Senin, 07 Mei 2012
Rumah Rasulullah SAW
Kehidupan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam adalah kehidupan yang
dipenuhi dengan keberkahan, karunia dan rahmat Allah Ta’ala, serta jaminan
kehidupan yang bahagia dari Allah Ta’ala di dunia dan akhirat. Oleh karena
itu kewajiban umatnya adalah menjadikan kehidupan Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam sebagai panutan dan suri tauladan dalam kehidupan mereka
.Allah Ta’ala berfirman, artinya, “Sesungguhnya telah ada pada (diri)
Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang
mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak
menyebut Allah”. (QS. al-Ahzab: 21).
Marilah kita melihat bagaimana rumah Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam, rumah yang penuh dengan kerendahan hati, dan bermodalkan
keimanan. Rumah kenabian yang dipenuhi dengan keberkahan. Di dalamnya
banyak pelajaran, suri tauladan dan petunjuk hidup, di tengah-tengah zaman
yang dipenuhi dengan materi serta berlomba-lomba dalam kemewahan.
1. Kamar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
Kamar-kamar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dibangun di atas
pelepah kurma, tembok-temboknya terbuat dari batu-batu yang disusun dengan
tanah liat, atapnya terbuat dari pelepah kurma. al-Hasan al-Bashri
rahimahullah berkata, “Saya masuk rumah istri-istri Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam pada masa khilafah Utsman bin ‘Affan radhiallahu ‘anhu,
saya dapat memegang atapnya dengan kedua tanganku”. (Lihat: Shahih adab
al-mufrod: 450).
Dari Dawud bin Qois berkata, “Saya melihat kamar-kamar Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam terbuat dari pelepah kurma yang terbalut
dengan serabut, saya perkirakan lebar rumah ini, antara pintu kamar dengan
pintu rumah kira-kira 6 atau 7 hasta, saya mengukur luas rumah dari dalam
10 hasta, dan saya kira tingginya antara 7 dan 8, saya berdiri dipintu
‘Aisyah saya dapati kamar ini menghadap Maghrib (Maroko)”. (Lihat: Shahih
adab al-mufrod: 451).
2. Tempat Tidur Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
Terkadang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tidur di atas alas dan
terkadang di atas kulit, tikar, lantai, kasur dan terkadang diatas kain
hitam. Tempat tidur Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam terbuat dari
tali yang dianyam, begitu juga bantalnya.
Dari Ibnu Mas’ud radhiallahu ‘anhu berkata, “Saya menemui Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam saat itu beliau sedang tidur di atas tikar
yang membekas pada pinggangnya, saya menangis”. Beliau berkata, “Apa yang
menjadikanmu menangis ?” saya berkata, “Raja Kisro dan Qoisar tidur diatas
kain sutra sedang engkau tidur diatas tikar”. Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam bersabda, “Perumpamaanku dan dunia ini adalah tidak lain
seperti pengendara yang berlindung di bawah pohon kemudian dia
meninggalkannya”. (HR. Ahmad dan Ibnu Majah dengan sanad Shahih).
Dalam riwayat al-Bukhari dan Muslim Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda, “Janganlah kalian mengatakan demikian, karena tempat tidur Kisro
dan Qoisar akan berada di neraka, sedang tempat tidurku ini pada akhirnya
akan berada di surga”.
3. Perabot Rumah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
Dari Tsabit berkata, “Anas bin Malik mengeluarkan tempat minum yang terbuat
dari kayu dan sangat tebal serta dibalut dengan besi”. Anas berkata: “wahai
Tsabit ini adalah tempat minum Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam,
beliau minum air, sari buah, madu dan susu darinya”. (HR. Tirmidzi).
Ibnu Qoyyim rahimahullah dalam kitab “Zad al-Ma’aad” berkata, “Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam mempunyai bejana dari batu yang digunakan
untuk wudhu, tempat mencuci baju dari kuningan, nampan dari kuningan,
tempat sisir, tempat celak, nampan yang terdiri dari 4 sisi dan dibawa 4
lelaki, mangkok, karpet yang ujung-ujungnya terdapat anyaman, Sa’ad bin
Zuroroh menghadiahkannya kepada beliau”.
4. Keseharian Rasulullah di Rumahnya.
Dari al-Aswad radhiallahu ‘anhu berkata, “saya bertanya kepada ‘Aisyah
radhiallahu ‘anha apa yang dilakukan Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam di rumahnya ?”. ‘Aisyah menjawab, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam selalu membantu keluarganya, jika waktu shalat telah masuk beliau
berwudhu dan pergi untuk shalat”. (HR. Muslim).
Dari ‘Aisyah radhiallahu ‘anha berkata, “Rasulullah menjahit bajunya,
sendalnya dan melakukan apa yang selayaknya dikerjakan para lelaki di
rumahnya” (HR. Ahmad dengan sanad Shahih).
‘Aisyah radhiallahu ‘anha ditanya, “Apa yang dilakukan Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam di rumahnya?” Dia menjawab, “Beliau adalah
manusia selayaknya manusia biasa, beliau membersihkan kotoran yang menempel
pada bajunya, memerah susu dan mengurus dirinya”. (Lihat: Shahih al-adab
al-mufrod: 419).
5. Menu Makanan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
An-Nu’man bin Basyir radhiallahu ‘anhu menyebutkan kondisi Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam, “Saya melihat Nabi kalian melipat perutnya
seharian penuh, tidak mendapatkan makanan yang dapat mengisi perutnya
walaupun itu kurma yang paling jelek”. (H.R Muslim).
‘Aisyah radhiallahu ‘anhu berkata, “Kami adalah keluarga Muhammad selama
sebulan kami tidak menyalakan api kecuali hanya sekedar kurma dan air”.
(HR. al-Bukhari).
‘Aisyah radhiallahu ‘anhu berkata, “Keluarga Muhammad semenjak tinggal di
Madinah tidak pernah kenyang dari makanan yang terbuat dari gandum selama
tiga hari berturut-turut sampai beliau meninggal”. (HR. al-Bukhari).
Al-Bukhari juga meriwayatkan dari ‘Aisyah radhiallahu ‘anhu, bahwa beliau
berkata kepada Urwah, “Wahai anak saudariku, sungguh kami menanti 3 kali
hilal dalam dua bulan dan tidak pernah api itu dinyalakan di rumah-rumah
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam”. Saya (Urwah) berkata, “Lantas apa
yang kalian makan ? ‘Aisyah radhiallahu ‘anha berkata, “Kurma dan air,
tetapi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mempunyai tetangga dari
kalangan anshor yang banyak memberi, mereka sering memberi Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam dari rumah mereka, sehingga mereka bisa
memberi makan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam”.
Imam Muslim meriwayatkan dari ‘Aisyah radhiallahu ‘anhu, beliau berkata,
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tidak pernah kenyang dari roti dan
minyak dalam satu haripun”.
Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu berkata, “Rasulullah meninggalkan dunia ini
sedang beliau tidak pernah kenyang dari gandum dalam satu hari, baik makan
siang maupun makan malam”. (HR. Muslim).
Ibnu ‘Abbas radhiallahu ‘anhuna berkata, “Rasulullah tidur pada beberapa
malam sedang keluarganya melipat perutnya, tidak mendapatkan makan malam”.
(HR. Tirmidzi).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sebagaimana diriwayatkan al-Bukhari
dalam shahihnya selalu membaca do’a, “Ya Allah berikanlah rizki makanan
pokok untuk keluarga Muhammad”.
Ibnu Baththol rahimahullah berkata, “Hadits-hadits tersebut menunjukan atas
fadhilah kesederhanaan dan mengambil seperlunya dari kehidupan dunia serta
mencukupkan diri dari kelebihan hal itu demi mendapatkan kenikmatan akhirat
dan mengedepankan sesuatu yang kekal dari yang fana. Oleh kerena itu
seharusnya, umat beliau mengikutinya dalam hal ini.”
Al-Qurthubi berkata, “Makna hadits ini adalah anjuran untuk mencari
kecukupan, karena makanan pokok itu adalah yag dapat membantu tubuh dan
cukup untuk kebutuhan. Kondisi demikian dapat menyelamatkan diri dari
penyakit kaya dan penyakit miskin.”
Oleh : Nizar Saad Jabal
Sumber : Disadur dari makalah yang ditulis oleh Dr. Amirah bintu Ali
Ash-Sha’idi. Fatwa Islami
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar