Mengelola uang yang sehat membutuhkan beberapa faktor fundamental yang perlu ditingkatkan, dan salah satunya adalah literasi keuangan, dan hal inilah yang menjadi fokus dalam tulisan ini. Pendefinisian literasi keuangan bervariasi, seperti beberapa diantaranya dari Chen dan Volpe yang mengartikan literasi keuangan sebagai kemampuan mengelola keuangan. Lainnya yaitu Katy, Hudson, dan Bush yang mengartikan literasi keuangan sebagai kemampuan untuk memahami kondisi keuangan serta konsep-konsep keuangan, dan untuk merubah pengetahuan tersebut secara tepat ke dalam perilaku. Tidak jauh berbeda, The Presidents Advisory Council on Financial Literacy mendefinisikan literasi keuangan sebagai kemampuan untuk menggunakan pengetahuan serta keahlian untuk mengelola sumber daya keuangan untuk mencapai kesejahteraan.
Namun dalam tulisan ini akan menggunakan arti literasi keuangan menurut Chen dan Volpe, karena lebih longgar, sistematis dan memiliki cakupan yang lebih besar. Maksud dari cakupan yang lebih luas karena selain tersistematis, juga meliputi bidang-bidang yang luas yaitu pengeluran dan kredit, asuransi, serta tabungan dan investasi. Penejelasan bidang pertama tentang pengeluaran dan kredit adalah bagaimana orang dapat mengelola pengeluaran-pengeluarannya. Dalam pengertian bahwa perlu ada rencana pembelanjaan atau budget yang tepat dan bagaimana disiplin untuk melakukan yang sesuai dengan budget tersebut.
Spesifiknya yaitu bagaimana orang perlu membuat rencana belanja yang normal sehingga tidak tergelincir dalam pola belanja yang melebihi target dan kemampuan belanja. Seperti bagaimana membeli sesuatu yang sebenarnya diperlukan atau dibutuhkan dan bukan yang diinginkan. Hal ini penting diperhatikan karena untuk menghindari diri dari defisit, karena menghindari dan mencegah defisit inilah menjadi inti dari pengeluaran yang sehat. Sedangkan tentang kredit yakni bagaimana orang memposisikan kredit dengan benar. Maksudnya adalah memposisikan kredit sebagai alat bantu yang sehat dan bukan sebagai kelebihan uang untuk memenuhi berbagai keinginan yang menyesatkan. Lanjut bahwa penggunaan kredit sebenarnya ditujukan untuk memenuhi kebutuhan dan untuk penggunaannya harus disesuaikan dengan kemampuan finansial. Sebaiknya jangan menggunakan kredit sebesar 30% dari persentase anda sehingga tidak mengganggu keseimbangan keuangan anda.
Ranah lainnya dari literasi keuangan adalah asuransi. Asuransi saat ini perlu dimiliki karena semakin meningkatnya ketidakpastian keuangan saat ini. Lanjut bahwa memiliki asuransi, entah itu asuransi jiwa, aset, kebakaran rumah, atau pun mobil dan lainnya akan sangat membantu anda untuk menutup kerugian anda. Catatan bahwa asuransi tidak dimaksudkan untuk menghindari anda dari peristiwa-peristiwa yang tidak diinginkan tersebut karena pada prinsipnya peristiwa yang diharapkan dan tidak diharapkan memiliki peluang yang sama besar. Oleh karena itu, tujuan pokok dari asuransi adalah memberikan jaminan ganti rugi sehingga anda tidak mengalami kebingungan dan kerugian melainkan di cover oleh asuransi yang anda ikuti.
Ranah terakhir yaitu tabungan dan investasi. Peranan literasi keuangan yaitu memberikan anda pemahaman bahwa tabungan menjadi bagian penting karena akan memberikan keamanan konsumsi dalam jangka pendek. Contohnya adalah ketika ada peristiwa yang tidak diinginkan dan penerimaan anda menjadi terganggu maka saat itulah tabungan dapat menjadi alat bantu untuk memenuhi konsumsi anda. Terkait bagaimana menabung dengan tepat, sebenarnya hanya membutuhkan kesadaran untuk berdisiplin menyisihkan uang setelah anda memenuhi uang untuk spiritual anda. Sedangkan tentang investasi, orang yang berliterasi keuangan akan sangat terbantu karena memiliki pengetahuan/pemahaman tentang bagaimana cara-cara yang dapat dilakukan untuk berinvestasi pada instrumen-instrumen investasi yang tersedia, diantaranya adalah saham.
Konkritnya adalah orang yang disiplin meningkatkan literasi keuangan akan paham bagaimana sebaiknya menentukan sikap yang cerdas ketika membuat keputusan transaksi saham. Dalam pengertian bahwa bagaimana melakukan analisis atau pun mengamati faktor-faktor yang relevan untuk dipertimbangkan dalam membuat keputusan transaksi saham, apakah akan membeli, menahan ataukah menjual. Tidak hanya itu saja, berliterasi keuangan juga memberikan insight tentang bagaimana menghindari diri dari penipuan investasi yang berkedok memberikan return tinggi. Nalarnya adalah orang yang berliterasi keuangan akan mampu memahami bahwa tidak mungkinlah ada return tinggi yang memberikan risk rendah dan hal ini sesuai dengan the golden rule investasi bahwa high risk high return.
Berpijak pada kemanfaatan apabila orang memiliki literasi keuangan maka disimpulkan bahwa pada intinya atau esensinya bahwa literasi keuangan akan sangat membantu dalam memberikan pemahaman yang mendalah (deep insight) tentang aturan main untuk mengelola keuangan yang cerdas, dan peluang mencapai kebebasan keuangan pun akan semakin besar. Dengan kata lain, literasi keuangan dapat digunakan sebagai salah satu alat bantu yang perlu ditingkatkan apabila mau memiliki passive income yang melebihi active income.
Perkembangan dunia keuangan sangatlah signifikan, berbagai
produk-produk keuangan baru semakin banyak dan menuntut orang-orang untuk
memahaminya apabila hendak mau memanfaatkannya. Selain itu, saat ini juga
semakin banyaknya akademisi-akademisi, pakar-pakar atau pun ahli-ahli keuangan
untuk mendorong masyarakat supaya meningkatkan pengetahuan keuangan guna
membantu ketika membuat keputusan keuangan. Terkait ulasan sebelumnya, literasi
keuangan semakin menjadi hal yang signifikan diperlukan karena dalam literasi
keuangan tersedia berbagai macam cara serta pengetahuan untuk menjadikan
seseorang cerdas dalam mengelola keuangannya.
Dalam tulisan ini, tidak diarahkan pada segi teknis dari literasi
keuangan atau melek keuangan melainkan akan ditujukan pada bagaimana seseorang
mengafirmatif dirinya terkait pengelolaan keuangannya. Spesifiknya yaitu dalam
tulisan ini akan diarahkan pada bagaimana kata-kata yang di digunakan oleh
seseorang akan berpengaruh pada pemahaman literasi keuangan. Nalarnya adalah
kata-kata yang digunakan seseorang tanpa disadarinya akan masuk dalam pikiran
bawah sadar sehingga akan mendorong seseorang untuk berperilaku sesuai dengan
kata-kata yang sering diucapkan. Apalagi kalau kata-kata tersebut diulangi
terus menerus maka akan semakin mudah menyusup ke dalam pikiran alam bawah
sadar.
Konkritnya adalah ketika anda mengucapkan literasi keuangan itu
tidak penting, maka perilaku anda akan menyepelekan literasi keuangan alias
melek keuangan atau berpersepsi bahwa peningkatan literasi keuangan tidaklah
penting sehingga ketika anda mendengar atau berurusan dengan literasi keuangan
atau bahkan ketika menerima nasihat tentang literasi keuangan maka anda akan
menjauh atau perhatian anda akan sangat minim. Lain halnya apabila anda
menggunakan kata-kata positif seperti literasi keuangan itu penting karena
dapat digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan saya maka perilaku yang akan
muncul kemudian adalah perilaku positif untuk mau meningkatkan literasi
keuangan.
Contoh lainnya adalah kata-kata yang anda gunakan seperti saya tak
mungkin kaya, maka perilaku anda cenderung akan malas atau enggan mengelola
uang dengan baik dan meningkatkan peluang mengalami kesalahan mengelola uang.
dan begitu juga sebaliknya apabila anda mengucapkan kata-kata positif bahwa
anda akan atau bisa kaya maka kata-kata itu akan masuk dalam pikirna bawah
sadar dan akan menjadi energi internal yang luar biasa untuk mendorong perilaku
menuju pencapaian kekayaan. Oleh karena itu, perhatikan kata-kata yang anda
gunakan atau ucapkan karena berengaruh pada perilaku baik atau buruk.
Hal lainnya yang perlu diperhatikan terkait penggunaan kata-kata
yang anda ucapkan untuk mencapai kekayaan atau kebebasan keuangan adalah bagaimana
anda juga jangan menipu diri seolah-olah anda tidak membutuhkan uang namun
dalam hati anda begitu mengharapkan uang. Mengapa perilaku seperti itu tidak
baik untuk pencapaian kebebasan keuangan karena anda akan hanya hidup dalam
bayangan saja dan berpeluang mengalami kebangkrutan pribadi. Nalarnya adalah
ketika anda tidak jujur dengan diri sendiri terkiat mencapai kebebasan
keuangan, maka anda akan sulit menentukan sikap yang ketika mengelola keuangan,
dan dapat saja anda merasa tidak mampu mengelola uang sehingga harus
melemparkan tanggung jawab pada orang lain. Oleh karena itu, menurut hemat
penulis bahwa terwujud atau tidaknya mencapai kebebasan keuangan tergantung
pada diri anda sendiri dan salah satu faktornya yaitu pilihlah kata-kata
positif dan bukan kata-kata negatif plus kejujuran pada diri bahwa anda
membutuhkan kebebasan keuangan atau mebutuhkan uang dengan berlandaskan pada
pemahaman bahwa uang bukanlah segalanya dalam dunia ini, namun perannya vital
dalam kehidupan anda. Akhir kata, semoga anda mampu mencapai kebebasan keuangan
dan menikmati hidup yang bahagia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar