Selasa, 29 Mei 2012

MANUSIA YANG TERBAIK




Menjadi Manusia yang terbaik tentunya didambakan oleh setiap insan Namun untuk mendapatkan predikat tersebut sudah tentu ada saratnya. Kita sebagai seorang muslim, memiliki dua hal yang harus kita jaga untuk mencapainya, yang pertama adalah hablumminallah (hubungan kita sebagai hamba dengan Allah SWT) dan yang kedua, yang tak kalah pentingnya adalah hablum minan nas (hubungan baik sesama manusia). Seorang muslim belum dapat mengklaim dirinya sebagai seorang yang terbaik jika salah satu diantara keduanya belum dijalankan dengan baik pula.

Islam yang memiliki lima rukun, mulai dari mengucapkan dua kaliamah syahadat, sholat, zakat, puasa dan mengerjakan ibadah haji bagi yang mampu adalah merupakan gabungan antara hablumminallah dan hablum minan nas, gabungan antara hubungan vertikal dan horizontal.

Pengakuan seorang hamba saat mengucapkan dua kalimah syahadat merupakan tali ikatan untuk menjadi manusia yang terbaik. Kesaksian seorang hamba bahwa tiada tuhan selain Allah dan kesaksian bahwa Nabi Muhammad saw adalah rasul utusan Allah merupakan titik awal menuju manusia yang sempurna. Namun pengakuan dan kesaksian tidaklah cukup tanpa terus menerus menjaga hubungan baik dengan Sang pencipta yaitu dengan melaksanakan sholat sebagai rukun islam yang kedua.

Sholat lima waktu yang dilakukan muslim setiap hari mengandung banyak simbol yang menggambarkan wujud ketaatan dan kerendahan manusia mu’min di hadapan Allah. Dalam sholat, seorang muslim secara simbolis mengikrarkan diri untuk menyerahkan segala gerak-gerik, hidup dan mati hanya untuk Allah. Ikrar yang secara rutin diucapkan ini diharapkan tidak hanya sebatas ucapan, namun diwujudkan sebagai bukti konkrit dalam bentuk aktivitas.

Dalam sholat terdapat simbol-simbol seperti ruku’ (lambang dari ketundukan pada hukum Allah) dan sujud (lambang dari ketaatan kepada perintah Allah). Di samping itu, sholat adalah ibadah anfus (diri). Maknanya, dalam rangka menegakkan Din(agama) Allah, selayaknya seorang Muslim mampu mengorbankan diri (kepentingan individu atau kelompok, waktu, tenaga, dan pikiran) demi tegaknya hukum.

Setelah menjaga hubungan baik dengan Allah dengan melaksanakan ibadah sholat, maka seseorang Muslim yang ingin menjadi manusia terbaik sebagaimana yang telah kita sebutkan tadi, juga hendaknya menjaga hubungan baik dengan sesama manusia, saling menasehati, peka terhadap kehidupan sosial, memiliki sikap peduli terhadap sesama, membantu orang-orang yang membutuhkan bukan malah lari atau berpikir akan ada orang lain yang akan membantunya. Dalam sebuah hadis disebutkan "Sebaik-baik manusia adalah mereka yang paling banyak memberi manfaat untuk manusia (orang lain)"

Islam di dalam rukunnya yang ke tiga mengharuskan bagi setiap muslim untuk mengeluarkan zakat. Dalam makna simbolis, zakat mal (harta) dan zakat fitrah bertujuan mengikis rasa kepemilikan manusia atas hartanya, agar manusia menyadari bahwa hartanya adalah amanat dari Sang Pemilik Harta yang Mahakaya yaitu Allah SWT. Zakat juga mengajarkan kita untuk dapat merasakan denyut penderitaan orang lain. Dengan zakat pula penderitaan orang lain akan menjadi ringan, orang-orang yang kelaparan sudah tidak lagi merasakan pedihnya karena tidak makan dan minum bahkan terkadang sampai berhari-hari. Bukankah ibadah puasa yang melarang untuk makan dan minum menjadi pelajaran bagi kita untuk dapat merasakan bagaimana jika tidak makan dan minum.

Ibadah zakat sebagai ibadah maaliyah (harta) sering digandengkan dengan ibadah Shalat. Ini berarti bahwa dalam rangka menegakkan Din(agama) Islam dan untuk menjadi seorang seorang mukmin yang sempurna dituntut untuk mengorbankan dirinya dan sebagian hartanya. Hal ini dituangkan secara jelas di dalam Al qur'an "Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu Aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelmatkan kamu dari azab yang pedih? (yaitu) kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu, itulah yang lebih baik bagi kamu jika kamu mengetahuinya. Niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosamu dan memasukkan kamu kedalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, dan (memasukkan kamu) ketempat tinggal yang baik di dalam surga ‘And. Itulah keberungtungan yang besar. "(QS Ash-Shaff/61: 10-12.)

Cara lain yang diajarkan islam untuk tetap menjaga hubungan baik antara sesama manusia adalah disyariatkannya ibadah qurban. Dengan berqurban, akan tertanam di diri kita sifat kepedulian kepada kaum dhuafa, yakni orang-orang yang membutuhkan hewan kurban yang merupakan tanggung jawab kita bersama sebagai saudara seiman. Selain itu, dalam ibadah kurban juga tersirat pesan-pesan rohani agar kita ikut aktif dan bertanggung jawab untuk menciptakan suasana persaudaraan. Ini disyaratkan Alquran melalui firman-Nya: ''Maka, makanlah sebagian dari padanya dan sebagian lagi untuk dimakan orang-orang sengsara lagi fakir.'' (QS Al-Hajj: 28).

Menjaga hubungan baik sesama manusia bukan hanya sesama manusia yang masih hidup, akan tetapi juga dengan mereka yang telah mendahului kita yaitu dengan mengenang jasa-jasa dan pengorbanan mereka serta mendoakan mereka.


Pada bulan ini yaitu bulan Zulhijjah sebagian umat islam melaksanakan ibadah haji, Latar belakang ibadah ini didasarkan pada ibadah serupa yang dilaksanakan oleh nabi-nabi sebelum nabi Muhammad SAW, terutama nabi Ibrahim. Ritual Tawaf didasarkan pada ibadah serupa yang dilaksanakan oleh umat-umat sebelum nabi Ibarahim. Ritual Sa'i, yakni berlari antara bukit Shafa dan Marwa, juga didasarkan untuk mengenang ritual istri kedua nabi Ibrahim ketika mencari air untuk anaknya yaitu Nabi Ismail. Sementara Wukuf di Arafah adalah ritual untuk mengenang tempat bertemunya Nabi Adam. dan Siti Hawa di muka bumi. Ini semua mengajarka kita untuk tidak lupa dengan pendahulu kita, tidak lupa dengan jasa dan pengorbanan mereka. Wallahua’lam.


Khairurrazi Mahmud




Tidak ada komentar:

Posting Komentar