Semua bisa di jelaskan dengan ilmu. Saat kita tidurpun kita bermimpi dan berpindah sejenak ke alam dimensi mimpi. Bila memang akhirat tujuan terakhir kita, ada bekal kita untuk menggapainya.*
Begitu pula tentang akhirat, kita berpindah ke dimensi lain setelah kita meninggal. Apakah kita juga tidak mempercayai adanya kehidupan dimensi lain setelah kita wafat? Itu artinya kita masih berfikir Primitif.
Semua bisa di jelaskan dengan ilmu. Saat kita tidurpun kita bermimpi dan berpindah sejenak ke alam dimensi mimpi. Bila memang akhirat tujuan terakhir kita, ada bekal kita untuk menggapainya.*
Dipublikasi di Teknik Teleportasi
| Tag Tek
https://tebingtinggifiles.wordpress.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar